Komunitas Australia menggalang dana bagi warga Indonesia yang rumahnya terbakar akhir Desember tahun lalu.
Rumah tersebut adalah milik Yulitta Owen, akrab disapa Yuli, yang tinggal bersama suami dan keempat anaknya di sebelah utara pusat kota Melbourne.
Yuli yang merupakan perawat di bangsal penanganan kanker Royal Melbourne Hospital sedang bekerja ketika ia mendapat telepon dari suaminya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketika menerima panggilan tersebut, ia merasakan ada kejanggalan.
"Saya bilang ini suami saya telepon terus, ini pasti ada emergency," kata Yuli kepada Billy Adison dari ABC Indonesia.
"Saya angkat dan dia bilang kalau rumah kami terbakar."
Yuli mengatakan ia dan keluarganya sudah menempati rumah tersebut sejak 21 tahun yang lalu.
Meski masih menunggu hasil penyelidikan resmi, polisi menduga kebakaran tersebut disebabkan oleh ledakan baterai panel surya di atap mereka.
Pada saat kejadian, suhu udara di Melbourne mencapai 42 derajat Celsius.
Namun, masa berlaku asuransi rumah Yuli sudah habis saat kebakaran tersebut terjadi. Ia pun mengaku terlambat membayarnya.
Kondisi atap area dapur rumah Yuli.
Kondisi atap rumah Yuli yang terbakar dari dalam rumah.
Kondisi atap rumah Yuli yang terbakar dari luar.
Meski sudah mengajukan klaim, pihak asuransi tidak bisa menutupi biaya renovasi rumahnya yang dibeli pada tahun 1970 itu.
"Mereka jawabannya, diplomasinya, karena sudah memberikan notifikasi waktu itu, makanya kita juga terima, mungkin kita yang salah juga," ujar Yuli.
"Kalau asuransi dibayarkan … kita hanya mungkin pindah tempat, semua diperbaiki asuransi, sewa rumah dibayarin asuransi, kita mungkin hanya sedih saja karena rumah terbakar."
"Tapi kalau sekarang, sudah rumah terbakar, kita harus bayar sendiri perbaikan."
Penggalangan dana komunitas Australia
Dua hari setelah rumahnya terbakar, rekan kerja Yuli di Royal Melbourne Hospital berkumpul untuk menggalang dana.
Grace O'Toole, salah satu inisiator penggalangan dana dan teman kerja Yuli, mengatakan banyak pihak yang prihatin dan berupaya ingin terus mendukungnya.
"Yuli sudah seperti ibu bagi kami semua," kata Grace.
"Jadi ketika kami mendengar apa yang terjadi, tanpa berpikir dua kali, kami langsung menolongnya."
Hingga saat ini, situs GoFundMe mencatat lebih lebih dari $27,000 (Rp275 juta) dana sudah terkumpul.
Grace mengatakan dana tersebut akan digunakan untuk merenovasi rumah Yuli dan membayar biaya sewa rumah kontraknya yang akan ditempati hingga enam bulan ke depan.
Bagi Yuli, eratnya hubungan dan keinginan untuk membantu, baik dari para tetangga yang berlatar belakang beragam maupun dari komunitas Indonesia di Melbourne "menyelamatkan hidupnya."
"Tetangga, teman, relasi, semua membantu, jadi guyub, jadi mengingatkan saya di Indonesia," kata Yuli.
"Padahal mereka komunitas di Australia ini multicultural background [latar belakangnya beragam]."
Yuli juga mengatakan teman-teman Indonesia nya tidak berhenti menanyakan kondisinya dan menawarkan bantuan.
"Mereka selalu membombardir dengan 'apa yang bisa dibantu, Mbak Yuli?'" katanya.
Sebulan sejak kebakaran tersebut, Yuli merasa bersyukur karena insiden tersebut tidak menelan korban jiwa.
Apalagi bila menimbang kerusakan yang lebih parah yang dialami warga di negara bagian Victoria lebih luas maupun di negara bagian yang lain sesaat Australia menghadapi peringatan bahaya kebakaran hutan.
Hoegeng Awards 2025
Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu