Jakarta -
PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) dipercaya menggarap sejumlah proyek vital di Tanah Air. Beberapa karya WIKA telah menjadi bagian penting dari perkembangan infrastruktur di Indonesia.
Beberapa garapan dari kontraktor pelat merah ini mencakup infrastruktur transportasi, rumah sakit, hingga proyek jalan. Salah satu milestone WIKA adalah pembangunan proyek kereta cepat yang menghubungkan kota Jakarta dan kota Bandung.
Berikut sejumlah proyek garapan WIKA:
1. Kereta Cepat Whoosh Jakarta-Bandung
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada proyek ini WIKA menjadi satu-satunya kontraktor utama yang berasal dari dalam negeri yang terlibat dalam pelaksanaan pembangunan. WIKA bergabung dalam dalam konsorsium yang melibatkan kontraktor luar negeri yang berpengalaman membangun kereta cepat di berbagai negara.
Kereta cepat yang kini bernama Whoosh ini sudah beroperasi dan melayani masyarakat. Diresmikan Presiden ke-7 Indonesia Joko Widodo (Jokowi), Whoosh mampu melaju dengan kecepatan 350 kilometer/jam.
Adapun pada proyek ini WIKA Group mengerjakan pada lingkup 3 stasiun kereta cepat diantaranya stasiun Halim, Karawang, dan Padalarang. WIKA juga mengerjakan pada lingkup subgrade, jembatan, slab track, pier column, dan box girder.
Pelaksanaannya juga turut menyertakan kolaborasi WIKA Group diantaranya WIKA Gedung, WIKA Beton, WIKA Industri Konstruksi. WIKA Beton sebagai entitas anak berkontribusi dalam memproduksi slab track sebanyak 14.786 unit.
Slab track merupakan jenis bantalan beton kereta api pengganti ballast, yang digunakan pada lintasan dengan kecepatan lebih dari 350 km/jam dan beberapa jembatan. Mengadaptasi teknologi dari China, slab track dapat diproduksi dengan struktur berkualitas tinggi yang dapat menjaga kenyamanan dan kestabilan kereta, biaya yang lebih efisien disertai perawatan yang relatif mudah.
2. Refuse Derived Fuel (RDF) Plant Rorotan-Jakarta
Proyek RDF Plant Rorotan, Jakarta Utara yang dikerjakan oleh WIKA-JAKON (KSO) ditargetkan beroperasi pada tahun 2025. Groundbreaking proyek ini dilakukan oleh Pj Gubernur Jakarta kala itu, Heru Budi Hartono pada Mei 2024.
RDF Plant Rorotan akan menjadi proyek pengolahan sampah terbesar di Indonesia. Dibangunnya proyek ini merupakan salah satu program pemerintah daerah dalam mengupayakan Jakarta sebagai kota yang bebas sampah.
RDF Plant Rorotan mampu melayani 16 kecamatan di Jakarta yang meliputi Jakarta Utara, Jakarta Pusat, dan Jakarta Timur. Dalam proyek ini, WIKA memegang porsi sebesar 60% dari nilai secara keseluruhan mencapai Rp 1,15 Triliun.
Keberadaan plant dengan teknologi RDF ini, memiliki fungsi mengolah sampah anorganik menjadi bahan bakar alternatif yang akan menghasilkan energi listrik maupun panas dengan emisi karbon yang rendah.
Dengan kapasitas pengolahan sampah yang mencapai 2.500 ton/hari, RDF Rorotan mampu mereduksi 30% total sampah yang akan dikirimkan ke Bantargebang menjadi RDF Baller berukuran 5x5 cm sebanyak 875 ton/hari.
3. Jakarta Sewerage Development Project (JSDP)
WIKA yang tergabung bersama Kumagai Gumi Co., LTD. - Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk, Joint Venture (JV) ditunjuk sebagai kontraktor pembangunan JSDP paket 2 dan 3.
Proyek yang digagas oleh Kementerian PUPR ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas lingkungan melalui pelayanan air limbah domestik yang berkualitas di DKI Jakarta, melalui pembangunan jaringan pipa dan stasiun pompa yang berfungsi untuk mengolah air limbah.
WIKA memiliki porsi sebesar 30% pada kontrak paket 2 dengan nilai total mencapai Rp 862 Miliar. Adapun lingkup pekerjaan WIKA pada proyek yang berlokasi di Jakarta Pusat tersebut diantaranya pembangunan jaringan pipa dengan diameter mencapai 1.200 mm dengan metode pipe jacking dan open cut.
Dengan panjangnya yang mencapai 14 km, jaringan pipa ini ditargetkan untuk dapat melayani kawasan Menteng, Tanah Abang dan Gambir. Sementara pada pengerjaan paket 3 dengan total kontrak senilai Rp1,8 Triliun, WIKA memiliki porsi sebesar 30% dengan lingkup pembangunan jaringan pipa berdiameter mencapai 2.000 mm melalui metode konstruksi pipe jacking dan open cut.
Dengan panjang yang mencapai 27 km, jaringan pipa tersebut akan mampu menjangkau 3 kota Administrasi diantaranya Jakarta Pusat, Jakarta Barat dan Jakarta Selatan. Kedua proyek ini merupakan lanjutan dari Paket 1 yang dikerjakan WIKA dan berlokasi di Pluit, Jakarta Utara.
Melalui pembangunan ini masyarakat tidak hanya mendapatkan fasilitas berupa kondisi air dan sanitasi yang lebih terjamin, namun turut memberikan manfaat terhadap lingkungan dengan terjaganya air tanah dari pencemaran serta minimnya potensi penurunan permukaan tanah.
4. RSUP Persahabatan
Gedung Pelayanan Kesehatan Respirasi Ibu dan Anak RSUP Persahabatan di Rawamangun, Jakarta Timur, diresmikan oleh Jokowi pada Agustus 2024. Kala itu Jokowi memuji RSUP Persahabatan yang memberikan terobosan baru dalam kemajuan pelayanan kesehatan Indonesia.
Pada pembangunan gedung tersebut, WIKA ditunjuk oleh Kementerian Kesehatan sebagai kontraktor utama untuk mengerjakan seluruh aspek konstruksi, dari pekerjaan struktur dan arsitektur hingga penyelesaian landscape serta fasilitas pendukung lainnya.
Lebih lanjut, WIKA turut memperhatikan aspek pasif desain pada pembangunan rumah sakit tersebut, sehingga mampu meminimalisir penggunaan energi dan meningkatkan kenyamanan pengguna bangunan secara optimal.
Bangunan yang telah diresmikan ini telah difungsikan sebagai layanan kesehatan respirasi kesehatan ibu dan anak. Selain itu, RSUP Persahabatan juga akan menjadi pusat rujukan masyarakat karena keunggulan fasilitas maupun peralatan medis mutakhir yang dapat meningkatkan peluang kesembuhan pasien, terutama pada ibu dan anak.
5. Jembatan Simpang Susun Semanggi
Jembatan Simpang Susun Semanggi merupakan simbol Ibu Kota Jakarta sekaligus solusi lalu lintas jalan di kawasan Sudirman-Gatot Soebroto. WIKA selaku kontraktor utama pembangunan tersebut mengklaim Jembatan Semanggi sebagai salah satu jembatan lengkung terpanjang di Indonesia.
Proyek yang menelan anggaran Rp 345 miliar ini melintas dari Cawang menuju Bundaran Hotel Indonesia dan satu lagi untuk kendaraan yang melintas dari Slipi menuju Blok M. Proyek ini memang terdiri dari dua lintasan berbentuk setengah lingkaran yang bila digabungkan maka dua lintasan ini seolah-olah membentuk satu lingkaran penuh.
Lintasan pertama memiliki panjang 796 m, menghubungkan Jalan Gatot Subroto di sisi markas Polda Metro Jaya dengan Jalan Raya Jendral Sudirman arah Bundaran HI.
Dengan demikian, pengguna jalan dari arah slipi yang melintas Jalan Gatot Subroto, memiliki alternatif untuk masuk ke Jalan Jendral Sudirman arah Bundaran HI, dari semula hanya melewati simpang susun di dekat Hotel Sultan, juga bisa melewati simpang susun baru yang masuk dari sisi Markas Polda Metro Jaya.
Lintasan kedua memiliki panjang 826 m, menghubungkan Jalan Gatot Subroto di sisi Wisma Mulia dengan Jalan Raya Jendral Sudirman arah Bundaran Senayan.
Dengan demikian, pengguna jalan dari arah cawang yang melintas Jalan Gatot Subroto, memiliki alternatif untuk masuk ke Jalan Jendral Sudirman arah Bundaran Senayan, dari semula hanya melewati simpang susun di dekat Plaza Semanggi, juga bisa melewati simpang susun baru yang masuk dari sisi Wisma Mulia.
(ily/kil)