Gencatan Senjata Gaza tapi Serangan Israel Tetap Membabi Buta

12 hours ago 3
Jakarta -

Hamas dengan Israel telah menyepakati gencatan senjata. Namun, serangan pasukan Israel di Gaza tetap membabi buta hingga menelan korban jiwa.

Dirangkum detikcom, Jumat (17/1/2025), Qatar selaku mediator mengumumkan gencatan senjata yang dimulai pada hari Minggu (19/1) mendatang bersamaan dengan pertukaran sandera dan tahanan.

"Kesepakatan itu akan mulai berlaku pada 19 Januari," ujar Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman dilansir Reuters, Kamis (16/1/2025).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Senada, Kantor Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengungkapkan pada Jumat (17/1) waktu setempat bahwa "kesepakatan untuk pembebasan para sandera" telah tercapai. Netanyahu telah memerintahkan kabinet politik keamanan Tel Aviv untuk menggelar rapat membahas lebih lanjut kesepakatan tersebut.

"Perdana Menteri Benjamin Netanyahu diberitahu oleh tim perunding bahwa kesepakatan telah dicapai mengenai kesepakatan untuk membebaskan para sandera," demikian pernyataan kantor Netanyahu, seperti dilansir Reuters dan AFP, Jumat (17/1/2025).

Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengonfirmasi kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas.

Biden menyebutkan gencatan senjata itu berlaku secara penuh dan menyeluruh, mulai penarikan pasukan Israel dari Gaza, dan pembebasan semua sandera yang ditahan oleh Hamas. Kesepakatan itu berlaku selama enam minggu.

Sementara itu, dilansir BBC, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres mengatakan kesepakatan gencatan senjata, yang disebutnya meringankan "penderitaan luar biasa yang disebabkan oleh konflik", adalah prioritas pertama.

Guterres mengatakan PBB siap untuk meningkatkan pengiriman bantuan kepada Palestina.

Korban Tetap Berjatuhan

Hanan Shaqoura embraces the body of her son, Mohammad, 7, who was killed in the Israeli bombardment of the Gaza Strip, during his funeral in Deir al-Balah, Wednesday, Jan. 15, 2025. (AP Photo/Abdel Kareem Hana) Korban serangan Israel di Gaza. Foto: AP/Abdel Kareem Hana

Selang beberapa jam setelah kesepakatan gencatan senjata, Israel tetap menyerang Gaza. Mulanya, serangan itu dilaporkan menewaskan 82 orang di Gaza.

Jumlah korban tewas terus bertambah hingga mencapai 90 orang. Dilansir Al Jazeera, Jumat (17/1/2025), Jumlah ini disampaikan kantor berita Wafa yang mengutip sumber-sumber medis di daerah kantong yang terkepung.

Satu serangan terhadap sebuah rumah di dekat Gedung Serikat Insinyur di Kota Gaza, di utara Jalur Gaza, pada Rabu (15/1) malam menewaskan sedikitnya 18 orang.

Pertahanan Sipil Palestina juga mengatakan telah mengambil jenazah 12 orang dari lingkungan Sheikh Radwan di Kota Gaza. Di Gaza tengah, lima orang tewas dalam serangan pesawat nirawak Israel yang menargetkan sekelompok orang di daerah Karaj di kamp Bureij.

Jumlah korban tewas, yang dihitung sejak Rabu (15/1) pagi, terus meningkat ketika warga Palestina kembali berlindung di tenda-tenda mereka setelah merayakan kesepakatan gencatan senjata yang dicapai antara Israel dan Hamas pada Rabu malam.

"Selama beberapa jam, orang-orang mengubah seluruh area ini menjadi panggung perayaan, sesuatu yang tidak biasa kita lihat di sini karena area ini dulunya merupakan panggung pemakaman bagi para korban perang dan tempat yang dipenuhi dengan penderitaan dan kesedihan," kata Hani Mahmoud dari Al Jazeera, melaporkan dari Deir el-Balah di Gaza tengah.

Namun, gencatan senjata akan dimulai pada Minggu (19/1) dan warga di Gaza khawatir hal yang lebih buruk akan terjadi sebelum pengeboman Israel berhenti, kata Mahmoud.

"Kami memperkirakan akan terjadi lonjakan serangan pesawat nirawak dan artileri berat, dan itulah yang menyebabkan warga mengakhiri perayaan setelah dua jam," katanya.

Anas al-Sharif dari Al Jazeera, melaporkan dari Kota Gaza, serangan Israel di sana telah "memadamkan" kegembiraan yang dirasakan warga saat pengumuman awal gencatan senjata.

"Beberapa jam yang lalu, ada suasana kegembiraan dan kelegaan di antara warga di sini saat pengumuman gencatan senjata dibuat dari Doha, yang menyatakan bahwa gencatan senjata akan berlaku dalam beberapa hari mendatang," kata al-Sharif.

"Namun, segera setelah pengumuman tersebut, pesawat tempur Israel memadamkan kegembiraan warga--menyerang rumah sakit, tempat penampungan, dan rumah dengan serangan udara langsung."

Rincian Perjanjian Gencatan Senjata

Warga Rayakan Kabar Gencatan Senjata di Gaza, Namun Tantangan Besar Menanti Warga Rayakan Kabar Gencatan Senjata di Gaza. Foto: DW (News)

Dilansir Al Arabiya News, setidaknya ada sejumlah poin perjanjian gencatan senjata antara kelompok militan Palestina, Hamas, dengan israel. Rinciannya:

1. Pertukaran Tahanan dan Sandera
Israel disebut akan membebaskan 30 tahanan Palestina sebagai ganti setiap sandera Israel, dan 50 tahanan Palestina lainnya untuk setiap tentara wanita Israel yang ditahan di Gaza.

Sandera perempuan dan mereka yang berusia di bawah 19 tahun akan dibebaskan terlebih dahulu. Dengan demikian, 33 warga Israel akan dibebaskan dalam 42 hari pertama sejak perjanjian tersebut ditandatangani.

Menurut sumber Al Arabiya, jumlah warga Palestina yang ditahan Israel mencapai 1.650 orang. Lebih lanjut, warga yang mengungsi dari Gaza Utara dapat kembali mulai 22 Januari.

2. Penarikan Pasukan Israel dari Koridor Philadelphi

Dalam perjanjian ini, Israel mengatakan akan menarik pasukannya secara bertahap dari koridor Netzarim dan Philadelphi.

Sumber Al Arabiya mengatakan Israel menginginkan peran pengawasan di Philadelphi yang kemudian ditolak Hamas dalam kesepakatan gencatan senjata. Kemudian digantikan dengan permintaan Israel agar memiliki perwakilan permanen di penyebrangan Rafah.

Kantor PM Israel Benjamin Netanyahu sebelumnya mengatakan Hamas telah mengajukan permintaan di menit terakhir untuk mengubah penempatan pasukan Israel di koridor yang membentang di sepanjang perbatasan Mesir-Gaza.

"Karena desakan kuat dari Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, Hamas membatalkan permintaannya pada menit-menit terakhir untuk mengubah penempatan pasukan [militer Israel] di Koridor Philadelphi," kantor Netanyahu menambahkan.

Perundingan untuk perjanjian tahap kedua akan dimulai pada hari keenam belas gencatan senjata. Fase ini akan mencakup pembebasan seluruh sandera yang tersisa dan penarikan penuh Israel dari Jalur Gaza.

4. Bantuan untuk Gaza

Kemudian dalam perjanjian juga dibahas mengenai perbantuan Gaza. Diketahui, pasukan Israel kerap menghadang bantuan untuk warga Gaza.

Enam ratus truk bantuan kemanusiaan disebut akan memasuki Gaza setiap hari selama enam minggu gencatan senjata. Sekjen PBB Antonio Guterres mengatakan gencatan senjata "sangat penting" untuk menghilangkan hambatan dalam pengiriman bantuan ketika ia menyambut baik kesepakatan tersebut.

Sumber mengatakan penyeberangan Rafah diperkirakan akan dibuka mulai 16 Januari.

(taa/ygs)

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial