3.000 Migran Berbondong Jalan Kaki ke AS Jelang Penentuan Presiden

1 week ago 7

A drone view shows migrants walking in a caravan during U.S. Presidential election day, in an attempt to reach Mexico's northern border, in Tapachula, Mexico November 5, 2024. REUTERS/Daniel Becerril

Para migran meninggalkan Tapachula, Meksiko, dengan harapan mencapai perbatasan utara negara tersebut dan akhirnya Amerika Serikat, Selasa (5/11/2024).  

A drone view shows migrants walking in a caravan during U.S. Presidential election day, in an attempt to reach Mexico's northern border, in Tapachula, Mexico November 5, 2024. REUTERS/Daniel Becerril

Sebuah karavan yang terdiri dari sekitar 3.000 migran berangkat pada hari Selasa dari Meksiko selatan, menuju Amerika Serikat.  

A drone view shows migrants walking in a caravan during U.S. Presidential election day, in an attempt to reach Mexico's northern border, in Tapachula, Mexico November 5, 2024. REUTERS/Daniel Becerril

Mereka berbondong menuju AS saat pemilihan presiden AS antara kandidat Kamala Harris dan Donald Trump tengah digelar.  

A drone view shows migrants walking in a caravan during U.S. Presidential election day, in an attempt to reach Mexico's northern border, in Tapachula, Mexico November 5, 2024. REUTERS/Daniel Becerril

Imigrasi telah menjadi isu utama dalam kampanye pemilihan AS di tengah krisis migran yang semakin banyak memasuki negara itu.  

A drone view shows migrants walking in a caravan during U.S. Presidential election day, in an attempt to reach Mexico's northern border, in Tapachula, Mexico November 5, 2024. REUTERS/Daniel Becerril

Dalam beberapa tahun terakhir, beberapa karavan yang membawa orang-orang yang berharap untuk memasuki Amerika Serikat telah berupaya mencapai perbatasan AS-Meksiko, bepergian dalam kelompok-kelompok besar demi keselamatan.  

A drone view shows migrants walking in a caravan during U.S. Presidential election day, in an attempt to reach Mexico's northern border, in Tapachula, Mexico November 5, 2024. REUTERS/Daniel Becerril

Tapachula, titik penyeberangan wajib bagi puluhan ribu migran, telah menjadi salah satu kota paling keras di Meksiko dalam beberapa bulan terakhir, dengan para migran sering menjadi sasaran kejahatan terorganisir, menurut data resmi.  

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial