Kolaborasi dengan Petani, Bulog Serap Panen Lewat Program Mitra Tani

1 month ago 43

Jakarta -

Perum BULOG melakukan penyerapan gabah melalui kemitraan Program Mitra Tani Bulog di wilayah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Luas lahan yang dipanen di Desa Watukebo, Kabupaten Banyuwangi, ini mencapai sekitar 6 hektare dari luas total lahan project kemitraan sinergis sebesar 31 hektare.

Direktur Bisnis Perum BULOG, Febby Novita menyampaikan panen hari ini membuktikan Bulog hadir di tengah. Dalam kondisi cuaca dan iklim yang berubah-ubah, Bulog bekerja sama menjemput ke Hulu dengan berkolaborasi bersama Pandawa Agri Indonesia melalui Program Mitra Tani.

"Jadi Program Mitra Tani ini, di mana nanti Program Kemitraan, bagaimana kita berkolaborasi dengan perusahaan ataupun Kelompok Tani atauGapoktan. Melalui Mitra Tani, yang mengedepankan kolaborasi dengan petani, kami memperkuat rantai pasokan, meningkatkan produktivitas pertanian, dan memberikan pelatihan kepada petani mengenai metode pertanian berkelanjutan yang ramah lingkungan," jelas Febby dalam keterangan tertulis, Kamis (17/10/2024).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia mengungkapkan Bulog memperluas jangkauan Program Mitra Tani dalam memenuhi kebutuhan stok dalam negeri. Inisiatif hulu ini dirancang untuk mengatasi tantangan ketahanan pangan dengan mendukung petani secara langsung di Banyuwangi.

Adapun program ini fokus pada peningkatan akses terhadap sumber daya pertanian krusial, seperti pupuk dan benih. Sekaligus menawarkan pembiayaan produksi untuk memastikan petani dapat menjalankan praktik pertanian berkelanjutan.

Sementara itu, Direktur Human Capital Sudarsono Hardjosoekarto menyampaikan perubahan iklim memang dihadapi secara global. Namun, Bulog tetap akan menjalankan tugas mulia untuk dua sisi.

"Sisi pertama secara singkat disebutnya Bulog mengantarkan kebaikan kepada seluruh masyarakat konsumen dengan cara menjamin tersedianya beras dan pangan pokok yang lain di semua tempat, baik melalui bantuan pangan maupun mekanisme pasar atau operasi pasar yang disebut SPHP saat ini sedang dijalankan," kata Sudarsono.

"Selain itu konsumen yang mengkonsumsi khususnya beras dan bahan pokok lain tidak mengalami kesulitan dan merasa aman akan ketersediaan cadangan pangan yang tersedia di berbagai gudang-gudang Bulog di seluruh indonesia dari Sabang sampe Merauke tetap terjaga," sambungnya.

Sedangkan sisi kedua, Bulog bersahabat dengan petani melalui Program Mitra Tani. Bulog kembangkan di berbagai tempat dan sudah dikembangkan juga pilot project di berbagai tempat bahkan nanti bekerja sama dengan TNI AD yang sudah mengembangkan tempat-tempat yang tadinya sumber daya airnya itu masih terbatas.

Adapun alat-alatnya disediakan Bulog supaya airnya cukup. Upaya ini dilakukan di berbagai provinsi sebagai kerja sama dengan Bulog. Hal ini menjadi salah satu bentuk wujud dari Bulog bersahabat dengan petani

"Kita sedang merencanakan juga untuk memperkuat cadangan pangan kita salah satunya dengan cara bersahabat dengan petani di daerah-daerah yang kita sebut lahan marginal yang masih luas di berbagai tempat seperti di Sulawesi, Kalimantan, dan di berbagai provinsi yang lain. Menjelang Tahun depan nanti akan ada musim panen bulan Februari 2024, oleh sebab itu kita mendorong betul untuk produksi sebanyak mungkin dalam negeri, termasuk program-program mendorong pemuda-pemuda tani, anak-anak muda tani di desa ini supaya mencintai bertanam supaya produksinya bagus," papar Sudarsono.

"Selain dukungan finansial, program ini menyediakan bantuan agronomi yang komprehensif, termasuk panduan tentang pengelolaan tanaman dan teknik pemanenan yang optimal, guna memastikan ketahanan jangka panjang di sektor pertanian," tambahnya.

Turut hadir perwakilan mitra kerja sama Bulog, CEO PT Pandawa Agri Indonesia Kukuh Roxa dan Perwakilan Petani Muda Arvy Rizaldy. Kukuh menjelaskan pihaknya merancang inovasi khusus untuk memenuhi kebutuhan petani, sekaligus menjaga kesehatan lingkungan dan tanah.

"Produk dalam paket PPAI merupakan alternatif ramah lingkungan terhadap input konvensional, sehingga pertanian lebih berkelanjutan dan mendukung keberhasilan pertanian jangka panjang. Petani dapat memperoleh laba bersih yang lebih tinggi, memanfaatkan kondisi pasar yang menguntungkan, dan mampu mengadopsi praktik pertanian yang lebih berkelanjutan," tutur Kukuh.

Sementara itu, perwakilan petani muda di Banyuwangi Arvy Rizaldy merinci sektor pertanian padi menghadapi tantangan yang signifikan dengan hanya 21,9% petani berusia 16-30 tahun.

"Banyak anak muda menghindari pertanian karena kurangnya minat dan persepsi negatif terhadap profesi tersebut. Bertani dengan Teknologi PPAI menurunkan hambatan bagi generasi muda karena prosesnya disederhanakan dan menerima pendampingan yang erat," ujar Arvy.

"Selain itu, hasilnya lebih menguntungkan, menjadikan pertanian sebagai pilihan karier yang lebih menarik dan layak bagi kaum muda," sambungnya.

(akd/akd)

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial