Pengetahuan, Komunikasi, dan Empati

1 month ago 53

Jakarta -

Pengetahuan menjadi dasar dari segala interaksi kita. Dalam kehidupan sehari-hari dan dalam komunikasi profesional, pemahaman tentang dunia dan orang lain didasarkan pada pengalaman pribadi dan proses berpikir yang rasional. Dalam bidang komunikasi, pengetahuan tidak tetap. Perkembangan diri terus terjadi karena banyak faktor eksternal yang mempengaruhinya, baik melalui pengalaman langsung maupun penafsiran terhadap informasi yang diterima.

Dalam situasi ini, pemahaman epistemologi tentang bagaimana kita memperoleh pengetahuan sangat penting. Bagaimana kita memahami dan berbagi informasi kepada orang lain sangat dipengaruhi oleh cara kita membangun pengetahuan tersebut. Dalam komunikasi antarpribadi, sering kita menggunakan observasi dan pengalaman untuk memahami perasaan dan pemikiran orang lain. Kita mengamati ekspresi wajah, gerakan tubuh, atau kata-kata yang mereka gunakan. Dari sana, pemahaman tentang perasaan atau sikap mereka menjadi jelas, meskipun kadang-kadang kita mungkin salah dalam penafsiran.

Tetapi, sumber pengetahuan bukan hanya berasal dari pengalaman. Keberjalanan rasionalitas sangat diperlukan dalam pengembangan pemahaman, terutama dalam situasi komunikasi yang lebih rumit seperti dalam lingkup media atau politik. Dalam situasi komunikasi publik, kita biasanya menggunakan data, fakta, dan argumen yang logis untuk membentuk pendapat tentang suatu masalah. Ini adalah tipe pengetahuan yang lebih teratur dan teratur, didorong oleh logika dan analisis yang tajam.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sudut Pandang Individu

Perlu diingat bahwa pengetahuan yang diperoleh terbatas oleh sudut pandang individu, baik dari pengalaman maupun rasionalitas. Setiap individu memiliki beragam latar belakang, nilai, dan keyakinan. Bagaimana kita memahami informasi tersebut bisa mempengaruhi pandangan tentang apa yang dianggap sebagai fakta atau kebenaran, yang mungkin berbeda dengan orang lain. Bagaimana cara menjamin pesan yang disampaikan dapat dipahami secara tepat oleh audiens dengan sudut pandang yang berbeda merupakan tantangan besar dalam komunikasi.

Contohnya, dalam komunikasi politik, pengiriman data dan informasi sering dipengaruhi oleh ideologi atau agenda khusus. Cara penyajian fakta bisa bervariasi tergantung siapa yang menyampaikannya dan tujuan pembicaraannya. Ini membuat kebenaran atau pengetahuan dalam situasi itu menjadi sangat subjektif dan sering menjadi bahan perdebatan. Menurut Noam Chomsky, kebohongan yang paling berbahaya adalah yang dipresentasikan sebagai kebenaran. Maka, diperlukan untuk tetap skeptis terhadap sumber informasi yang diterima.

Sudut Pandang Orang Lain

Dalam menciptakan hubungan komunikasi yang berkualitas, komunikasi yang efektif memegang peranan yang sangat penting. Pentingnya komunikasi bukan hanya dalam menyampaikan pesan secara jelas tetapi juga dalam memahami sudut pandang orang lain lebih mendalam. Diperlukan bagi kita untuk belajar mendengarkan dengan empati, menyadari bahwa pengetahuan kita memiliki keterbatasan, serta bersikap terbuka terhadap pandangan orang lain. Dengan cara ini, pengetahuan tidak hanya dikembangkan secara individu tetapi juga secara bersama dengan menghormati ragam sudut pandang orang terhadap dunia.

Akhirnya, pengetahuan dalam komunikasi tidak dapat sepenuhnya dikuasai. Itu merupakan perjalanan yang terus berkembang melalui pengalaman, refleksi, dan dialog dengan orang lain. Dalam berkomunikasi, kita tidak hanya menyampaikan informasi tetapi juga memperluas pemahaman tentang dunia dan interaksi dengan individu lain. Dengan terus melatih kemampuan berpikir kritis dan mendengarkan dengan penuh perhatian, kita bisa memperluas pengetahuan dan terhubung secara lebih dalam.

Septi Rizqiana mahasiswi Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Syarif Hidayatullahah Jakarta

(mmu/mmu)

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial