Empat Keajaiban di Kampung Batik Laweyan

4 weeks ago 12

Jakarta -

Kota Solo kini menjadi primadona destinasi wisata. Dengan pesona budaya dan kearifan lokalnya yang unik, Solo terus berkembang pesat dalam industri pariwisata. Tak heran, baik wisatawan domestik maupun mancanegara kini banyak yang melirik Kota Solo sebagai pilihan utama untuk menikmati momen liburan yang tak terlupakan.

Kota Solo menyimpan permata sejarah, salah satunya adalah Kampung Batik Laweyan, yang merupakan salah satu kampung batik tertua di Indonesia. Kampung ini tidak hanya menawarkan batik berkualitas, tetapi juga jejak sejarah panjang dari masa Buddha hingga penyebaran Islam. Menariknya, banyak bangunan bersejarah di sini yang belum banyak diketahui wisatawan.

Ingin tahu lebih lanjut? Berikut adalah empat destinasi tersembunyi di Kampung Batik Laweyan yang cocok dijelajahi saat liburan bersama keluarga atau teman-teman.


Masjid Laweyan

Masjid Laweyan adalah permata bersejarah di Kota Solo, diakui sebagai salah satu masjid tertua yang menyimpan kisah luar biasa. Awalnya, masjid ini merupakan pura yang didirikan oleh Ki Ageng Beluk, seorang pemuka agama Hindu pada zaman Kasultanan Pajang. Dalam perjalanan spiritualnya, Ki Ageng Beluk menjalin persahabatan dengan Ki Ageng Henis, penasihat Kerajaan Pajang, dan bersama-sama mereka mendalami ajaran Islam. Ketika Ki Ageng Beluk akhirnya memeluk Islam, ia mewakafkan pura tersebut kepada Ki Ageng Henis, yang kemudian mengubahnya menjadi masjid.

Keindahan arsitektur Masjid Laweyan memukau siapa saja yang datang. Dua belas pilar utama yang terbuat dari kayu jati kuno berdiri kokoh, menyimpan cerita dan rahasia sejarah yang tak ternilai. Selain sebagai tempat ibadah, masjid ini juga menjadi lokasi ziarah, di mana wisatawan dapat berziarah ke makam Ki Ageng Henis dan Ki Ageng Beluk yang terletak di kompleks masjid ini. Dengan kelebihannya yang kaya akan nilai sejarah, Masjid Laweyan sangat cocok untuk menjadi salah satu destinasi yang harus dikunjungi wisatawan.

Bunker Setono

Bunker Setono adalah salah satu harta karun sejarah yang terletak di Kampung Laweyan, Surakarta, namun masih jarang dikenal oleh banyak orang. Berdiri megah di RT 2/RW 2 Setono, Bunker ini dibangun pada 1537 oleh Bei Kertayuda, seorang punggawa dari Kerajaan Pajang, dan memiliki peran yang menarik dalam sejarah lokal. Bunker ini bukan sebagai tempat perlindungan, bunker ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan harta benda di tengah kurang baiknya keamanan pada masa itu.

Konon, di kampung ini masih terdapat banyak rumah dengan bunker serupa, namun kebanyakan masih digunakan oleh pemiliknya. Bagi kalian yang penasaran dan ingin menjelajahi keunikan arsitektur dan sejarahnya, memasukkan Bunker Setono ke dalam daftar destinasi liburan kalian adalah pilihan yang tepat. Dengan nuansa berbeda dan kisah yang menarik, Bunker Setono siap memberikan pengalaman yang tak terlupakan bagi setiap wisatawan yang berkunjung di sini.

Situs Bandar Kabanaran

Situs Bandar Kabanaran adalah saksi bisu dari sejarah perdagangan batik yang kaya di Kampung Laweyan, dan hingga kini, jejaknya masih terlihat jelas. Terletak di tepi Situs Kali Jenes, anak Sungai Bengawan Solo, tempat ini merupakan bagian penting dari warisan budaya Solo.

Pada masa lalu, Kampung Batik Laweyan menjadi poros perdagangan kain batik yang pesat berkat kepemimpinan Ki Ageng Henis. Letak geografisnya yang strategis, dengan sungai yang mengalir deras membuat Bandar Kabanaran berperan penting dalam memfasilitasi arus perdagangan batik yang menghubungkan berbagai daerah. Kini, situs ini menjadi tujuan menarik bagi para wisatawan yang ingin mencari tahu sejarah dan memahami bagaimana batik Laweyan mencapai kejayaannya.

Bagi Anda yang penasaran dan ingin melihat secara langsung wujud dari Situs Bandar Kabanaran, berkunjunglah ke sini. Dengan setiap sudut yang menyimpan cerita, tempat ini siap membawa kalian pada perjalanan menelusuri jejak sejarah yang tak terlupakan.

Ledre Laweyan

Beralih dari destinasi wisata yang penuh cerita, kali ini kita akan memanjakan lidah. Ledre, jajanan khas Solo yang terbuat dari ketan kelapa dan pisang, adalah kelezatan yang patut dicicipi. Dulunya, ledre menjadi hidangan istimewa bagi para priyayi, mencerminkan kekayaan kuliner tradisional yang kini mulai jarang ditemui. Namun, di Kampung Batik Laweyan, Anda masih bisa menemukan warisan rasa ini.

Tempat produksi ledre yang telah ada sejak 1984, terletak di Jalan Setono No.158, RT.2/RW.2, Laweyan, Kota Surakarta, siap menyajikan kehangatan dan kelezatan jajanan ini. Nikmati ledre hangat yang kenyal ini sebagai santapan ringan sambil bersantai sebelum melanjutkan petualangan menjelajahi Kampung Batik Laweyan. Di setiap gigitan, Anda tidak hanya merasakan cita rasa autentik Solo, tetapi juga menyelami jejak sejarah kulinernya yang tak ternilai.

Jika Anda mencari pengalaman wisata yang unik dan berbeda saat berkunjung ke Solo, informasi ini bisa jadi panduan untuk menjelajahi pesona yang tidak biasa. Dari jejak sejarah yang kaya hingga kuliner khas yang menggugah selera, setiap sudut kampung ini menyimpan cerita yang menunggu untuk diungkap. Jadi, siapkan rencana liburan Anda dan rasakan keajaiban Solo yang sesungguhnya!

Shalika Putri Madania pecinta jalan-jalan

(mmu/mmu)

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial