New Delhi -
Eskalasi militer India dan Pakistan terus meninggi setelah kedua negara saling menembakkan rudal. Laporan mengenai ledakan bermunculan dari beberapa lokasi di sepanjang Garis Kontrol perbatasan de facto antara India dan Pakistan di Kashmir sejak Sabtu (10/05) dini hari.
Reporter-reporter BBC telah mendengar ledakan di Kota Srinagar dan Jammu di Kashmir yang dikelola India. Sumber ledakan ini belum diketahui.
Media lokal juga melaporkan mendengar suara ledakan dari Udhampur di Kashmir yang dikelola India dan Pathankot di Punjab. Di dua lokasi tersebut terdapat fasilitas pertahanan India yang menurut klaim Pakistan telah menjadi target serangan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Militer Pakistan mengatakan telah menghancurkan pangkalan udara India, lapangan terbang, dan unit penyimpanan rudal di India.
Islamabad mengatakan rangkaian serangan itu merupakan respons atas gempuran rudal India, termasuk yang dekat dengan ibu kota Islamabad.
Sebelumnya, Pakistan mengklaim India telah menembakkan rudal ke Chakwal, Shorkot, dan pangkalan udara di Rawalpindi10 km dari ibu kota Pakistan, Islamabad.
Belum ada konfirmasi dari pihak India mengenai versi Pakistan tentang kejadian tersebut.
Dua negara itu sebelumnya memasuki ranah militer yang belum pernah terjadi sebelumnya, yaitu pertempuran drone alias pesawat tanpa awak.
Seberapa berbahaya eskalasi militer yang melibatkan dua negara dengan senjata nuklir ini?
Aparat Pakistan sedang memeriksa serpihan yang ditimbulkan serangan drone India di Karachi, pada Kamis (08/05) (Getty Images)
Perang pesawat nirawak pertama di dunia antara dua negara bersenjata nuklir telah meletus di Asia Selatan.
Pada Kamis (08/05), India menuduh Pakistan meluncurkan armada pesawat nirawak dan rudal ke tiga pangkalan militer di wilayah India dan Kashmir yang dikelola India tuduhan yang dengan cepat dibantah Islamabad.
Pakistan mengklaim telah menembak jatuh 25 pesawat nirawak India dalam beberapa jam terakhir.
Delhi tetap bungkam di depan umum. Para ahli mengatakan serangan balasan itu menandai fase baru yang berbahaya dalam rivalitas selama puluhan tahun. Sebab kedua belah pihak tidak hanya bertukar serangan artileri, tetapi juga senjata tak berawak melintasi perbatasan yang tidak stabil.
Ketika Washington dan kekuatan global lainnya mendesak agar kedua negara menahan diri, pertempuran pesawat nirawak membuka babak baru dalam konflik India-Pakistan.
"Konflik India-Pakistan tengah memasuki era baru dalam pesawat nirawak, era di mana 'mata tak terlihat' dan ketepatan pesawat tanpa awak dapat menentukan eskalasi atau menahan diri. Dengan demikian, di wilayah udara Asia Selatan yang diperebutkan, pihak yang menguasai perang pesawat nirawak tidak akan sekadar melihat medan perang mereka akan membentuknya," kata Jahara Matisek, seorang profesor di Sekolah Tinggi Perang Angkatan Laut AS, kepada BBC.
Sejak Rabu (07/05) pagi, Pakistan mengatakan serangan udara India dan tembakan lintas perbatasan telah menewaskan 36 orang dan melukai 57 lainnya di Pakistan dan Kashmir yang dikelola Pakistan.
Di sisi lain, tentara India melaporkan sedikitnya 16 warga sipil tewas akibat penembakan Pakistan.
India berkeras serangan rudalnya merupakan pembalasan atas serangan militan yang mematikan terhadap wisatawan India di Pahalgam bulan lalu. Islamabad membantah terlibat dalam serangan tersebut.
Pada Kamis (08/05), militer Pakistan mengumumkan bahwa mereka telah menembak jatuh 25 pesawat tanpa awak India di berbagai kota, termasuk Karachi, Lahore, dan Rawalpindi.
Pesawat tanpa awak tersebut yang dilaporkan merupakan pesawat tanpa awak Harop buatan Israel dilaporkan dicegat menggunakan tindakan balasan teknis dan berbasis senjata.
India mengklaim telah menetralkan beberapa radar dan sistem pertahanan udara Pakistan, termasuk satu di Lahore. Klaim ini dibantah Islamabad.
- Perbandingan militer India dan Pakistan Dari drone hingga rudal
- India serang Pakistan dan Kashmir 'Saya tidak mengerti mengapa masjid kami menjadi sasaran'
- Mengapa ada ketegangan di Kashmir?
Rudal dan bom berpemandu laser, pesawat nirawak, dan kendaraan udara tak berawak (UAV) telah menjadi hal yang sangat penting dalam peperangan modern karena persenjataan itu mampu meningkatkan ketepatan dan efisiensi operasi militer secara signifikan.
Pesawat-pesawat ini dapat menyampaikan koordinat untuk serangan udara, menunjuk target dengan laser, atau langsung terlibat pertempuran.
Pesawat nirawak dapat digunakan sebagai umpan atau menekan pertahanan udara musuh dengan cara terbang ke wilayah udara yang diperebutkan untuk memicu emisi radar musuh, yang kemudian menjadi sasaran amunisi pesawat nirawak lain yang berkeliaran atau rudal antiradiasi.
"Beginilah cara Ukraina dan Rusia berperang. Peran ganda ini menyasar target dan memicu serangan menjadikan pesawat nirawak sebagai pengganda kekuatan dalam melemahkan pertahanan udara musuh tanpa mempertaruhkan pesawat berawak," kata Profesor Matisek.
Para ahli mengatakan armada pesawat nirawak India sebagian besar dibuat menggunakan pesawat pengintai buatan Israel seperti IAI Searcher dan Heron serta amunisi Harpy dan Harop.
Pesawat nirawak ini berfungsi sebagai rudal, pengintai otonom, hingga pelaku serangan presisi.
Harop, khususnya, menandakan pergeseran ke arah peperangan menggunakan senjata yang punya kemampuan mengincar target dengan presisi tinggi. Hal ini mencerminkan semakin pentingnya amunisi seperti drone kamikaze dalam konflik modern, kata para ahli.
Heron, kata para ahli, adalah "mata India di langit" untuk melakukan pemantauan pada masa damai dan operasi tempur. IAI Searcher Mk II dirancang untuk operasi garis depan dengan daya tahan hingga 18 jam, jangkauan 300 km, dan ketinggian 7.000 meter.
Kesepakatan pembelian 31 pesawat nirawak MQ-9B Predator--yang dapat terbang selama 40 jam dan ketinggian 40.000 kaki dari AS senilai US$4 miliar menandai lompatan India dalam kemampuan serangan militer.
India juga mengembangkan taktik pesawat nirawak berkelompok dengan mengerahkan pesawat nirawak lebih kecil dalam jumlah banyak untuk membuat pertahanan udara lawan kewalahan sehingga senjata lain yang bernilai lebih tinggi dapat menembus pertahanan tersebut, kata para ahli.
Di sisi lain, armada pesawat nirawak Pakistan "luas dan beragam" yang terdiri dari buatan dalam negeri dan impor, kata Ejaz Haider, seorang analis pertahanan yang berbasis di Lahore, kepada BBC.
Dia mengatakan persenjataan Pakistan mencakup "lebih dari 1.000 pesawat nirawak", termasuk drone dari China, Turki, dan produsen dalam negeri.
Pembuat pesawat-pesawat nirawak tersebut mencakup termasuk CH-4 dari China, Bayraktar Akinci dari Turki, dan pesawat nirawak Burraq dan Shahpar milik Pakistan sendiri. Selain itu, Pakistan telah mengembangkan drone kamikaze yang meningkatkan kemampuan serangannya.
Aparat Pakistan melakukan pemeriksaan setelah terjadi serangan drone India di Karachi, Kamis (08/05) (Anadolu via Getty Images)
Ejaz Haider mengatakan Angkatan Udara Pakistan (PAF) telah berupaya mengintegrasikan pesawat tanpa awak ke dalam operasi tempurnya selama hampir satu dekade. Fokus utamanya adalah pengembangan "loyal wingman"pesawat tanpa awak yang berkoordinasi dengan pesawat berawak, tambahnya.
Prof Matisek meyakini "Bantuan teknis Israel dalam memasok pesawat nirawak Harop dan Heron menjadi sangat penting bagi India, sedangkan ketergantungan Pakistan pada pesawat buatan Turki dan China menggarisbawahi perlombaan senjata yang sedang berlangsung".
Meskipun pertempuran pesawat nirawak antara India dan Pakistan menandai peningkatan signifikan dalam persaingan kedua negara, kondisi tersebut berbeda dengan peperangan menggunakan pesawat nirawak dalam konflik Rusia-Ukraina, kata para ahli.
Dalam pertempuran Rusia-Ukraina, pesawat nirawak menjadi yang utama dalam operasi militer. Kedua negara saling mengerahkan ribuan pesawat nirawak untuk fungsi pengawasan, penargetan, dan serangan langsung.
"Menerjunkan pesawat nirawak [dalam konflik India-Pakistan yang sedang berlangsung] alih-alih jet tempur atau rudal berat merupakan opsi tingkat rendah dalam militer. Pesawat nirawak tidak memiliki persenjataan yang lengkap dibandingkan pesawat berawak. Jadi ini merupakan langkah yang terkendali. Namun, jika [pertempuran pesawat nirawak] ini hanya merupakan awal dari serangan udara yang lebih luas, perhitungannya berubah total," kata Manoj Joshi, analis pertahanan India, kepada BBC.
Personel militer India memeriksa serpihan rudal di dekat Amritsar, India, pada Kamis (08/05) (Getty Images)
Ejaz Haider yakin bahwa aktivitas pesawat nirawak baru-baru ini di Jammu "tampaknya merupakan respons taktis terhadap provokasi langsung, bukan pembalasan skala penuh [oleh Pakistan]".
"Serangan balasan yang sebenarnya terhadap India akan melibatkan kejutan dan rasa takut. Serangan semacam itu kemungkinan akan lebih komprehensif, melibatkan banyak persenjataan baik berawak maupun tak berawak dan menargetkan berbagai sasaran yang lebih luas. Operasi semacam itu akan bertujuan memberikan dampak yang menentukan, menandakan eskalasi yang signifikan di luar saling serang saat ini," kata Haider.
Meskipun pesawat nirawak telah mengubah medan perang di Ukraina secara mendasar, perannya dalam konflik India-Pakistan masih lebih terbatas dan simbolis, kata para ahli. Kedua negara juga menggunakan pesawat tempur berawak mereka untuk saling menembakkan rudal.
"Perang pesawat nirawak yang kita saksikan mungkin tidak berlangsung lama; bisa jadi ini hanya awal dari konflik yang lebih besar," kata Joshi.
"Ini bisa menjadi tanda de-eskalasi atau eskalasi kedua kemungkinan itu ada di atas meja. Kita berada di titik balik; arah yang diambil dari sini masih belum pasti."
Jelas India mengintegrasikan pesawat nirawak ke dalam doktrin serangan presisinya, yang memungkinkan penyerangan suatu target dari jarak jauh tanpa melintasi perbatasan. Namun, evolusi ini juga menimbulkan pertanyaan kritis.
"Pesawat nirawak menurunkan ambang batas tindakan politik dan operasional, menyediakan opsi untuk mengawasi dan menyerang sambil mencoba mengurangi risiko eskalasi," kata Profesor Matisek.
"Namun, mereka juga menciptakan dinamika eskalasi baru: setiap pesawat tanpa awak yang ditembak jatuh, setiap radar yang dibutakan, menjadi titik api potensial dalam situasi yang menegangkan antara dua kekuatan nuklir ini."
- Kashmir: Mengapa kekerasan terbaru membuat dunia sangat khawatir?
- Mengapa pencabutan status daerah istimewa Kashmir oleh India dianggap kontroversial?
- Ada apa di balik pertikaian militer India dan China?
Tonton juga "Hasan Nasbi Bicara soal Perang India-Pakistan, Ungkit Ucapan Prabowo" di sini:
(nvc/nvc)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini