Washington DC -
"Tiga tahun lalu, saya mencuci pakaian di WC umum. Sekarang saya punya mobil pertama seharga US$3 juta."
Pada 1999, Elon Musk melontarkan pernyataan itu dalam sebuah acara televisi. Momen tersebut merupakan perkenalan terhadap sosoknya, yang kini terkenal, kontroversial, diselimuti mitos, politik, dan uang begitu banyak uang.
Kini, Musk adalah miliarder terkaya di dunia, menurut Bloomberg Billionaires Index. Kekayaan bersihnya saat ini diperkirakan sekitar US$386 miliar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Melalui kekuatan ekonominya, Musk secara aktif menyokong kampanye Donald Trump sejak 2024.
Trump dan Musk bersekutu saat kampanye pemilihan Presiden AS pada 2024. Namun, kedua sosok itu kini bertengkar dan saling tuduh. (ALEX WROBLEWSKI,ALLISON ROBBERT/AFP via Getty Images)
Langkah tersebut membuatnya memperoleh kursi di pemerintahan Trump sebagai kepala Departemen Efisiensi Pemerintah, yang dikenal sebagai DOGE. Departemen itu baru dibentuk tahun ini dengan tujuan mengurangi pengeluaran publik.
Namun, beberapa hari lalu, Musk mengundurkan diri dan memutuskan untuk mengkritik Trump di depan umum.
Trump pun membalas dan memicu saling tuding yang, menurut koresponden BBC Anthony Zurcher, menempatkan "orang terkaya di dunia dan politisi paling berkuasa di planet ini dalam pertarungan sampai mati."
Ini adalah bab terakhir dalam biografi Elon Musk yang rumit.
Dirundung saat kanak-kanak
Musk lahir pada 1971 dari keluarga kaya di Pretoria, Afrika Selatan.
Ayahnya, Errol Musk, bekerja sebagai insinyur elektromekanik. Adapun ibunya, Maye Musk, adalah seorang model dan ahli gizi.
Ayah Musk telah berulang kali mengklaim bahwa kekayaan keluarganya berasal dari pertambangan zamrud di Zambia, tetapi Elon membantahnya.
Biografi yang ditulis oleh Walter Isaacson, menyebutkan masa kecil Musk yang kompleks. Musk kesulitan memahami pergaulan sosial karena sindrom Asperger yang diidapnya, perundungan di sekolah, dan perceraian orang tuanya.
Namun, meskipun kurang dalam pergaulan sosial, seperti yang dikatakannya sendiri, kemampuan berwirausaha adalah keahliannya. Bersama saudaranya, ia menjual telur Paskah buatan sendiri dari pintu ke pintu dan mengembangkan permainan komputer pertamanya pada usia 12 tahun.
Pada usia 17 tahun, ia bermigrasi ke Kanada, tempat asal ibunya. Dari sana, ia bertolak ke Amerika Serikat, tempat ia belajar ekonomi dan fisika di University of Pennsylvania, sebuah universitas Ivy League.
Elon Musk lahir di Afrika Selatan. Dia kemudian mengembangkan bisnisnya di AS (LLISON ROBBERT/AFP via Getty Images)
Saat kuliah, ia bertemu dengan istri pertamanya, penulis Justine Musk, yang menulis dalam esai tahun 2010 untuk majalah Marie Claire bahwa bahkan sebelum ia mulai mengumpulkan kekayaan, Musk "bukanlah orang yang bisa menerima penolakan."
"Keinginan untuk bersaing dan mendominasi, yang membuatnya begitu sukses dalam bisnis, tidak hilang begitu saja saat ia pulang," kenangnya.
Justine menambahkan bahwa Musk mengatakan kepadanya saat berdansa di pesta pernikahan mereka, "Saya adalah pemimpin dalam hubungan ini."
Era kebangkitan perusahaan dot com
Kekayaan pemilik Tesla, SpaceX, dan jejaring sosial X ini tidak tumbuh dalam semalam.
Kekayaannya juga tidak muncul begitu saja di garasi, seperti yang disiratkan mitos tentang pendirian banyak perusahaan teknologi.
Musk sempat hendak melanjutkan studi fisikanya di program pascasarjana Universitas Stanford, tetapi memilih keluar.
Pada 1990-an, ia memulai perjalanannya di dunia teknologi pada masa kejayaan dot-com dengan mendirikan dua perusahaan. Yang pertama, Zip2, adalah semacam buku telepon bisnis digital. Yang kedua, x.com, adalah bank daring.
- Mengapa Elon Musk jadi juru pangkas anggaran dan regulasi pemerintahan Trump?
- Kendaraan tempur ini dulu digunakan di Irak, sekarang ditempatkan di perbatasan AS-Meksiko
- Adolf Hitler dan Nazi Apakah nazisme gerakan sayap kiri atau sayap kanan?
Pada periode inilah ia membeli "mobil pertamanya seharga US$3 juta."
Ia menjual perusahaan pertamanya seharga US$300 juta. Yang kedua adalah cikal bakal PayPal, layanan pembayaran daring yang ia jual seharga US$1,5 miliar pada tahun 2002.
Musk tidak berpuas diri. Dia memilih berinvestasi di perusahaan roket baru, SpaceX, dengan tujuan menciptakan alternatif yang efisien dan privat bagi NASA. Di sisi lain, dia mendirikan Tesla, perusahaan mobil listrik.
Dua perusahaan ini dianggap berjasa mengubah industri masing-masing, bahkan ketika keduanya kadang-kadang hampir mengalami kebangkrutan finansial.
Musk terobsesi menjajah Planet Mars (Marvin Joseph/The Washington Post via Getty Images)
SpaceX lahir dengan ide pengembangan wisata luar angkasa. Pada 2018, perusahaan ini mencapai tonggak sejarah yang sinematik sekaligus eksentrik: mengirim mobil Tesla ke luar angkasa.
Namun tujuan akhir perusahaan ini adalah sesuatu yang juga menjadi obsesi Musk: bahwa manusia suatu hari nanti akan menjajah Mars. Musk pernah berkata bahwa ia ingin mati di sana.
Bahkan, dalam sebuah wawancara dengan BBC, pengusaha itu mengatakan bahwa ia yakin bakal menghabiskan sebagian besar uangnya untuk membangun pangkalan di Mars.
Obsesi dengan X
Langkah Elon Musk yang paling terkenal dan kontroversial mungkin adalah pembelian platform media sosial Twitter pada Oktober 2022.
Ia mengganti nama Twitter dengan huruf yang tampaknya telah memberinya keberuntungan sejak awal: X.
Namun, karyawannya kurang beruntung: perusahaan itu secara drastis mengurangi jumlah tenaga kerjanya, termasuk tim yang bertanggung jawab untuk menjaga keamanan platform.
Perusahaan itu juga memperkenalkan langganan premium baru sehingga bisnisnya tidak hanya bergantung pada iklan untuk pendapatan.
Musk mengatakan saat itu bahwa ia berinvestasi di Twitter karena ia percaya "pada potensinya untuk menjadi platform bagi kebebasan berekspresi di seluruh dunia."
"Saya percaya bahwa kebebasan berekspresi adalah keharusan sosial untuk demokrasi yang berfungsi," tegasnya.
Namun, ia tidak ragu untuk memblokir sejumlah jurnalis dari beberapa media, seperti New York Times, CNN, dan Washington Post, setelah menuduh mereka membagikan data lokasinya.
- Elon Musk buka suara, menjadi pemilik Twitter "cukup menyakitkan"
- Kisah di balik pembelian Twitter seharga Rp682,5 triliun oleh Elon Musk
- Enam twit kontroversial Elon Musk yang membuatnya dalam masalah
Organisasi seperti Uni Eropa, PBB, serta pemerintah dan jurnalis, mengutuk tindakan tersebut.
"Kebebasan pers bukanlah mainan," kata Wakil Sekretaris Jenderal PBB Melissa Fleming.
"Pers yang bebas adalah landasan masyarakat demokratis dan alat utama dalam memerangi disinformasi yang berbahaya."
Musk menerapkan banyak perubahan pada praktik moderasi X.
Beberapa analisis menunjukkan bahwa ujaran kebencian meningkat di jejaring sosial X setelah dibeli Musk. Hal ini menyebabkan banyak perusahaan dan pengguna meninggalkan platform tersebut dalam istilah yang dikenal sebagai "eksodus besar-besaran".
Akibatnya, nilai perusahaan X anjlok dari US$44 miliar menjadi hanya US$9,4 miliar, menurut beberapa perkiraan.
- Pro-kontra Starlink di Indonesia - 'Pemain lokal juga mampu, pemerintah jangan anak emaskan pemain asing'
- Bill Gates: Kami telah menyumbangkan Rp1.651 triliun, tetapi anak-anak saya tidak akan miskin saat saya wafat
- DeepSeek: Chatbot AI asal China yang kalahkan popularitas ChatGPT
Musk juga memiliki ambisi di sektor AI. Dia menjadi investor awal di perusahaan induk ChatGPT sebelum berpisah pada tahun 2018 dan mendirikan perusahaannya sendiri pada 2023, yaitu xAI. Dia beralasan hal itu dilakukan "untuk memahami hakikat sejati alam semesta."
Pada Februari 2024, ia menggugat OpenAI dan bosnya, Sam Altman, dengan tuduhan bahwa perusahaan yang ia bantu dirikan telah meninggalkan asal-usul nirlaba dan sumber terbuka dengan bergabung ke Microsoft.
Setahun kemudian, Musk memimpin tawaran pengambilalihan yang ditolak mentah-mentah oleh Altman.
"Saya tidak pernah sepenuhnya yakin dia tahu apa yang ingin dia lakukan besok," kata jurnalis Chris Stokel-Walker tentang minat Musk yang luas. "Dia didorong oleh naluri."
Dari ideologi 'moderat' ke juru bicara gerakan 'anti-woke'.
Musk telah lama mendefinisikan dirinya sebagai "moderat secara politik" dan "independen."
Bahkan, ia mengatakan bahwa ia memilih Barack Obama, Hillary Clinton, dan, dengan berat hati, Joe Biden, yang semuanya dari Partai Demokrat.
Namun baru-baru ini, ia menjadi sangat kritis terhadap Partai Demokrat dan mengalihkan dukungannya kepada Trump dan Partai Republik, sesuatu yang ia lakukan secara resmi setelah percobaan pembunuhan terhadap Trump pada musim panas tahun 2024.
Ia mengkritik kebijakan ekonomi, imigrasi, pengendalian senjata, dan mengecam banyak dari kebijakan Partai Demokrat yang "woke [sadar]", istilah yang digunakan untuk merendahkan kebijakan sayap kiri atau liberal.
Elon Musk aktif mendukung Trump dalam kampanye pemilihan presiden 2024 (ANGELA WEISS/AFP via Getty Images)
Bahkan, Musk pernah mengungkapkan pendapatnya tentang orang-orang transgender. Beberapa orang menyebutnya anti-gay karena beberapa perselisihan yang melibatkannya.
Ia juga mengeluh tentang orang-orang yang menggunakan kata ganti mereka sendiri, menulis di Twitter pada tahun 2020 bahwa "kata ganti itu menyebalkan," sebelum menghapus pesan tersebut.
Dia kemudian mengunggah: "Saya benar-benar mendukung kaum transgender, tetapi semua kata ganti ini adalah mimpi buruk estetika."
Pada saat yang sama, putrinya, yang sekarang diakui sebagai perempuan dengan nama Vivian Jenna Wil, mengatakan bahwa dia tidak ingin memiliki hubungan dengan ayah kandungnya "dengan bentuk apa pun."
Anak-anak Musk
Musk adalah ayah dari lebih 10 anak dengan pasangan yang berbeda (IM WATSON/AFP via Getty Images)
Musk adalah ayah dari lebih 10 anak dengan pasangan yang berbeda. Dia menyebut masa depan umat manusia adalah salah satu perhatiannya.
Meskipun ia tertarik pada pengembangan kecerdasan buatan, ia telah menjadi salah satu tokoh paling terkemuka yang menyatakan kekhawatiran tentang ancaman yang diduga dapat ditimbulkan oleh AI superintelijen terhadap manusia.
Ia mengklaim bahwa kebangkitan AI, dikombinasikan dengan penurunan angka kelahiran, dapat mengakibatkan "tidak cukup banyak orang" di dunia.
Hal ini membawanya lebih dekat ke gerakan pronatalis, yang menganggap penurunan angka kelahiran sebagai masalah serius bagi dunia dan melihat keluarga besar sebagai solusinya.
'Sok tahu, ego meluap-luap tapi pembicara yang pemalu'
Dalam biografi Musk tahun 2015, penulis Ashlee Vance menggambarkan Musk sebagai "orang sok tahu yang suka berkonflik dengan ego yang meluap-luap."
Ia juga mengatakan Musk adalah "penari yang canggung dan pembicara yang pemalu."
Di media, ia disebut sebagai seorang jenius gila dan troll terbesar di Twitter, yang dikenal karena ambisinya yang tinggi dan gemar bertengkar mengenai hal-hal yang remeh. Belum lagi tuntutan hukum yang ia dan perusahaannya hadapi dari regulator, investor, dan lainnya atas isu-isu seperti diskriminasi rasial.
Namun Musk terbuka tentang kekurangannya.
"Jika Anda menyebutkan dosa-dosa saya, saya terlihat seperti orang terburuk di dunia," katanya dalam wawancara TED tahun 2022.
"Tetapi jika Anda membandingkannya dengan hal-hal yang telah saya lakukan dengan benar, itu jauh lebih masuk akal."
Setelah berselisih dengan Trump, ia menyatakan di X bahwa ia akan tetap berkiprah.
"Trump memiliki tiga setengah tahun tersisa sebagai presiden, tetapi saya akan berada di sini selama lebih dari 40 tahun."
*Laporan dari Tom Espiner, Tom Gerken, Liv McMahon, Natalie Sherman dan Dearbail Jordan.
BBC
(nvc/nvc)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini