Cilegon -
Cawagub Banten, Dimyati Natakusumah, menjelaskan maksud ucapannya saat debat Pilkada Banten soal wanita jangan dikasih beban berat, apalagi menjadi gubernur itu berat. Dia mengklaim ucapannya bukan ditujukan bahwa perempuan tidak boleh menjadi gubernur.
Dia awalnya bicara soal dalil yang memerintahkan agar pria memuliakan wanita. Dia mengatakan perintah untuk memuliakan wanita itu datang dari Allah dan ditujukan ke kaum pria.
"Dalil yang saya sampaikan (saat debat) itu adalah siapa yang memuliakan wanita akan dimuliakan oleh Allah, dan sebaliknya menistakan wanita akan dinistakan oleh Allah.Itu buat siapa? Itu buat kaum suami, laki-laki, bukan buat perempuan," kata Dimyati di Cilegon, Jumat (25/10/2024).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dimyati mengatakan pria tidak boleh menjadikan wanita alat untuk mendapat kekuasaan. Dia juga mengatakan pria tidak boleh menjadikan wanita alat untuk korupsi.
"Tapi banyak wanita-wanita seolah-olah tidak mendukung pengarus utamaan gender, patriarki, dan sebagainya. Tapi itu buat kaum suami, kenapa wanita itu harus dimuliakan dalam arti adalah jangan dijadikan alat untuk kekuasaan, untuk korupsi, alat untuk kekuasaan atau juga dijadikan tumbal," ujarnya.
Dimyati mengatakan, jika wanita dijadikan alat untuk kekuasaan dan korupsi, maka hal itu merupakan bentuk tidak memuliakan wanita. Dimyati kemudian berbicara soal perempuan jadi gubernur itu berat.
"Maka oleh sebab itu yang melakukan itu berarti tidak memuliakan wanita, masalah menjadi gubernur saya tidak berbicara tidak boleh jadi gubernur. Jadi Gubernur Banten itu berat. Saya sampaikan begitu, untuk Banten khususnya, kenapa? Karena Banten terlibat permasalahan hukum sebelum-sebelumnya," katanya.
Dia kemudian bicara soal sosok para Gubernur Banten sebelumnya. Dimyati mengatakan ada mantan Gubernur Banten yang saat menjabat ditangkap oleh KPK karena terlibat kasus korupsi.
"Gubernur-gubernur sebelumnya dari Cilegon kemarin, Wakil Gubernur kalau tidak salah itu sampai meninggal, begitu pun yang menggantikan masalah hukum, KPK, permasalahannya besar sekali. Nah ini yang terjadi di Banten, maka berat kalau di Banten ini, tadi yang saya sampaikan apalagi kalau yang dijadikan alat," ujarnya.
Dimyati menyebut dirinya tak melarang wanita jadi gubernur. Dia menyebut nama mantan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawangsa yang dinilai sukses memimpin daerahnya.
"Perempuan boleh jadi gubernur? Ya boleh. Khofifah Indar Parawansa ya sukses di Jawa Timur, keluarganya tidak terlibat masalah hukum, tidak terlibat korupsi, bukan koruptor, ya itu nggak berat, tinggal melanjutkan. Tapi kalau yang keluarganya itu koruptor, sekelilingnya koruptor inilah menjadi persoalan, menjadi berat," ujarnya.
Sebelumnya, Dimyati bicara terkait perlindungan terhadap wanita dalam debat perdana Pilgub Banten 2024. Dia menyinggung wanita semestinya tak diberi beban berat, apalagi menjadi gubernur.
Hal ini disampaikan Dimyati pada sesi tanya jawab paslon saat debat Pilkada Banten 2024 perdana, Rabu (16/10). Dimyati awalnya menjawab pertanyaan dari Cawagub Banten Ade Sumardi soal angka pelecehan perempuan dan anak yang tinggi menurut data Kementerian PPPA.
Dimyati kemudian memberikan jawaban. Dia juga menyebut perempuan harus mendapat perhatian yang lebih karena wanita adalah makhluk yang harus dimuliakan.
Dia kemudian menyebut perempuan jangan diberi beban berat. Menurutnya, laki-laki yang semestinya memajukan Banten.
"Oleh sebab itu, karena itu wanita itu jangan terlalu dikasih beban berat, apalagi jadi gubernur itu berat lho, luar biasa. Maka oleh sebab itu, laki-lakilah harus membantu memaksimalkan bagaimana Banten ini maju," ucapnya.
(haf/haf)