Jakarta -
Hasil dua lembaga survei terkait elektabilitas cagub dan cawagub Jakarta menunjukkan perbedaan yang cukup signifikan. Perkumpulan Survei Opini Publik Indonesia (Persepi) akan membawa temuan tersebut ke Dewan Etik Persepi.
Dua lembaga survei yang hasilnya berbeda yakni Lembaga Survei Indonesia (LSI) dan Poltracking Indonesia. Kedua survei dilakukan rentang pada 10-16 Oktober 2024, namun memiliki perbedaan metode survei.
"Kita baru akan ada diskusi dengan Dewan Etik Persepi," kata Ketua Persepi, Philips J Vermonte, kepada wartawan, Jumat (25/10/2024).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dewan Etik Persepi terdiri dari Prof Asep Saefuddin yang merupakan Guru Besar Statistika FMIPA, IPB, lalu Prof Hamdi Muluk sebagai Profesor Psikologi Politik, Fakultas Psikologi, UI, dan Prof Saiful Mujani sebagai pendiri SMRC.
Hasil Survei LSI
Survei LSI dilakukan pascadebat perdana cagub-cawagub Jakarta, tepatnya pada 10-17 Oktober 2024. Populasi survei adalah warga Jakarta yang sudah berusia 17 tahun atau lebih.
Sampel survei ini sebanyak 1.200 orang diambil dengan menggunakan metode multistage dengan toleransi kesalahan atau margin of error +- 2,9% pada tingkat kepercayaan 95%. Survei ini menggunakan asumsi simple random sampling.
Responden diberi pertanyaan 'Kalau pemilihan langsung Gubernur Daerah Khusus Jakarta diadakan hari ini, siapa yang akan Ibu/Bapak pilih di antara pasangan nama berikut?'.
1. Ridwan Kamil-Suswono: 37,4%
2. Dharma Pongrekun-Kun Wardhana: 6,6%
3. Pramono Anung-Rano Karno: 41,6%
-tidak tahu/tidak jawab: 14,4%
"Jadi pada Oktober ini, Pram-Rano sudah unggul, meskipun keunggulannya belum signifikan karena selisihnya cuma sekitar 4%, sementara margin of error survei ini 2,9. Jadi sebetulnya, secara statistik kita nggak tahu siapa yang unggul, dari secara statistik RK (Ridwan Kamil) sama Pramono Anung sama-sama kuat, cuma angka absolutnya itu cenderung menunjukkan keungggulan dari Pramono Anung," ujar Direktur Eksekutif LSI, Djayadi Hanan, saat memaparkan survei, Rabu (23/10).
Djayadi membandingkan tren simulasi tiga pasangan ini dengan empat survei yakni survei LSI 6-12 September, Poltracking 9-15 September, Charta Politika 19-24 September, dan survei LSI terbaru. Menurutnya, keempat survei itu sama-sama menunjukkan adanya penurunan elektabilitas Ridwan Kamil-Suswono.
Hasil Survei Poltracking
Survei Poltracking juga dilakukan pascadebat, tepatnya pada 10-16 Oktober 2024. Populasi survei merupakan warga Jakarta berusia 17 tahun ke atas/sudah menikah dengan jumlah responden 2.000 responden.
Metode survei multistage random sampling dengan margin of error +/- 2,2% pada tingkat kepercayaan 95%. Sistem pengambilan survei melakukan wawancara tatap muka.
Poltracking kemudian menanyakan kepada responden soal paslon yang dipilih jika saat ini berada di bilik suara. Hasilnya sebagai berikut:
1. Ridwan Kamil-Suswono: 51,6%
2. Dharma Kun-Kun Wardhana: 3,9%
3. Pramono Anung-Rano Karno: 36,4%
-tidak tahu/tidak jawab: 8,1%
Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia, Hanta Yuda AR, memandang peluang Pilkada Jakarta berjalan satu putaran terbuka lebar. Meski begitu, dinamika politik menjelang pemungutan suara masih bisa terjadi.
"Memang dari sisi elektabilitas, ada potensi pilkada di Jakarta berlangsung 1 putaran meskipun angkanya masih di 51,6%. Jadi kalau menggunakan data per hari ini, yang berpotensi memenangkan Pilkada Jakarta paslon nomor urut 1 RK-Suswono dengan angkat 51,6%, tapi karena sangat mepet dengan angka margin of error persyaratan di Jakarta 50%+1, maka putaran 1 lebih besar peluangnya, tapi potensi 2 putaran masih tetap terbuka," kata Hanta dalam pemaparannya, Kamis (24/10).
(rfs/gbr)