Mengapa Black Friday 2024 Jatuh di Jumat Kelima? Simak Penjelasannya

3 months ago 78

Jakarta -

Black Friday atau Jumat Hitam merupakan hari belanja terbesar di Amerika Serikat (AS) yang dirayakan setiap tahunnya pada hari Jumat keempat di bulan November. Namun, tahun ini Black Friday jatuh pada Jumat kelima, yakni tanggal 29 November 2024.

Untuk diketahui, Black Friday biasa dirayakan pada hari Jumat keempat di bulan November setelah perayaan Thanksgiving. Oleh masyarakat Amerika, Black Friday dimanfaatkan sebagai momen belanja besar-besaran dalam rangka persiapan menyambut Natal.

Lantas, mengapa Black Friday 2024 bisa jatuh pada hari Jumat kelima dan bukan Jumat keempat di bulan November ini?

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Black Friday 2024 Dirayakan Setelah Thanksgiving

Mengutip dari NDTV, Black Friday tahun ini jatuh pada tanggal 29 November alias Jumat kelima karena merupakan hari Jumat setelah Hari Thanksgiving di Amerika Serikat. Perayaan Thanksgiving sendiri jatuh pada hari Kamis keempat di bulan November.

Untuk diketahui, dalam kalender bulan November tahun ini hari Jumat pertamanya jatuh pada 1 November dan hari Jumat keempatnya jatuh pada 22 November. Sementara hari Kamis pertamanya jatuh pada 7 November dan hari Kamis keempatnya jatuh pada 28 November.

Meskipun umumnya Black Friday dirayakan pada Jumat keempat, kali ini jatuhnya berbeda. Karena bulan November tahun ini dimulai pada hari Jumat, maka Black Friday yang mengikuti Thanksgiving pada hari Kamis keempat jatuh pada Jumat kelima.

Sejarah Black Friday dan Perayaannya di Amerika

Mengutip dari History, sejarah Black Friday dapat ditelusuri hingga tahun 1960-an di Philadelphia, ketika terjadi kekacauan yang memicu penggunaan istilah ini oleh polisi setempat. Saat itu, banyak pengunjung dari pinggiran kota memadati Philadelphia untuk berbelanja kebutuhan liburan dan menghadiri pertandingan tahunan sepak bola Angkatan Darat-Angkatan Laut yang berlangsung pada hari Sabtu.

Lonjakan jumlah orang menyebabkan kemacetan lalu lintas hingga penjarahan, sehingga para petugas kepolisian harus bekerja lebih keras. Kericuhan semakin tak terkendali setelah pertandingan, karena selain menangani lalu lintas, polisi juga harus menghadapi perampokan besar-besaran di toko-toko. Banyak pedagang mengalami kerugian akibat peristiwa ini.

Oleh polisi, situasi tersebut dijuluki sebagai "Black Friday". Istilah ini kemudian menjadi populer di Philadelphia. Para pedagang sempat mencoba mengganti istilah itu dengan "Big Friday" untuk memberikan konotasi yang lebih positif, namun upaya tersebut tidak bertahan lama, dan istilah "Black Friday" kembali digunakan.

Pada akhir 1980-an, makna "Black Friday" mulai bergeser secara nasional. Para pelaku usaha menggambarkan hari ini sebagai momen ketika toko-toko beralih dari kerugian (tinta merah) keuntungan (tinta hitam) dalam pembukuan mereka. Black Friday mulai dianggap sebagai hari belanja terbesar di Amerika Serikat, meskipun dalam kenyataannya, hari Sabtu sebelum Natal sering kali menjadi hari dengan penjualan tertinggi.

Kini, istilah Black Friday dimanfaatkan oleh para pengecer untuk menawarkan promo besar-besaran kepada pelanggan. Strategi ini mendatangkan keuntungan besar bagi para pedagang sekaligus memberikan kepuasan bagi pembeli. Walaupun asal-usul Black Friday tidak sepenuhnya jelas, hari ini selalu menjadi kesempatan yang menguntungkan bagi pelaku bisnis dan pelanggan setiap Jumat keempat di bulan November, sehari setelah Thanksgiving.

(wia/imk)

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial