Foto
REUTERS/Leonardo Fernandez Viloria - detikNews
Sabtu, 22 Feb 2025 20:00 WIB
Venezuela - Pemerintahan Presiden Amerika Serikat Donald Trump mendeportasi 177 migran dari pangkalan militernya di Guantanamo, Kuba ke tanah air mereka di Venezuela.
Migran Venezuela yang diterbangkan dari Teluk Guantanamo melalui Honduras, tiba dengan penerbangan deportasi di Bandara Internasional Simon Bolivar di Maiquetia, Negara Bagian La Guaira, Venezuela.
Dilansir kantor berita AFP, Jumat (21/2/2025), para pejabat di Washington dan Caracas mengonfirmasi bahwa sebuah pesawat meninggalkan pangkalan AS di Kuba tersebut pada Kamis (20/2) waktu setempat, menurunkan 177 orang tersebut di Honduras, tempat mereka dijemput oleh pemerintah Venezuela.
Operasi yang direncanakan dengan cermat itu, tampaknya mustahil dilakukan beberapa minggu yang lalu, ketika Amerika Serikat menuduh Presiden Nicolas Maduro mencurangi pemilu. Namun, sejak Presiden AS Donald Trump menjabat empat minggu lalu, hubungan telah mencair, dengan Gedung Putih memprioritaskan kerja sama imigrasi.
Utusan Trump, Richard Grenell melakukan perjalanan ke Caracas, ibu kota Venezuela pada 31 Januari lalu dan bertemu Maduro. Grenell menjadi perantara pembebasan enam tahanan AS. Sehari kemudian Trump mengumumkan Venezuela telah setuju untuk menerima migran ilegal yang dideportasi dari Amerika Serikat.
Venezuela mengatakan telah "meminta pemulangan sekelompok rekan senegaranya yang secara tidak adil dibawa ke pangkalan angkatan laut Guantanamo."
Badan Penegakan Imigrasi dan Bea Cukai AS mengonfirmasi bahwa mereka telah mengangkut "177 imigran ilegal Venezuela dari Teluk Guantanamo ke Honduras hari ini, untuk diambil oleh pemerintah Venezuela."
Sebelumnya, Caracas memutuskan hubungan dengan Washington pada Januari 2019, setelah Amerika Serikat mengakui pemimpin oposisi saat itu, Juan Guaido sebagai "presiden sementara" setelah pemilihan umum 2018, yang ditolak secara luas karena dianggap tidak bebas dan tidak adil. Pada Oktober 2023, Maduro mengizinkan pesawat AS yang membawa migran yang dideportasi untuk terbang ke Venezuela, tetapi mencabut izin tersebut empat bulan kemudian.