Jakarta -
PT Waskita Karya (Persero) Tbk terus berkomitmen membangun infrastruktur di Indonesia dan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. Beberapa hasil karya Waskita kini bisa dinikmati masyarakat dan menjadi roda penggerak pertumbuhan ekonomi.
Waskita dipercaya menggarap sejumlah proyek besar, mulai dari transportasi, bendungan, hingga fasilitas umum lainnya. Perusahaan pelat merah ini juga turut berkontribusi dalam pembangunan di Ibu Kota Nusantara (IKN).
Berikut daftar proyek milik Waskita:
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. LRT Jakarta Fase 1B
Moda transportasi LRT Jakarta merupakan salah satu proyek yang digarap Waskita. Perusahaan bahkan meraih dua penghargaan dari Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI).
Penghargaan tersebut diberikan atas pembangunan proyek LRT Jakarta Fase 1B. Adapun dua rekor MURI tersebut antara lain untuk kategori Uji Coba Kereta Layang Tercepat dan Konstruksi Rancang Bangun Struktur Stasiun LRT Tercepat.
PT Jakarta Propertindo sebagai pemilik proyek LRT Jakarta telah menunjuk KSO Waskita Nindya LRS sebagai kontraktor utama pembangunan LRT Jakarta Fase 1B Velodrome-Manggarai melalui proses tender.
Adapun total anggaran pembangunan tersebut sebesar Rp 4,1 triliun berasal dari Penyertaan Modal Daerah (PMD) ke PT Jakarta Propertindo (Perseroda) yang bersumber dari APBD DKI Jakarta.
Proyek LRT Jakarta Fase 1B rute Velodrome-Manggarai ini ditargetkan bisa berprogres positif hingga tembus 34,5% pada akhir Oktober 2024. Sedangkan untuk operasinya, ditargetkan bisa dilakukan pada awal 2027.
2. Gedung Kemenko IKN
Waskita juga menggarap Gedung Kementerian Koordinator 3 di IKN. Gedung kantor Kemenko 3 ini terdiri dari 4 gedung dan di awal perencanaannya akan digunakan menjadi kantor Kementerian Koordinator bidang Politik, Hukum dan HAM (Polhukam).
Pembangunan Kantor Kemenko 3 mengusung konsep green building dan tim proyek melakukan inovasi green construction dalam pembangunannya.
Waskita juga melaporkan tim proyek menerapkan BIM 7D yang mengandalkan pengiriman dan review data melalui cloud sehingga proses kegiatan proyek dapat terekam dan tersimpan dengan baik, juga dapat diakses secara realtime kapanpun dan di mana pun.
Inovasi lainnya secara teknik tim proyek melakukan penurunan elevasi bangunan sedalam 1,5 meter untuk efisiensi volume timbunan. Lalu penataan landscape yang memanfaatkan kontur tanah, memanfaatkan sumber air dari piparian yang berada di dalam tapak wilayah Kemenko 3 sebagai air kerja dan air bersih dan meniadakan penulangan besi plat pada lantai sehingga dapat mengurangi cost desain yang tidak diperlukan.
3. Bendungan Temef
Bendungan Temef yang dibangun Waskita di Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur (NTT) telah diresmikan Presiden Jokowi pada Oktober 2024. Kehadiran bendungan terbesar di NTT ini mampu mengairi lahan irigasi dengan luas 4.500 hektar di Daerah Irigasi (DI) Haekto dan DI Malaka.
Bendungan Temef yang sudah dibangun sejak 2017 ini memiliki luas genangan mencapai 297 hektar dan dapat menampung air hingga 45 juta meter kubik. Bendungan ini juga mampu mengurangi banjir di Kabupaten Timor Tengah Selatan serta Kabupaten Malaka.
Bendungan Temef ini dibangun dengan biaya Rp 2,7 triliun. Letak Bendungan Temef dapat mencakup tiga desa pada dua kecamatan yaitu Desa Oenino dengan Desa Pene Utara, Kecamatan Oenino, serta Desa Konbaki, Kecamatan Polen.
4. Bendungan Way Sekampung
Proyek bendungan lain yang digarap Waskita adalah proyek Bendungan Way Sekampung yang berlokasi di Pekon Bumi Ratu, Kecamatan Pagelaran, Lampung. Bendungan ini memiliki luas 55.373 Ha.
Bendungan Way Sekampung bermanfaat untuk pengembangan daerah irigasi Rumbia Extension dengan potensi luas 17.334 Ha. Proyek yang dibangun pada 2016 itu sudah diresmikan pada September 2021 dan menelan biaya Rp 1,78 triliun.
Bendungan ini selain bermanfaat untuk irigasi Rumbia Extension juga berfungsi sebagai pengendali banjir. Bendungan Way Sekampung juga diharapkan bisa bermanfaat untuk masyarakat Pringsewu dan Lampung pada umumnya.
5. Masjid Sheikh Zayed Solo
Masjid Sheikh Zayed Solo yang dibangun oleh Waskita merupakan hibah dari pemerintah Uni Emirate Arab untuk Indonesia dan dapat menampung 15.000 jemaah.
Masjid ini telah diresmikan oleh Presiden ke-7 Indonesia Joko Widodo bersama Presiden Uni Emirat Arab Sheikh Mohammed bin Zayed bin Sultan Al Nahyan sejak November 2022 lalu.
Waskita menyelesaikan pembangunan Masjid Sheikh Zayed Solo selama 17 bulan terhitung sejak bulan Mei 2021 sampai dengan Oktober 2022. Kini masjid yang dirancang mirip dengan Sheikh Zayed Grand Mosque di Abu Dhabi, telah menjadi ikon baru yang memikat hati warga setempat dan pengunjung.
Masjid Sheikh Zayed Solo juga memiliki luas area lanskap 24.600 m2 yang berfungsi sebagai lahan hijau. Selain itu, memiliki 3.500 m2 untuk area parkir kendaraan seperti bus, mobil, dan motor.
Masjid yang dibangun dengan gaya arsitektur Timur Tengah ini juga memiliki ciri khas Nusantara seperti motif batik kawung juga digunakan untuk ornamen di pilar-pilar masjid dan karpet yang digunakan di masjid berasal dari Bogor, Jawa Barat dengan motif batik khas Solo.
(ily/kil)