Jakarta -
Paslon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur, Tri Rismaharini-Zahrul Azhar Asumta (Gus Hans) telah menghabiskan 60 hari terakhir untuk turun langsung menemui masyarakat di berbagai penjuru Jawa Timur. Dalam kampanye ini, mereka mendengarkan aspirasi dan keluhan warga dari berbagai sektor.
Paslon yang diusung PDI Perjuangan dan Partai Hanura ini mendapatkan gambaran nyata tentang permasalahan yang dihadapi warga Jawa Timur dari berbagai elemen masyarakat, termasuk petani, nelayan, guru, dan pedagang.
Risma-Gus Hans menemukan berbagai permasalahan yang perlu diselesaikan, terutama di sektor pertanian. Ia menjelaskan bahwa hampir di seluruh wilayah yang dia kunjungi, petani mengeluhkan mahalnya harga pupuk, rendahnya harga jual hasil panen, dan masalah irigasi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saat petani membutuhkan pupuk, harganya mahal. Namun, ketika hasil panen dijual, harga yang diterima sering kali tidak sebanding dengan biaya produksi. Ini masalah mendasar yang harus kita selesaikan," ungkap Risma dalam keterangan tertulis, Sabtu (23/11/2024).
Mantan Mensos RI ini menyoroti pentingnya pengelolaan air untuk mendukung pertanian di Jawa Timur. Menurutnya, distribusi air merupakan masalah serius, dengan beberapa wilayah mengalami kekeringan dan lainnya dilanda banjir.
"Kita harus memperbaiki manajemen infrastruktur pengelolaan air. Saya rencanakan normalisasi sungai, pembangunan pintu air, dan pemanfaatan waduk agar petani tetap bisa menanam hingga tiga kali setahun," paparnya.
Tidak hanya di sektor pertanian, para nelayan juga menghadapi masalah besar karena modal tinggi memaksa mereka berutang untuk melaut. Untuk memutus siklus ini, akan ada program pinjaman berbunga rendah dan sistem yang mempermudah akses pasar.
Di bidang pendidikan, Risma mengatakan banyak orang tua mengeluhkan biaya sekolah yang mahal yang menyebabkan ijazah anak-anak mereka ditahan. Selain itu, jarak sekolah yang jauh memaksa anak-anak dipondokkan jauh dari keluarga.
"Solusinya adalah memastikan pendidikan gratis hingga SMA sederajat. Selain itu, kami akan meningkatkan kesejahteraan guru, khususnya di sekolah-sekolah berbasis agama," tegasnya.
Risma juga menemukan banyak madrasah menghadapi kendala izin operasional yang tumpang tindih. Menurutnya, masalah ini harus segera diselesaikan agar siswa mendapatkan pendidikan layak tanpa terhalang birokrasi.
Sementara itu, Gus Hans menyoroti masalah infrastruktur, termasuk kemacetan di Situbondo dan kondisi jalan pegunungan yang berbahaya. Ia berencana membangun terowongan di daerah pegunungan dan tanggul laut di wilayah pesisir yang berfungsi sebagai jalan. Transportasi antar pulau juga menjadi fokus mereka, karena banyak pulau kecil di Jawa Timur masih sulit diakses.
"Kami ingin menyediakan layanan transportasi multifungsi yang bisa mengangkut barang, kendaraan, dan orang sekaligus. Bahkan kami rencanakan fasilitas kesehatan di dalam transportasi ini, seperti ruang untuk dokter, sehingga layanan kesehatan bisa menjangkau pulau-pulau kecil," jelasnya.
Risma mencatat bahwa banyak warga di daerah terpencil harus menempuh perjalanan jauh untuk layanan kesehatan. Ada 14 daerah yang tidak bisa memenuhi Universal Health Coverage (UHC) dan akan diusahakan agar semuanya tercover melalui APBD provinsi dan layanan BPJS.
Selain itu, mereka juga memperhatikan persoalan disabilitas. Risma mengungkapkan, di beberapa daerah ditemukan banyak anak dengan disabilitas akibat paparan zat berbahaya dalam air minum.
"Kami akan melakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap kualitas air di daerah-daerah tersebut. Selain itu, kami juga akan mendukung pemberdayaan ekonomi bagi penyandang disabilitas melalui program kewirausahaan," imbuh Risma.
Risma-Gus Hans berencana memperbaiki sistem perizinan di tingkat provinsi dengan menghadirkan sistem Pelayanan Terpadu berbasis online. Bagi yang tidak memiliki akses internet, mereka akan menyediakan layanan offline di desa-desa dan free Wi-Fi di wilayah yang membutuhkan.
Risma dan Gus Hans berkomitmen untuk dekat dengan masyarakat tidak hanya saat kampanye. Jika terpilih, mereka berencana berkantor tidak hanya di Surabaya, tetapi juga di berbagai daerah di Jawa Timur.
"Kami ingin hadir langsung di tengah masyarakat. Dengan begitu, permasalahan bisa diselesaikan lebih cepat," tegas Risma.
Sementara itu, Gus Hans menyampaikan permintaan maaf kepada pasangan calon lain jika selama masa kampanye ada hal-hal yang tidak berkenan.
"Kami hanya ingin masyarakat tercerahkan untuk memilih berdasarkan fakta dan kebutuhan mereka, bukan sekadar kesamaan organisasi atau latar belakang," tutur Gus Hans.
Ia juga berterima kasih kepada semua pihak, termasuk kepolisian, KPU, dan Bawaslu, yang telah menjaga jalannya kampanye dengan baik.
"Kami akan terus berusaha menurunkan angka kemiskinan di Jawa Timur melalui berbagai program, seperti Resik-resik Jatim. Ini semua tidak akan terjadi tanpa kebersihan hati dan niat tulus untuk menyejahterakan rakyat," ujarnya.
Risma-Gus Hans optimis di masa akhir kampanye, yakin dukungan masyarakat Jawa Timur akan membantu mewujudkan program-program mereka. Risma meminta doa dan dukungan warga untuk memilih pasangan nomor urut 3 pada 27 November.
Selama kampanye, Risma-Gus Hans sering bergerak secara paralel di lokasi berbeda untuk mengoptimalkan waktu. Pendekatan ini memungkinkan mereka menjangkau lebih banyak masyarakat dalam waktu yang lebih singkat.
"Kami sengaja tidak selalu bersama karena ingin menjangkau lebih banyak wilayah. Bahkan ada beberapa daerah yang saya kunjungi hingga tiga atau empat kali karena undangan warga," pungkas Risma.
(akn/ega)