Jakarta -
Elena Bonvicini, pebisnis berusia 25 tahun tidak berencana membesarkan merek denim bernilai jutaan dolar yang kini dikenakan Taylor Swift, Gigi Hadid, dan Kendall Jenner. Mulai dari belanja denim bekas, ia kemudian mengawali bisnis yang hingga kini melejit penjualannya.
Awalnya, ia tidak memproyeksikan hal ini menjadi sebuah bisnis. Bonvicini mulanya gemar melakukan merombak ulang pakaian bekas yang ia beli. Bonvicini selalu senang memiliki hal-hal yang tidak dimiliki orang lain, dan dimulai dengan merombak ulang denim menjadi celana pendek yang menjadi awal kreativitasnya dalam berbisnis.
"Saya berpapasan oleh seorang gadis yang dua tingkat di bawah saya dan dia berkata, 'Ya ampun, di mana kamu mendapatkan celana pendek itu? Dan saya berkata 'Oh, saya yang membuatnya!' Dan dia berkata, 'Bolehkah saya membeli sepasang? Bisakah kamu membuatkanku sepasang?'" ujarnya dikutip dari CNBC, Sabtu (2/11/2024).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bonvicini belum pernah menjual pakaian sebelumnya, jadi dia mengandalkan naluri terbaiknya untuk menetapkan harga penjualan pertamanya US$ 30. Semakin banyak temannya yang bertanya kepada Bonvicini tentang celana tersebut, desainer muda itu menyadari bahwa dia sedang mempunyai bisnis.
Bonvicini segera menjual ratusan celana vintage yang telah dirombak ulang kepada teman-teman sekelasnya di sekolah. Setiap Jumat, dia membuka 'toko' di ruang ganti gym dan menjual celana jin US$ 10.
"Saya memajang semuanya di lantai ruang ganti dan para gadis akan datang dan mengadakan pesta percobaan. Di Midwest saya membeli denim seharga 50 sen. Di beberapa tempat, Anda bisa membeli kantong sampah berisi apa saja seharga US$ 8. Saya mungkin bisa memasukkan 20 celana jin ke dalam satu tas. Ada margin keuntungan yang besar dari sana," beber Bonvicini.
Saat celana pendek sedang tidak musim, dia meminta ibunya untuk membelikan mesin jahit agar bisa mencoba membuat celana jin anak laki-laki model vintage, dan mengubahnya menjadi sesuatu yang bisa pelanggan remajanya pakai. Ibunya setuju untuk membelikannya mesin seharga US$ 300 dengan satu syarat, mereka harus pergi ke Joann Fabrics setempat untuk belajar menjahit.
Menjelang kelulusan SMA, Bonvicini bertekad untuk mengembangkan mereknya. Dia membuat akun Etsy pada hari dia berusia 18 tahun dan mulai menggunakan media sosial untuk membantu mengubah EB Denim menjadi hal besar berikutnya. Sejak awal, Bonvicini tahu bahwa cara terbaiknya untuk mendapatkan lebih banyak perhatian pada desainnya adalah dengan membuat orang-orang populer memakainya.
"Saya memutuskan ingin menjangkau orang-orang yang menurut saya keren di Instagram, mengirim pesan kepada mereka, menemukan email mereka. Saya tidak peduli apakah mereka mempostingnya atau tidak. Saya hanya ingin mereka memiliki desain saya," lanjutnya.
Strategi kembangkan bisnis berlanjut ke halaman berikutnya.
Strategi pemberian hadiah membuahkan hasil. Ia mendapat respons baik dari influencer dan ikon gaya seperti Chiara Ferragni dan Danielle Bernstein, dan mereka mengunggah foto diri mereka dengan mengenakan pakaian pemberian Bonvicini.
Saat kuliah, Bonvicini bekerja keras untuk mengembangkan EB Denim. Dia menyewa seorang asisten untuk membantu mengirimkan pesanan yang datang melalui situs. Akhir pekannya dihabiskan untuk membeli ratusan celana jin di Melrose Trading Post atau pasar loak Rose Bowl dan membangun hubungan dengan pemasok.
Dia menambahkan beberapa desain baru untuk menata ulang celana denim Levi's, meningkatkan inventarisnya, dan terus menghadiahkan jin kepada selebriti dan influencer. Dia juga terus menjual ke teman-teman kampusnya. Kini dia menetapkan harga denim US$ 220 untuk produknya yang lebih berkualitas.
Bonvicini membeli setiap celana jin dengan harga sekitar US$ 20 dan menghabiskan US$ 14 untuk mengolahnya kembali sebelum mencucinya di rumah. Untuk memenuhi begitu banyak permintaan, Bonvicini menyewa penjahit untuk menyesuaikan jin tersebut dengan spesifikasinya. Bahkan, ia mengatakan bahwa ia menjual celana senilai US$ 12.000 hanya dalam beberapa jam.
Dengan terbangunnya momentum di balik mereknya, ia mengambil keuntungannya dan menginvestasikannya kembali ke perusahaannya dengan menyewa agen public relations untuk membantunya menjangkau influencer.
Eksposur ini juga membawa EB Denim menjadi retailer kelas atas seperti REVOLVE dan Selfridges. Ketika baru dirilis, EB Denim menghasilkan pendapatan lebih dari US$ 1 juta dan memiliki sejumlah kecil karyawan dan pekerja magang.
EB Denim terus berkembang selama beberapa tahun berikutnya, menambahkan gaun, kaos, dan jaket ke dalam penawarannya. Tim Bonvicini telah diberitahu oleh penata gaya Taylor Swift bahwa bintang pop tersebut akan mengenakan salah satu baju dari EB Denim.
EB Denim menghasilkan pendapatan US$ 3 juta tahun ini, jauh dari pendapatan awalnya yang sebesar US$ 30. Terlepas dari kesuksesannya, Bovincini terkadang sulit mempercayai seberapa jauh kemajuannya.
Lihat Video: Taylor Swift Donasikan Rp 78 M untuk Korban Badai Helene dan Milton