Melihat Cara Pelajar Korsel Hadapi Ujian Akhir selama 8 Jam

3 days ago 6

Jakarta -

Ujian pelajar KorselSuneung adalah ujian akhir pelajar sekolah menengah atas di Korea Selatan yang berlangsung selama delapan jam. (Getty Images)

Delapan jam, lima ujian, empat kali istirahat, satu hari, satu kesempatan.

Suneung adalah ujian yang mengubah kehidupan kaum muda di Korea Selatan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bagi pelajar di Korsel, ujian ini tak hanya menentukan universitas mana untuk melanjutkan pendidikan, tapi juga memengaruhi pekerjaan, pendapatan, dan bahkan hubungan asmara di masa depan.

Ujian Kemampuan Skolastik Perguruan Tinggi yang terkenal di Korea Selatan ini diadakan setahun sekali pada bulan November. Tahun ini, ujian ini jatuh pada Kamis, 14 November. Ujian tersebut merupakan satu-satunya kesempatan bagi para pelajar menunjukkan kemampuan mereka.

Kami berbicara dengan beberapa siswa Korea Selatan yang mempersiapkan diri untuk mengikuti Suneung tahun ini.

Mereka berbagi kiat serta strategi untuk menghadapi ujian nan ketat ini.

'Rutinitas harian saya berpusat pada Suneung'

Hwang Hyun-min BBCHyun-min Hwang mengatakan beberapa temannya setiap hari menyantap makanan yang sama menjelang dan saat ujian berlangsung.

Suneung berlangsung selama delapan jam, dengan jeda 20 menit di antara setiap ujian mata pelajaran dan 50 menit untuk makan siang. Setiap ujian mata pelajaran berlangsung sekitar 80 hingga 107 menit, yang membutuhkan tingkat konsentrasi yang tinggi.

garisBBC

BBC News Indonesia hadir di WhatsApp.

Jadilah yang pertama mendapatkan berita, investigasi dan liputan mendalam dari BBC News Indonesia, langsung di WhatsApp Anda.

garisBBC

Hyun-min Hwang, seorang pemuda berusia 19 tahun, mengatakan beberapa temannya setiap hari menyantap makanan yang sama menjelang dan saat ujian berlangsung demi memastikan tubuh mereka dapat mencerna makanan itu dengan baik. Ini adalah praktik umum bagi sejumlah peserta ujian, yang harus membawa kotak makan siang mereka sendiri ketika ujian dilaksanakan.

Para pelajar disarankan menghindari makanan mentah, hidangan pedas, dan makanan berbahan dasar tepung seperti roti atau mi.

Para orang tua dan pelajar saling bertukar kiat tentang apa yang harus dimakan dan apa yang harus dihindari dalam komunitas daring.

Buah-buahan seperti pisang dan apel direkomendasikan, sementara jeruk keprok asam tidak dianjurkan. Protein juga merupakan kunci.

Bekal makanan yang seimbang untuk Suneung sering kali berisi nasi, ikan panggang, dada ayam, sayuran, dan sup hangat.

"Beberapa teman saya bangun dan tidur pada waktu-waktu tertentu untuk membiasakan diri dengan rutinitas Suneung," kata Hwang. "Tubuh perlu istirahat agar siap berkonsentrasi."

Catatan penting, para pelajar tidak boleh terganggu dengan keinginan buang air.

Pergi ke WC bukanlah pilihan gampang karena sulit untuk kembali ke ruang ujian dengan cepat. Setelah mengikuti banyak simulasi ujian, dengan jadwal istirahat 20 menit, Hwang mengatakan bahwa ia telah belajar cara mengendalikan kandung kemihnya.

Kang Jun-hee, seorang pemuda berusia 20 tahun yang mengikuti ujian ulang, benar-benar mempersiapkan diri dengan matang untuk mengikuti Suneung tahun ini. Kang belajar dari pengalaman dari ujian sebelumnya sehingga kini dia fokus membangun rutinitas harian secara lebih disiplin.

"Terakhir kali saya mengikuti ujian, saya tidak menjalani hidup sekonstruktif mungkin," kata Kang.

Dia mengaku kini dirinya "berkomitmen penuh" pada rutinitas harian, seperti bangun pukul 06.30 setiap pagi dan langsung mengikuti simulasi ujian dalam mata pelajaran utama. Rutinitas ini dirancang agar "sama seperti jadwal Suneung yang sebenarnya".

Pemuda berusia 20 tahun itu tidak senang dengan hasil tahun lalu karena dia menjadi satu-satunya di antara teman-temannya yang mengikuti ujian ulang.

Ia mengatakan situasinya bisa menjadi sulit bagi dirinya karena teman-temannya sudah menjalani kehidupan sebagai mahasiswa. Namun, ia bertekad untuk melakukan yang terbaik.

"Mempersiapkan diri untuk Suneung mengajarkan saya cara mencapai tujuan," ungkapnya.

Simulasi ujian membantu para calon peserta

Kang Yoo-jung akan mengikuti ujian Suneung tahun ini.BBCKang Yoo-jung akan mengikuti ujian Suneung tahun ini.

Simulasi ujian merupakan hal pokok bagi para calon peserta ujian Suneung. Ada tiga simulasi ujian nasional setiap tahun dan para siswa juga dapat mengikuti simulasi ujian tambahan yang ditawarkan oleh lembaga bimbingan belajar.

Yoo-jung Kang mengatakan bahwa beradaptasi dengan rutinitas Suneung dengan cara ini sangat membantu.

"Awalnya, saya tidak bisa fokus untuk waktu yang lama," ungkapnya, "tetapi setelah beberapa simulasi ujian, saya belajar cara berkonsentrasi lebih baik". Ia berulang kali menyemangati dirinya sendiri dengan kalimat: "jangan terlalu gugup".

Kami bertemu Kang, yang bersekolah di rumah, di sebuah tempat les di Gangnam, Seoul. Ini merupakan tempat les populer di Korea Selatan karena membantu para pelajar bersiap menghadapi Suneung.

Kafe-kafe di sekitar tempat les dipenuhi oleh siswa yang sedang belajar. Tempat itu memasang tanda keberuntungan di jendela.

Kang, seperti banyak pelajar lainnya di Korea yang bersekolah di rumah, berkomitmen menghadapi Suneung. Dia percaya bahwa "belajar adalah satu-satunya cara untuk mengamankan masa depan".

Hasil Suneung mempengaruhi banyak hal, seperti status sosial dan bagaimana seseorang dipersepsikan oleh orang lain. Hasil Suneung bahkan berperan dalam hubungan asmara dan menentukan apakah seseorang dianggap sebagai pasangan yang cocok.

Suneung mencakup lima mata pelajaran wajib: Bahasa Korea, Matematika, Bahasa Inggris, Sejarah Korea, dan Ilmu Sosial atau Sains. Ada pula ujian bahasa tambahan pilihan, yakni bahasa Prancis, Mandarin, Jepang, Rusia, atau Arab.

Pelajar KorselGetty ImagesSejumlah pelajar menekankan pentingnya stamina, mempertahankan momentum, dan rasa percaya diri dalam menghadapi ujian akhir.

Sang-won Lee, yang juga mengikuti ujian akhir tahun ini, menekankan pentingnya stamina, menjaga momentum, dan kepercayaan diri.

"Saya sarankan untuk mengikuti simulasi ujian bahasa Korea di pagi hari," katanya.

Bahkan, ia mulai simulasi ujian pada "jam saat ujian sesungguhnya dimulai" karena menurutnya sangat penting untuk memulai dengan baik.

"Jika seorang peserta merasa gagal pada ujian pertama, ada kemungkinan besar hal itu akan memengaruhi kinerja yang bersangkutan dalam ujian berikutnya," katanya.

Ia juga menekankan perlunya menjaga fokus setelah makan siang.

"Setelah makan siang, peserta akan mengikuti ujian bahasa Inggris, yang mencakup bagian mendengarkan. Jadi, peserta perlu memastikan bahwa dirinya tidak terlalu mengantuk."

Hari yang mengubah hidup remaja 19 tahun

Roh Jong-ho, guru KorselBBCJong-ho Roh, seorang guru bimbingan belajar, mengatakan "yang terpenting bagi peserta ujian adalah rasa percaya diri mereka."

Jong-ho Roh, seorang guru bimbingan belajar, bekerja dengan beragam kelompok siswamulai dari mereka yang mengulang ujian, siswa yang sangat kompetitif, hingga pelajar yang pindah dari daerah pedesaan ke Seoul untuk belajar.

"Yang terpenting bagi peserta ujian adalah rasa percaya diri mereka. Mereka perlu percaya pada diri mereka sendiri dan jawaban mereka pada hari itu. Tidak seorang pun dapat membantu mereka begitu mereka berada di ruang ujian," Roh menjelaskan.

Ia juga menekankan perlunya mengulang "rutinitas harian menjelang ujian" dan mendorong siswa untuk menjadikan pukul 08:40, saat ujian dimulai, sebagai waktu yang paling efektif dalam sehari.

Seluruh negara bersatu untuk mendukung peserta Suneung. Petugas polisi, pemadam kebakaran, dan ambulans bersiaga sejak pagi untuk mengawal siswa yang terlambat.

Untuk memperlancar arus lalu lintas, banyak perusahaan di Korea menyarankan pekerja untuk datang lebih siang, meskipun pasar saham buka lebih lambat.

Pesawat tidak beroperasi selama 35 menit selama ujian mendengarkan bahasa Inggris.

Ujian akhir di KorselGetty ImagesSudah menjadi kebiasaan di Korea Selatan bagi para pelajar yang lebih muda untuk menyemangati kakak kelas mereka sebelum ujian akhir berlangsung.

Beberapa sekolah tutup dan dijadikan sebagai tempat ujian, sementara para pelajar yang lebih muda menunggu di luar tempat ujian pada pagi hari untuk menyemangati kakak kelas mereka dengan menabuh drum dan meneriakkan yel-yel penyemangat.

Roh memberikan beberapa saran kepada pelajar yang khawatir tentang bagaimana menjaga energi mereka selama delapan jam ujian.

"Saya selalu berkata, pergilah dan berjalan-jalan," sarannya.

"Siswa menganggap penting untuk duduk di bangku dan memeriksa apa yang telah dipelajari sebelum ujian. Namun, saya sarankan berjalan-jalan sebentar. Tidak apa-apa berjalan-jalan di dalam tempat ujian. Itu akan membuat pelajar tetap terjaga."

"Khusus untuk ujian bahasa Inggris, istirahat makan siang kemungkinan akan membuat peserta mengantuk."

(ita/ita)

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial