Washington DC -
AS dan China menyetujui penurunan sementara tarif impor yang diterapkan kepada satu sama lain.
Menteri Keuangan AS Scott Bessent menyatakan bahwa kedua negara akan menurunkan tarif resiprokal mereka sebesar 115% selama 90 hari.
Pengumuman ini muncul setelah China dan AS melakukan perundingan dagang secara intensif di Swiss pada akhir pekan lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berlangsung selama dua hari, ini adalah pertemuan pertama sejak Presiden AS Donald Trump memberlakukan tarif tinggi terhadap barang-barang China yang masuk ke AS pada Januari.
Kebijakan ini kemudian dibalas oleh China dengan pengenaan tarif tinggi terhadap produk AS yang masuk ke China.
Trump mengenakan tarif sebesar 145% untuk impor dari China. Beijing kemudian membalasnya dengan mengenakan tarif sebesar 125% untuk beberapa barang dari AS.
Setelah perundingan tersebut, tarif AS untuk impor dari China akan dipangkas menjadi 30% selama 90 hari.
Adapun tarif China untuk impor dari AS akan dipangkas menjadi 10% untuk periode waktu yang sama.
Baca juga:
- Kesaksian para pengusaha UMKM China yang terdampak tarif Trump 'Kami benar-benar kewalahan'
- China peringatkan negara yang negosiasi tarif dengan AS, apa kata pemerintah Indonesia?
- Akankah 'serangan pesona' China mengubah peta Asia Tenggara dan bagaimana posisi Indonesia?
Paket kebijakan AS masih menyertakan bagian tambahan yang bertujuan menekan Beijing untuk berupaya lebih keras dalam memberantas perdagangan ilegal fentanyl.
Seperti diketahui, AS menduga obat opioid yang sangat kuat ini disalurkan secara ilegal termasuk ke Meksiko dan Kanada.
Para pejabat AS mengaku terkejut atas kesediaan China untuk menangani isu ini.
"Kedua negara memperjuangkan kepentingan nasional mereka dengan sangat baik," kata Bessent.
"[AS dan China] memiliki kepentingan dalam perdagangan yang seimbang, dan AS akan terus bergerak ke arah itu."
Menteri Keuangan AS Scott Bessent dan Wakil Perdana Menteri China He Lifeng mengadakan pertemuan di Jenewa (BBC)
Pemberlakuan tarif yang sangat besar ini awalnya menyebabkan gejolak di pasar keuangan dan memicu kekhawatiran akan resesi global.
Kabar mengenai penundaan tarif ini mendorong pemulihan di bursa saham."
Indeks acuan Hang Seng Hong Kong melonjak setelah pengumuman tersebut dan berakhir dengan kenaikan 3%.
Sementara Indeks Komposit Shanghai China telah ditutup sebelum rincian kesepakatan diumumkan, dan berakhir 0,8% lebih tinggi.
Adapun saham-saham Eropa dibuka menguat dan indikasi awal menunjukkan bahwa bursa saham utama AS akan dibuka naik antara 2 hingga 3%."
Perundingan dagang yang 'produktif' dan 'mendalam'
Sebelumnya, baik AS maupun China menyatakan terdapat kemajuan dalam perundingan dagang di Swiss.
Menteri Keuangan AS Scott Bessent menggambarkan pembicaraan intensif kedua negara sebagai "produktif dan konstruktif," sementara Wakil Perdana Menteri China He Lifeng mengatakan bahwa pembicaraan itu "mendalam" dan "terus terang".
Gedung Putih menyebut pertemuan bilateral sebagai "kesepakatan dagang" tetapi tidak memberikan rincian lebih lanjut.
Pernyataan bersama dengan detail lengkap diperkirakan akan dirilis pada Senin (12/05) waktu setempat.
Bessent dan He terlibat dalam diskusi tertutup yang bersifat rahasia sepanjang akhir pekan.
Pertemuan tatap muka ini merupakan yang pertama antara AS dan China sejak kedua negara terlibat perang tarif yang intens.
Setelah perundingan di Jenewa dirampungkan, Duta Besar Jamieson Greer selaku perwakilan dagang AS, mengatakan bahwa "kesepakatan yang kami capai dengan mitra-mitra China kami" akan membantu mengurangi defisit perdagangan AS sebesar US$ 1,2 triliun (sekitar Rp 19,9 kuadriliun).
Bessent menyatakan bahwa AS dan China telah membuat "kemajuan substansial" dalam meredakan perang dagang.
Terpisah, Wakil Perdana Menteri China He Lifeng mengatakan perundingan tersebut "sangat penting bagi kedua negara dan memiliki dampak signifikan pada stabilitas dan perkembangan ekonomi global".
He menambahkan bahwa kedua pihak telah mencapai serangkaian kesepakatan. Selain itu, AS dan China juga sepakat untuk membentuk mekanisme konsultasi ekonomi dan perdagangan.
Ngozi Okonjo-Iweala, inspektur jenderal Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), menyebut perundingan AS-China sebagai "langkah maju yang signifikan".
Dia mendesak kedua negara untuk "memanfaatkan momentum ini".
Baca juga:
- China bersiap pindahkan pabrik-pabrik ke Asia Tenggara demi hindari tarif AS, Indonesia jadi tujuan?
- Apa ancaman dan peluang di balik tarif 'timbal balik' Trump bagi Indonesia?
- Presiden AS Donald Trump sebut China 'kendalikan' Terusan Panama, benarkah tuduhan itu?
Pada Senin (12/05), saham-saham di China daratan dan Hong Kong naik sementara pasar saham AS juga diperkirakan akan dibuka lebih tinggi ketika perdagangan dibuka.
Mata uang China, yuan, menguat terhadap dolar AS.
Frank Lavin, mantan wakil menteri perdagangan internasional di Departemen Perdagangan AS, memperkirakan kedua negara akan memangkas tarif.
Namun, Lavin mengatakan kepada program BBC Business Today bahwa besaran tarif akan tetap "jauh di atas norma historis".
Sementara Andrew Wilson, wakil sekretaris jenderal Kamar Dagang Internasional, mengatakan tingkat tarif saat ini perlu dikurangi secara substansial.
Walaupun hasil perundingan dagang AS-China pada akhir pekan terkesan "sangat positif", Wilson menekankan tarif akan "tetap sangat mengganggu arus perdagangan internasional" jika tetap berada di atas 20%.
"Saya rasa kita perlu menetapkan 30% sebagai patokan, idealnya menuju ke 20%," ujarnya.
Sebelumnya, Deborah Elms, kepala kebijakan perdagangan di Hinrich Foundation, menyangsikan perundingan di Jenewa akan benar-benar mengatasi persoalan tarif timbal balik.
"Saya rasa yang paling mungkin terjadi adalah kesepakatan antara kedua pihak terus bernegosiasi," katanya pada program BBC Newsday.
Trump mengumumkan kebijakan tarifnya yang diterapkan ke sejumlah negara Asia dan Uni Eropa (Getty Images)
Presiden Trump memuji "reset total" dalam hubungan antara AS dan China setelah hari pertama perundingan dirampungkan pada Sabtu (10/05).
Dalam unggahan di media sosial, Trump mengatakan pertemuan berlangsung "sangat baik" dan perubahan telah "dinegosiasikan secara bersahabat, tetapi konstruktif".
"Kami ingin melihat, demi kebaikan China dan AS, dibukanya China untuk bisnis Amerika. KEMAJUAN BESAR TELAH DICAPAI!!!" tambah Trump.
Pada hari Jumat (09/05), sebelum perundingan dimulai, Sekretaris Pers Gedung Putih Karoline Leavitt mengatakan bahwa Washington tidak akan menurunkan tarif secara sepihak, dan China perlu memberikan konsesinya sendiri.
Baca juga:
- Mengapa hubungan mesra Trump dan Xi Jinping merenggang?
- Mengapa China gelontorkan ratusan triliun rupiah supaya warganya lebih sering belanja?
- Perang dagang AS-Uni Eropa memanas setelah Trump berlakukan tarif impor baja
Di sisi lain, kedua belah pihak juga mengeluarkan berbagai peringatan menjelang pertemuan bilateral itu.
Beijing mengatakan AS harus melonggarkan tarif, sementara Bessent menekankan bahwa fokusnya adalah pada "de-eskalasi" dan ini bukanlah "kesepakatan dagang besar".
Media pemerintah China melaporkan bahwa Beijing memutuskan untuk terlibat dengan AS setelah sepenuhnya mempertimbangkan ekspektasi global, kepentingan negara, dan permintaan dari perusahaan-perusahaan Amerika.
Bulan lalu, BBC menemukan bahwa eksportir China kesulitan akibat tarif AS.
Sebuah perusahaan, Sorbo Technology, melaporkan bahwa setengah dari produknya yang biasanya dijual ke AS kini menumpuk di gudang di China.
Sementara ekonomi AS menyusut dalam tiga bulan pertama tahun initerkontraksi pada tingkat tahunan sebesar 0,3%. Hal ini terjadi karena perusahaan-perusahaan bergegas memasukkan barang ke negara tersebut.
Pekerja pabrik di China terdampak perang dagang yang dipicu tarif Trump (Getty Images)
Perang dagang antara China dan AS meningkat bulan lalu setelah Presiden Trump mengumumkan tarif dasar universal untuk semua impor ke Amerika Serikat, pada apa yang disebutnya "Hari Pembebasan".
Sekitar 60 mitra dagang, yang oleh Gedung Putih digambarkan sebagai "pelanggar terburuk", dikenakan tarif yang lebih tinggi daripada yang lain.
Daftar tersebut termasuk China dan Uni Eropa.
Trump mengatakan ini adalah balasan atas kebijakan perdagangan tidak adil selama bertahun-tahun terhadap AS.
Secara terpisah, Trump juga mengumumkan pajak impor 25% untuk semua baja dan aluminium yang masuk ke AS, dan tarif tambahan 25% untuk semua mobil dan suku cadang mobil.
Pekan lalu, AS dan Inggris dilaporkan menyepakati kesepakatan.
Tarif 25% akan dipotong menjadi 10% untuk maksimal 100.000 mobil Inggris sesuai dengan jumlah mobil yang diekspor Inggris tahun lalu.
(nvc/nvc)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini