Jakarta -
Menteri Kebudayaan (Menbud) Fadli Zon pada hadir dalam Musyawarah Komisariat Wilayah I Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Muskomwil I APEKSI) tahun 2025. Acara ini diselenggarakan oleh Pemerintah Kota Bukittinggi selaku tuan rumah dengan mengusung tema 'Sinergi dan Kolaborasi Kota dalam Mewujudkan Indonesia Maju Berdaya Saing Global'.
Dihadiri oleh lebih dari 450 peserta, melalui forum ini para pimpinan daerah Komisariat Wilayah I (Komwil I) yang meliputi Provinsi Sumatera Barat, Riau, Kepulauan Riau, Aceh, dan Sumatera Utara, mendiskusikan berbagai strategi penguatan kerja sama antar kota, peningkatan kualitas pelayanan publik, serta menghadirkan pembangunan berkelanjutan berbasis kearifan lokal dan inovasi daerah.
Fadli Zon pada sambutannya menyampaikan kepada para peserta jika budaya bukanlah beban. Menurutnya budaya bisa menjadi ekonomi budaya, bisa menjadi industri budaya, dan kontribusinya akan sangat besar untuk tenaga kerja dan lain-lain.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi soal anggaran, efisiensi, dan sebagainya bisa kita kelola dengan baik. Karena memang harus efisien, kita bisa juga melakukan public-private partnership untuk pemajuan kebudayaan, ekonomi dan lain-lain," ujar Fadli Zon dalam keterangannya, Selasa (29/4/2025).
Fadli Zon juga mengajak para wali kota yang hadir untuk menjadikan budaya sebagai prioritas utama dalam pembangunan kota. Ia menegaskan bahwa budaya tidak boleh ditempatkan di belakang, melainkan harus menjadi etalase utama sebagaimana yang dilakukan oleh negara-negara maju, di mana ekspresi budaya dan museum menjadi
wajah terdepan bangsa.
"Baru pertama kali dalam 79 tahun Republik Indonesia mempunyai Kementerian Kebudayaan. Artinya Pak Prabowo melihat pentingnya kebudayaan kita ke depan sebagai satu fondasi. Ada cultural capital, ada the power of culture, dan ke depan ini, menurut saya akan sangat penting. Karena setelah Sustainable Development Goals, (SDGs) perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) akan menjadikan the power of culture sebagai tujuannya," sambungnya.
Lewat keberagaman, Fadli Zon meyakini bahwa kekayaan budaya bangsa akan menjadi kekuatan pemersatu.
"Ini di Komisariat Wilayah 1 saja, kekayaan budayanya luar biasa. Dari mulai ekspresi budaya, tarian, musik, tradisi lisan, manuskrip, permainan tradisional. Tapi sayang sekali masih banyak daerah yang cagar budaya tingkat nasional ini baru beberapa," ujarnya.
Fadli Zon juga menyampaikan bahwa di Indonesia juga terdapat jaringan Kota Pusaka, sehingga harapannya kota yang berada di Komwil I juga sudah terlibat. Bagi kota yang belum termasuk dalam jaringan Kota Pusaka tentunya diharapkan mulai ikut dalam jejaring tersebut, dan bermanfaat bagi kerja sama di dalam upaya pemajuan kebudayaan.
Adapun diskusi ini dihadiri oleh Wakil Menteri Dalam Negeri, Staf Ahli Gubernur Sumatera Barat, 24 Wali Kota Komisariat Wilayah I APEKSI, Bupati se-Sumatera Barat, jajaran anggota DPRD Provinsi, Forum Komunikasi Pimpinan Daerah Provinsi, jajaran APEKSI Indonesia, serta keluarga besar dari almarhum Usmar Ismail.
Menutup rangkaian kegiatan, Fadli Zon menerima buku Jejak Bung Usmar Biografi Perjuangan Bapak Perfilman Nasional karya Zinggara Hidayat. Selanjutnya, Fadli Zon menaiki delman menuju lokasi peresmian Jalan Haji Usmar Ismail yang terletak di depan kantor DPRD Kota Bukittinggi.
Lebih lanjut, kegiatan ini menjadi ajang penting dalam mempererat kerja sama antar pemerintah kota serta menampilkan budaya dan potensi masing-masing daerah. Penyelenggaraan musyawarah ini menjadi bukti nyata bahwa kolaborasi antar kota merupakan kunci dalam menghadapi tantangan global dan mewujudkan visi Indonesia yang lebih tanggung, inklusif dan kompetitif.
(prf/ega)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini