Jakarta -
Kementerian Pekerjaan Umum (PU) bersama World Bank menutup National Urban Water Supply Project (NUWSP). Berjalan sejak tahun 2018, proyek ini mencatatkan jumlah pinjaman dari Bank Dunia mencapai US$ 100 juta atau setara Rp 1,58 triliun (kurs Rp 15.800).
NUWSP merupakan program nasional untuk mendukung pembangunan penyedian air minum perkotaan dengan pembiayaan investasi yang inovativ dan kreatif. Kerja sama ini juga ditujukan untuk membantu pemerintah RI mencapai target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional.
Program Leader for Sustainable Development Vikas Choudhary mengatakan, setelah 6 tahun berjalan, proyek ini dijadwalkan rampung pada bulan November 2024. Meski sempat terkendala Pandemi Covid-19, proyek ini berhasil menyediakan akses ke sumber air yang lebih baik bagi penduduk dan memperkuat kinerja operasional penyedia layanan air di sejumlah kota.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Melalui proyek ini, investasi IBRD sebesar US$ 100 juta telah mendukung infrastruktur penyediaan air di lebih dari 15 pemerintah daerah dan perusahaan air, serta memberikan bantuan teknis dan pengembangan kapasitas kepada lebih dari 200 pemerintah daerah dan PDAM," kata Vikas, dalam acara Closing Loan NUWSP di Kantor Kementerian PU, Jakarta Selatan, Selasa (19/11/2024).
Vikas mengatakan, proyek ini telah memulai operasionalisasi kerangka kerja NUWSP Kerangka kerja ini mencakup penilaian kapasitas pemerintah daerah dan PDAM menggunakan perangkat penilaian mandiri (SAT). Hasil penilaian ini menentukan jenis dukungan yang dapat diakses, yang memungkinkan intervensi lebih tepat sasaran.
Sejak dimulainya pada tahun 2018, proyek ini telah mendukung perusahaan air dalam membangun kemitraan publik-swasta, pengaturan bisnis-ke-bisnis (B2B), dan mengakses pinjaman domestik untuk membiayai investasi infrastruktur pasokan air.
"Hingga saat ini, 21 perusahaan air telah memanfaatkan lebih dari US$ 160 juta dalam bentuk dana nonpublik untuk pengembangan infrastruktur pasokan air. Selain itu, inovasi dalam teknologi baru seperti teknologi nanofiltrasi serat berongga, yang digunakan untuk mengolah air gambut di Kota Dumai, telah meningkatkan kualitas air secara signifikan, meningkatkan kepercayaan dan kepuasan masyarakat," terangnya.
Proyek ini juga telah memberi manfaat bagi lebih dari 1,5 juta rumah tangga dengan akses baru dan lebih baik ke layanan air ledeng, melampaui target awal 1,2 juta rumah tangga. Kinerja perusahaan air minum juga meningkat, dengan 40 di antaranya naik signifikan ke kategori kinerja yang lebih tinggi.
Hasilkan 1,6 Juta Sambungan Rumah
Sementara itu, Wakil Menteri PU Diana Kusumastuti mengatakan, dalam RPJMN 2020 sudah ditetapkan 10 juta sambungan rumah (SR) penambahannya. Salah satu yang dicapai dalam dukungan NUWSP Ini 1,6 juta sambungan rumah baru.
"Ini sudah terlaksana, tapi kalau dihitung-hitung hanya 16% dari target tersebut. Tapi semua apapun yang kita sudah lakukan, alhamdulillah kita sudah punya upaya untuk menambah sambungan rumah tersebut," ujar Diana.
Diana mengatakan, saat ini penerima bantuan finansial NUWSP mencapai 59 kabupaten/kota. Sejak 2018 hingga saat ini, juga telah terjadi peningkatan dari sisi infrastruktur penyediaan air perkotaan. Meski begitu, menurutnya besarannya masih jauh dari target.
"Ternyata air minum itu di Indonesia belum 100%. Ini untuk air minum yang layak masih kalau nggak salah catatan disini 91,72% Tapi ya hampir mencapai 100%, hampir mencapai. Tetapi kalau kita berbicara air minum perpipaan, ini yang saya sedih, belum ada 20%. Masih 19,76%, berarti masih jauh dari 100% untuk perpipaan," kata Diana.
Sedangkan untuk DKI Jakarta sendiri masih 45%, apalagi di kabupaten/kota yang lainnya. Atas kondisi ini, menurutnya pemerintah masih punya PR besar untuk terus menaikkan agar bisa mencapai 100%. Harapannya, 2030 bisa 100%, sedangkan target pemerintah sendiri hal ini bisa terwujud di 2045.
(shc/fdl)