Seorang petugas polisi terlibat dalam aksi baku tembak dengan geng bersenjata di Port-au-Prince, Haiti, Senin (11/11/2024).
Ketegangan di Port-au-Prince, Haiti, terus terjadi antara polisi dengan geng-geng bersenjata.
Aksi baku tembak itu mendorong warga untuk mengungsi dan mencari tempat berlindung.
Mengutip laporan Al Jazeera, diyakini ada sekitar 200 geng bersenjata yang beroperasi di Haiti, sekitar setengahnya hadir di Port-au-Prince. Di ibu kota, ada dua koalisi geng besar. Yang pertama aliansi Keluarga dan Sekutu G9, atau disebut G9 dipimpin Jimmy ‘Barbecue’ Cherizier, mantan petugas polisi Haiti yang berada di bawah sanksi PBB dan Amerika Serikat karena keterlibatannya dalam kekerasan di Haiti.
Yang kedua adalah GPep, dipimpin oleh Gabriel Jean-Pierre, juga dikenal sebagai Ti Gabriel. Dia adalah pemimpin geng bernama Nan Brooklyn sebelum pembentukan G-Pep, berbasis di distrik Cite Soleil yang miskin di Port-au-Prince.
Kelompok-kelompok bersenjata di Haiti telah tumbuh menjadi lebih otonom dan mengguncang kehidupan sehari-hari hingga ke sektor politik. Akhirnya, geng-geng ini menjerumuskan negara ke dalam krisis yang telah berlangsung selama bertahun-tahun.