Alasan Manusia Berlomba Kembali ke Bulan

5 hours ago 3

Washington DC -

Program Artemis adalah program penerbangan antariksa manusia yang dipimpin oleh NASA yang melibatkan 55 kolaborator internasional, termasuk Badan Antariksa Eropa (European Space Agency/ESA).

NASA berniat membangun pangkalan permanen di kutub selatan Bulan dan menamakannya Artemis Base Camp. Program ini bertujuan untuk meluncurkan stasiun luar angka baru "Gateway" ke orbit Bulan.

Sementara itu, sebuah proyek gabungan Rusia-Cina yang melibatkan 13 mitra internasional, juga berniat untuk membangun pangkalan di Bulan, yang disebut Pusat Penelitian Bulan Internasional (Internasional Lunar Research Station) pada tahun 2035.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Baik program Base Camp Artemis maupun Stasiun Penelitian Bulan Internasional, keduanya diusulkan sebagai proyek ilmiah. Jika sukses, kedua pangkalan ini akan menjadi tempat tinggal para astronaut untuk kunjungan singkat dan menjadi tempat bagi peralatan robotik permanen yang dapat dioperasikan dari Bumi.

Namun, Bulan juga selalu memiliki nilai strategis. Selama era Perang Dingin, Amerika Serikat (AS) dan Rusia di era Soviet bersaing dalam proyek antariksa dan perlombaan ke Bulan. Zaman sekarang hal ini tak berubah, kecuali ada lebih banyak pemain. AS, misalnya, telah menyatakan secara terbuka bahwa mereka menganggap diri mereka berada dalam perlombaan antariksa baru yang ingin mereka menangkan. Apa alasannya?

Sumber daya di Bulan

Sebagian daya tarik Bulan terletak pada kekayaan sumber daya alamnya yang melimpah. Misalnya, besi, silikon, hidrogen, titanium, hingga unsur logam tanah jarang.

Terlepas dari biaya ekstraksi dan transportasi yang relatif tinggi, sebagian besar sumber daya ini dapat dibawa kembali ke Bumi, yang semakin menipis sumber daya alamnya.

Operasi penambangan di bulan juga dapat membuka jalan untuk mengekstraksi kekayaan mineral sangat besar yang ada di asteroid. Bulan akan menjadi tempat pertama yang akan diuji coba. Sebagian material yang diekstraksi bisa digunakan untuk menggantikan material yang harus dibawa dari Bumi dan membuat pangkalan di Bulan tidak tergantung lagi pada pasokan dari Bumi.

Contohnya regolith (tanah bulan), yang dapat digunakan sebagai perlindungan dari radiasi dan bahan baku konstruksi lainnya untuk pangkalan di Bulan.

Kemudian, air yang pertama kali ditemukan pada tahun 2008 oleh misi Chandrayaan-1 milik India akan menjadi sangat vital perannya untuk konsumsi, menanam makanan dan mendinginkan peralatan.

Misi-misi sejak Chandrayaan-1 telah menunjukkan adanya konsentrasi es yang tinggi di kutub Bulan. Hal itu menjadi alasan penempatan koloni pertama di Bulan kemungkinan akan dibangun di sana.

Pangkalan di Bulan juga dapat digunakan sebagai "ruang transit" bagi para astronaut dalam perjalanan mereka ke Mars.

Jika membicarakan energi, radiasi matahari telah digunakan untuk memberi daya pada beberapa pesawat ruang angkasa dan satelit. Namun, regolith dan es juga bisa digunakan untuk menghasilkan energi. Selain itu, Bulan juga mengandung sejumlah besar helium-3, yang merupakan bahan bakar potensial untuk tenaga fusi nuklir.

Misi ke Mars di masa depan kemungkinan akan singgah di Bulan sekaligus melakukan pengisian ulang bahan bakar.

Penelitian ilmiah di Bulan?

Penelitian ilmiah di Bulan merupakan inti dari Program Eksplorasi ESA, mirip dengan tujuan badan antariksa lainnya. Hal itu dipaparkan oleh Sara Pastor, Manajer Program Bulan ESA lewat sebuah email kepada DW.

Manusia telah ditempatkan di luar angkasa selama 20 tahun terakhir di Stasiun Luar Angkasa Internasional, ISS. Namun ISS hanya berjarak sekitar 400km di orbit rendah bumi. Sementara Bulan berjarak 250.000 mil, atau sekitar tiga hari penerbangan antariksa. Ini tentu menjadi perjalanan yang jauh lebih berisiko bagi para astronaut. Sehingga penelitian pertama di Bulan bertujuan untuk membuat perjalanan itu menjadi lebih aman dan mudah.

Kemudian, dari aspek penelitian lingkungan, "(para ilmuwan) akan menyelidiki sifat lingkungan Bulan, melihat kondisi uniknya dalam mempengaruhi kesehatan dan kinerja manusia, serta mengeksplorasi sistem robotik, dan melihat pengaruh aktivitas manusia terhadap lingkungan," jelas Sara Pastor.

Para peneliti, kata Sara Pastor, berniat menentukan bagaimana air, logam dan sumber daya alam Bulan dapat digunakan untuk menopang pangkalan di sana dalam jangka panjang, hingga cara terbaik untuk mengekstraknya.

"ESA sedang mengembangkan instrumen untuk pengukuran radiasi lingkungan, pengeboran dan analisis sampel lingkungan, geofisika, dan cuaca luar angkasa Bulan," tambah Sara Pastor.

Teknologi Bulan dianggap untungkan manusia Bumi

Banyak yang mengatakan bahwa manusia di Bumi berutang budi pada misi Apollo tahun 1960-an dan 70-an. Meskipun ponsel yang kita gunakan hari ini tidak secara langsung turunan teknologi luar angkasa, tapi misi Apollo membantu miniaturisasi perangkat elektronik dan komunikasi.

Begitu juga puluhan teknologi modern yang awalnya dikembangkan di laboratorium penelitian dan pengembangan antariksa, semuanya membawa manfaat untuk manusia di Bumi. Termasuk insulasi rumah, busa memori (yang digunakan pada kasur), makanan beku-kering, sensor dan robotika, hingga telemedisin.

Para ilmuwan mengembangkan peralatan medis dan metode pelacakan kesehatan untuk melindungi kesehatan astronaut saat mereka menghabiskan waktu lama dalam kondisi ruang angkasa yang ekstrem, terutama sistem kekebalan tubuh manusia.

Contohnya, peralatan diagnostik portabel dan ringan yang diperlukan untuk kru penerbangan luar angkasa tanpa pelatihan medis untuk memantau kesehatan mereka.

Teknologi ini juga dapat digunakan di Bumi.

Bulan jadi rumah kedua atau ketiga bagi manusia di Mars?

Tujuan jangka panjang pembangunan pangkalan di permukaan dan orbit Bulan adalah agar pangkalan tersebut dapat berfungsi sebagai pos pendaratan untuk perjalanan antariksa yang lebih jauh.

"Sebuah koloni di Bulan akan sangat berguna dan menjadi tempat latihan utama untuk eksplorasi manusia di permukaan Mars," kata Sara Pastor.

Sementara itu, NASA berencana untuk mengirim astronaut ke Mars pada tahun 2030-an.

Artikel ini pertama kali terbit dalam bahasa Inggris.

Diadaptasi oleh Muhammad Hanafi

Editor: Hendra Pasuhuk

(nvc/nvc)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial