Jakarta -
Kanselir Jerman Olaf Scholz tampak tenang dan kalem saat ia berbicara di depan media pada Rabu (06/11) malam.
Kanselir yang sering dikritik karena tampil membosankan dan teknokratis ini menunjukkan rasa percaya diri dan tekad kuat saat menjelaskan mengapa ia baru saja memecat Menteri Keuangannya, Christian Lindner, yang juga Ketua Partai Demokrat Liberal (FDP) berhaluan neoliberal.
Sebagai konsekuensi atas pemecatan itu, FDP akan menarik semua menterinya dari koalisi pemerintahan Jerman. Selama beberapa minggu ke depan, Scholz pun berencana memimpin pemerintahan minoritas yang terdiri dari Partai Sosial Demokrat SPD yang berhaluan kiri-tengah dan Partai Hijau yang berhaluan kiri dan fokus pada lingkungan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Scholz: Mencegah Jerman jatuh terpuruk
Dan, pengumuman ini mengejutkan publik.
"Saya terpaksa mengambil langkah ini untuk mencegah kerusakan terhadap negara kita," kata Scholz.
Scholz berkata telah menyerahkan "rencana komprehensif kepada menteri keuangan untuk menutup kesenjangan €10 miliar dalam anggaran 2025."
Kesenjangan anggaran ini adalah salah satu masalah yang akhirnya membuat tiga partai koalisi pemerintah Jerman terpecah.
Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!
Minggu lalu, Christian Lindner mempublikasikan sebuah tulisan yang mencantumkan serangkaian proposal keuangan dan ekonomi. Rencana ini belum disetujui oleh partai-partai lain.
Ini termasuk tuntutan untuk memotong pembayaran anggaran kesejahteraan, mengurangi langkah-langkah perlindungan iklim, dan menerapkan pemotongan pajak bagi perusahaan. Lindner pada minggu ini juga menolak usulan baru Scholz untuk anggaran 2025.
"Menteri keuangan tidak menunjukkan keinginan untuk menerapkan usulan ini demi kebaikan negara kita. Saya tidak ingin negara kita terus menderita akibat perilaku seperti ini," ujar Scholz atas penolakan Lindner
Scholz kecam "taktik kecil" Lindner
Kanselir berbicara dengan agak gemetar, yang menunjukkan bahwa kejadian ini memengaruhinya secara pribadi.
Dia dengan tegas menyerang "taktik politik kecil" Lindner dan menuduhnya punya tingkat egoisme yang "sama sekali tidak dapat dipahami."
"Menteri Keuangan Lindner tidak menunjukkan keinginan untuk melaksanakan proposal kami," kata Scholz.
Dia menambahkan bahwa perusahaan-perusahaan Jerman saat ini sangat membutuhkan dukungan dan "siapa pun yang menolaknya berarti telah bertindak tidak bertanggung jawab." Ia mengacu pada kebuntuan diskusi dengan Lindner.
Ia melanjutkan dengan menjelaskan usulannya, termasuk mengambil utang tambahan untuk menurunkan harga energi, khususnya bagi perusahaan, menyelamatkan lapangan pekerjaan di industri mobil yang sedang terpuruk, menawarkan insentif pajak bagi perusahaan yang melakukan investasi, dan meningkatkan dukungan bagi Ukraina.
Isu mendesak Jerman: memperkuat pertahanan dan ekonomi
Kanselir Scholz mengungkapkan niatnya untuk terus bekerja sama dengan Partai Hijau dalam pemerintahan minoritas dan berusaha mengajukan mosi percaya pada tanggal 15 Januari 2025. Scholz mungkin akan kalah dalam mosi ini, yang akan membuka jalan bagi pemilihan umum baru pada bulan Maret.
Selain itu, Scholz juga akan menghubungi oposisi konservatif Uni Demokrat Kristen (CDU) dan Uni Sosial Kristen CSU. Dia mengatakan akan menghubungi ketua CDU Friedrich Merz untuk menjalin kerja sama dalam dua isu mendesak: Memperkuat pertahanan dan memperkuat ekonomi.
"Karena ekonomi kita tidak bisa menunggu hingga pemilihan umum baru berlangsung. Dan kita perlu kejelasan sekarang juga tentang bagaimana kita akan membiayai pertahanan kita dengan kuat di tahun-tahun mendatang," kata Scholz.
Kanselir Jerman habis kesabaran
Pernyataan Scholz begitu rinci sehingga sulit dibayangkan bahwa kanselir baru saja menyampaikan semuanya pada hari yang sama.
Dalam waktu kurang dari 20 menit, ia menjelaskan alasan mendepak FDP dari pemerintahannya, dan memberi tekanan pada oposisi untuk bergabung di masa-masa sulit.
Terakhir, ia juga mengimbau warga Jerman untuk menatap masa depan dengan percaya diri. Ia merujuk pada kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden AS.
"Siapa pun yang menyaksikan AS dalam beberapa minggu terakhir melihat negara yang sangat terpecah belah. Negara yang perbedaan politiknya telah menghancurkan persahabatan dan keluarga," kata Scholz, menyimpulkan bahwa hal ini tidak boleh tidak terjadi di Jerman.
Scholz kemudian meninggalkan lokasi tanpa menjawab pertanyaan apa pun setelah pernyataannya itu. Jelas terlihat betapa frustrasinya pria ini dalam beberapa minggu terakhir.
Masih belum jelas apakah politisi lain di pemerintahannya dan, terutama, oposisi akan mendukung rencananya. Namun, untuk saat ini, Olaf Scholz, yang sering kali tampak ragu-ragu dan menahan diri, tampaknya merasa percaya dengan dirinya sendiri.
Diadaptasi dari artikel DW berbahasa Jerman.
(ita/ita)