Washington DC -
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mempertimbangkan untuk terbang ke Turki, di sela-sela kunjungan ke Timur Tengah, guna menghadiri langsung perundingan damai antara Ukraina dan Rusia, yang dijadwalkan pekan ini.
Pertemuan yang dijadwalkan digelar di Istanbul ini akan menjadi perundingan langsung pertama antara para pejabat Ukraina dan Rusia sejak bulan-bulan awal invasi Moskow terhadap Kyiv pada tahun 2022.
Pertimbangan untuk terbang ke Turki itu, seperti dilansir AFP, Selasa (13/5/2025), dilontarkan Trump sebelum terbang ke Arab Saudi, yang menandai dimulainya kunjungan kenegaraan ke kawasan Timur Tengah pekan ini. Dia mengatakan dirinya akan menghadiri perundingan itu jika dia "berpikir hal itu akan membantu".
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya berpikir untuk benar-benar terbang ke sana. Ada kemungkinan itu, saya kira, jika saya berpikir hal itu dapat terjadi," kata Trump kepada wartawan di Gedung Putih pada Senin (12/5), sesaat sebelum dia berangkat ke Saudi.
"Saya pikir Anda mungkin mendapatkan hasil yang baik dari pertemuan pada hari Kamis (15/5) mendatang di Turki antara Rusia dan Ukraina, dan saya meyakini kedua pemimpin akan berada di sana," katanya.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah mengonfirmasi bahwa dirinya akan hadir langsung dalam perundingan di Turki tersebut. Zelensky juga mengharapkan kehadiran Trump secara langsung dalam perundingan yang dijadwalkan pada Kamis (15/5) mendatang.
Zelensky bahkan mengatakan dirinya siap untuk "negosiasi langsung dan substantif dengan (Presiden Rusia Vladimir) Putin. Namun sejauh ini, Kremlin masih bungkam soal kemungkinan kehadiran Putin dalam perundingan di Turki.
Padahal Putin yang mengusulkan pertemuan langsung tersebut sebagai tawaran balasan terhadap usulan gencatan senjata selama 30 hari yang diajukan oleh Ukraina dan negara-negara sekutu Eropa pada akhir pekan lalu. Otoritas Kyiv menyebut usulan itu telah "diabaikan sepenuhnya" oleh Moskow.
Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.
Ketika ditanya apakah dirinya akan memberikan sanksi kepada Rusia jika Putin tidak menyetujui usulan gencatan senjata selama 30 hari, Trump menjawab: "Saya memiliki firasat mereka akan setuju. Saya merasakan itu. Saya punya firasat."
Departemen Luar Negeri AS, dalam pernyataan terpisah, mengatakan bahwa Menteri Luar Negeri (Menlu) Marco Rubio telah berbicara dengan Menlu Turki Hakan Fidan untuk menyampaikan terima kasih kepada Ankara karena bersedia "menjadi tuan rumah dan memfasilitasi negosiasi langsung antara Rusia dan Ukraina".
Rubio yang mendampingi Trump dalam kunjungan ke Timur Tengah, menurut Departemen Luar Negeri AS, "menyambut baik kemungkinan gencatan senjata segera".
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, dalam pernyataannya, mengatakan dirinya siap menjadi tuan rumah dan mendesak pihak-pihak yang berkonflik untuk memanfaatkan "jendela kesempatan" guna mencapai penyelesaian damai.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini