Jakarta -
Jalan hidup seseorang memang tidak yang ada tahu. Begitupun dengan saya, ternyata Tuhan takdirkan kembali menjadi Menteri Kelautan dan Perikanan lewat tangan Presiden Prabowo Subianto dan Mas Gibran Rakabuming Raka.
Terpilih menjadi bagian Kabinet Indonesia Maju di masa pemerintahan Presiden Joko Widodo-KH Maruf Amin, lalu Kabinet Merah Putih, merupakan amanah yang harus saya jalankan dengan sungguh-sungguh dan sebaik-baiknya. Saya meyakini lembaran ini adalah kesempatan bagi saya memberikan sumbangsih tenaga maupun pemikiran-pemikiran sebanyak-banyaknya untuk kepentingan bangsa dan negara.
Seperti periode pertama, optimisme menjadi modal utama saya bersama tim di Kementerian Kelautan dan Perikanan melahirkan terobosan-terobosan untuk mentransformasi sektor tersebut ke arah yang lebih baik. Optimisme itu pula yang akan terus saya pegang dalam melanjutkan implementasi lima program Ekonomi Biru.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perluasan kawasan konservasi laut; kebijakan penangkapan ikan terukur berbasis kuota; pengembangan budidaya berkelanjutan di darat, pesisir, dan laut; pengawasan dan pengendalian wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil, serta pembersihan sampah plastik di laut, merupakan peta jalan yang komprehensif untuk membangun sekaligus memelihara sektor kelautan dan perikanan secara berkelanjutan.
Pelaksanaan lima program Ekonomi Biru bukan untuk mengeksploitasi laut dan sumber dayanya untuk kepentingan ekonomi semata, tapi juga melindungi laut itu sendiri dari aktivitas-aktivitas merusak yang mengancam keberlanjutan semua unsur di dalamnya.
Kita harus fair mengakui bahwa daya saing produk perikanan Indonesia masih kalah dari negara maju bahkan negara tetangga. Padahal, sebagian besar wilayah Indonesia adalah perairan yang punya potensi besar untuk menjadikan negara ini sebagai juara di sektor perikanan. Saat ini, Indonesia berada pada posisi 13 negara eksportir perikanan, kalah jauh dari China dan Vietnam yang masuk dalam jajaran lima besar.
Itulah sebabnya perbaikan di hulu jor-joran kami lakukan. Mulai dari penataan sistem penangkapan menjadi lebih terukur, hingga pengembangan budidaya perikanan berkelanjutan melalui modeling-modeling yang sudah dibangun.
Daya saing produk perikanan bukan hanya diukur dari jumlah ikan yang dihasilkan, melainkan dari proses penangkapan atau budidayanya, pengolahan hingga pendistribusiannya. Inilah yang terus kami perbaiki sehingga produk perikanan kita juara di pasar global.
Di sisi lain, perlindungan terhadap kawasan konservasi, kawasan pesisir, serta pulau-pulau kecil juga kami lakukan untuk menjaga laut kita tetap lestari dan produktif. Kami tengah membangun Ocean Big Data untuk mendigitalisasi secara menyeluruh sistem kelautan dan perikanan Indonesia.
Dengan teknologi tersebut, pengawasan seluruh kegiatan di ruang laut menjadi lebih efektif dan efisien. Pun demikian dengan pengukuran setiap kegiatan ekonomi yang memanfaatkan ruang laut dan sumber daya di dalamnya, apakah akan berdampak buruk bagi ekologi atau tidak.
Persoalan sampah laut yang menjadi isu global juga menjadi bagian yang akan kami tuntaskan. Program Bulan Cinta Laut (BCL) masih akan berlanjut, tentunya dengan kemasan yang lebih inovatif dan masif di seluruh wilayah Indonesia.
Kemandirian Pangan dan Pertumbuhan Ekonomi
Ekonomi Biru telah menjadi bagian dari Misi Astacita. Bapak Presiden Prabowo juga telah memberikan lampu hijau untuk tancap gas membawa sektor kelautan dan perikanan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi dan kemandirian pangan nasional. Untuk itu, melanjutkan pelaksanaan program Ekonomi Biru mutlak dilakukan secara cepat dan tuntas.
Insyaallah saya bersama Wakil Menteri KP Didit Herdiawan dan seluruh jajaran di KKP, akan bekerja sebagai teamwork serta all out. Kami optimistis pelaksanaan program Ekonomi Biru menjadi jawaban majunya sektor kelautan dan perikanan nasional.
Strategi model intervensi pemerintah (government intervention model) akan kami lanjutkan untuk menghadirkan sarana prasarana atau infrastruktur sektor kelautan perikanan di berbagai daerah. Pembangunan modeling perikanan budidaya hingga kampung nelayan modern pada periode kemarin, terbukti berhasil mendongkrak produktivitas dan kualitas produk perikanan. Bahkan pembangunan-pembangunan tadi menjadi asa bagi masyarakat sebagai ladang lapangan kerja, pengetahuan dan wawasan, serta sarana meningkatkan kompetensi (skill).
Penyair masyhur Kahlil Gibran pernah berkata, orang optimis akan melihat mawar bukan duri. Sebaliknya mereka yang pesimistis hanya melihat duri dan tak memperdulikan mawar.
Bismillah, mohon doa dan dukungannya. Insyaallah amanah ini kami jalankan sungguh-sungguh dan sebaik-baiknya. Kapal harus melaju kencang, karena di dalamnya banyak masyarakat kelautan dan perikanan yang hidupnya harus diperjuangkan.
Sakti Wahyu Trenggono, Menteri Kelautan dan Perikanan
(prf/ega)