AS Mendakwa Jenderal Iran dalam Dugaan Rencana Pembunuhan Jurnalis

3 weeks ago 12

Jakarta -

Amerika Serikat (AS) telah mengajukan dakwaan baru terkait dugaan agenda yang direncanakan di Teheran untuk membunuh seorang jurnalis Iran-Amerika di New York.

Berdasarkan dokumen pengadilan yang dirilis hari Selasa (22/10), AS mendakwa beberapa orang di Iran, termasuk seorang Brigadir Jenderal Korps Garda Revolusi Iran (IRGC), Ruhollah Bazghandi.

Sebelumnya, tiga tersangka dalam kasus ini telah didakwa dan masih dalam tahanan. Satu orang ditahan pada 2022 dan dua lainnya pada Januari 2023.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dokumen terbaru tidak menyebutkan nama korban, tetapi salah satu tersangka yang ditangkap sebelumnya membawa senapan di dekat rumah jurnalis dan aktivis Iran-Amerika, Masih Alinejad, di Brooklyn.

Alinejad sebut dakwaan sebagai penghinaan bagi Khamenei

Alinejad adalah kritikus keras pemerintah Iran dan dikenal secara internasional.

Akibatnya, ia sering menjadi sasaran dalam demonstrasi anti-AS di Iran.

Pada hari Selasa (22/10), Alinejad berkomentar melalui media sosial terkait perkembangan kasus ini.

Sebelumnya, ia sempat memberi isyarat tentang adanya perkembangan baru setelah bertemu dengan FBI dan Departemen Kehakiman, meski belum bisa membagikan rinciannya. "Tapi ini adalah hari yang indah," katanya.

Alinejad juga menandai Ayatollah Ali Khamenei di postingannya dan menulis: "Setiap kali kamu dan IRGC-mu dipermalukan, itu adalah kemenangan bagi kami. Saya sudah berpindah 21 kali ke rumah aman, tapi saya lebih kuat dari sebelumnya."

Jenderal Iran jadi tersangka

Dokumen dakwaan di pengadilan Brooklyn menyebutkan Ruhollah Bazghandi sebagai seorang brigadir jenderal di IRGC yang sebelumnya menjabat sebagai kepala departemen kontraintelijen Garda Revolusi.

Jaksa menduga Bazghandi dan tiga orang lainnya terlibat dalam beberapa rencana pembunuhan berdasarkan aktivitas online mereka.

"Dakwaan hari ini mengungkap sejauh mana plot Iran untuk membungkam seorang jurnalis Amerika karena mengkritik rezim Iran," kata Direktur FBI Christopher Wray.

Para tersangka baru ini masih berada di Iran dan belum tertangkap, menurut jaksa.

Para pembunuh bayaran yang diduga terlibat diadili di AS

Khalid Mehdiyev, yang ditangkap di luar rumah Alinejad, bersama tersangka lain yang diduga terlibat dalam plot tersebut, Rafat Amirov, saat ini ditahan di AS dan telah mengaku tidak bersalah atas tuduhan pembunuhan bayaran.

Jaksa menyatakan, para tersangka berencana memancing Alinejad keluar dari rumahnya dengan meminta bunga dari tamannya, lalu menembaknya.

"Departemen Kehakiman kini telah mendakwa delapan orang, termasuk seorang pejabat militer Iran, yang diduga berupaya membungkam dan membunuh seorang warga AS karena kritiknya terhadap rezim Iran," kata Jaksa Agung Merrick Garland, Selasa (22/10).

Garland menegaskan bahwa AS, "tidak akan menoleransi upaya rezim otoriter seperti Iran untuk melanggar hak-hak dasar yang dijamin bagi setiap warga Amerika."

rs/ha (AFP, AP, Reuters)

(ita/ita)

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial