Jakarta -
Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi DKI Jakarta menggelar simulasi pemungutan dan penghitungan suara Pilgub Jakarta. Simulasi digelar untuk mengukur efektivitas pemungutan suara hingga penggunaan alat bantu rekapitulasi atau Sirekap.
Simulasi pertama ini digelar di TPS 567 Kelurahan Johar Baru, Jakarta Pusat, Kamis (24/10/2024). Para petugas Kelompok Panitia Pemungutan Suara (KPPS) menggunakan beskap Betawi.
Ketua Divisi Teknis Penyelenggaraan Pemilu KPU DKI Jakarta, Dody Wijaya, mengatakan simulasi ini menggunakan simulasi yang nyata dengan menggunakan petugas KPPS dan pemilih asli warga sekitar yang terdaftar. Terjadi antrean pemilih saat simulasi dilakukan.
"Pemilih yang hadir adalah TPS sekitar sesuai dengan daftar pemilih tetap di TPS di sekitar GOR Johar baru. Ini terjadi cukup banyak antrean pemilih nanti kita akan lihat evaluasi faktornya apa sebabnya apa ini, kita harus lakukan antisipasi," ujar Doddy Wijaya saat simulasi di GOR Johar Baru.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
KPU Provinsi DKI Jakarta menggelar simulasi pemungutan dan penghitungan suara Pilgub Jakarta di TPS 567 Kelurahan Johar Baru, Jakarta Pusat, Kamis (24/10/2024). Foto: (Taufiq Syarifudin/detikcom)
Doddy menjelaskan simulasi ini punya dua tujuan, pertama, untuk mengetahui sejauh mana pemahaman KPPS, saksi, dan pengawas TPS terhadap pemahaman regulasi dan peraturan perundang-undangan. Kedua, mengukur efektivitas pelaksanaan pemungutan dan penghitungan suara.
"Ada 6 (hal) yang akan kita lakukan simulasi, pertama alur pemungutan suara, kedua penggunaan surat suara ketiga cara pengisian formulir, keempat penggunaan sampul dan logistik-logistik lainnya, kemudian juga terkait dengan penggunaan Sirekap. Jadi KPU DKI Jakarta 2024 ini menargetkan Sirekap harus selesai dalam waktu 1x24 jam," ujarnya.
"Maka simulasi yang paling penting adalah pada saat di TPS hari ini bagaimana KPPS mampu untuk melakukan potret atau foto dan pengunggahan data ke dalam server Sirekap," sambung dia.
Berikutnya, KPU DKI Jakarta bakal menggelar simulasi serupa di enam kabupaten/kota. Hal ini diharapkan jadi panduan KPPS dalam melaksanakan pemungutan dan penghitungan suara.
"Nanti KPU kabupaten/kota PPK, PPS melihat langsung karena nanti akan dilakukan simulasi yang serupa di 6 kabupaten/kota dan di 44 kecamatan di PPK," ucapnya.
Pada pilkada tahun ini, di Jakarta terdapat 14 ribu TPS. Jumlah ini berbanding jauh dari pilpres lalu yang mencapai 30 ribu TPS di Jakarta.
"Kita berharap 14.000 TPS pada pilkada tahun ini juga akan memiliki pemahaman yang sama. Oleh karena itu tanpa berpanjang kalam kami mengajak semua pihak semua elemen untuk menyaksikan proses pungut dan hitung termasuk dari saksi pasangan calon untuk menyaksikan semua proses," jelasnya.
KPU memberikan kesempatan kepada saksi di TPS untuk melakukan keberatan kalau ada tata cara dan prosedur yang tidak sesuai. Nantinya ada formulir keberatan atau catatan kejadian khusus untuk saksi maupun pengawas TPS.
"Kemudian ada hal yang baru dalam pemilihan tahun 2024 ini, pertama adalah layout desain TPS untuk pengawas TPS sesuai dengan masukan Bawaslu diakomodir oleh KPU berada di belakang KPPS 4 dan 5 dan di belakang ketua KPPS sehingga bisa mengawasi dan mencatat pemilih yang hadir," jelasnya.
"Kedua, yang agak berbeda juga yaitu ada tempat duduk prioritas bagi lansia, ibu hamil dan pemilih disabilitas yang berada di depan tanpa harus menunggu antrean. Jadi ada priority seat untuk pemilih-pemilih yang memiliki kekhususan atau prioritas dalam penggunaan surat suara," imbuhnya.
(rfs/rfs)