Kuala Lumpur -
Mantan Perdana Menteri Malaysia yang saat ini dipenjara, Najib Razak, pada hari Kamis (24/10), mengeluarkan permintaan maaf langka atas kesalahan penanganannya terhadap skandal keuangan 1MDB senilai miliaran dolar AS.
Namun begitu, dia menegaskan tidak mengetahui adanya transfer ilegal dari dana negara yang diniatkan untuk investasi tersebut.
1Malaysia Development Berhad, 1MDB, adalah dana investasi pemerintah yang dibentuk bersama oleh Najib pada tahun 2009 saat menjabat perdana menteri.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejak beberapa tahun terakhir, muncul serangkaian penyelidikan korupsi di sedikitnya enam negara atas dugaan penyalahgunaan lebih dari USD 4,5 miliar. Kasus tersebut menyeret nama sejumlah pejabat tinggi dan pengusaha Malaysia.
Pada tahun 2022, Pengadilan Tinggi di Kuala Lumpur menegakkan putusan bersalah terhadap Najib atas korupsi dan pencucian uang karena menerima sekitar USD10 juta secara ilegal dari mantan unit 1MDB, SRC International. Dia dijatuhi hukuman 12 tahun penjara.
Bantahan, dibarengi penyesalan
Hukuman tersebut kemudian dikurangi setengahnya oleh Dewan Pengampunan yang diketuai oleh mantan raja Malaysia.
Pada hari Kamis, Najib, yang saat ini berusia 71, merilis sebuah surat yang dibacakan pada konferensi pers oleh putranya, Mohamad Nizar, dan kembali membantah melakukan kesalahan, meski menyatakan penyesalannya tentang skandal 1MDB.
"Setiap hari saya merasakan sakit mengetahui bahwa bencana 1MDB terjadi di bawah pengawasan saya sebagai menteri keuangan dan perdana menteri," tulisnya.
"Untuk itu, saya ingin meminta maaf tanpa syarat kepada rakyat Malaysia."
Najib mengatakan, ketika memulai penyelidikan terhadap 1MDB, dia seharusnya bertindak ketika kritik terhadap langgam pemerintah pertama kali muncul. Dia berdalih, kekhawatirannya saat itu adalah risiko ekonomi dan diplomatik yang ditimbulkan oleh skandal tersebut.
Penyelidik antikorupsi Malaysia sebelumnya mengatakan, penyelidikan terhadap 1MDB selama masa jabatan Najib telah berulangkali diblokir. Para saksi juga dikabarkan menghilang atau mengaku mendapat ancaman pembunuhan.
Dana korupsi disangka sumbangan politik
Pernyataan Najib muncul beberapa hari setelah pemerintah Malaysia mengumumkan rencana pembuatan sebuah undang-undang baru yang akan mengizinkan tahanan rumah sebagai hukuman alternatif untuk pelanggaran tertentu.
Najib telah berusaha untuk menjalani sisa hukumannya di kediaman pribadi dan mendesak pemerintah untuk menghargai perintah kerajaan yang merekomendasikan tahanan rumah untuknya.
Najib mengatakan bahwa dia masih "sangat terkejut" dan sangat menyesali skandal 1MDB tetapi tetap mempertahankan ketidakbersalahannya. Dia merujuk kepada laporan berita yang menuduh bahwa pengusaha buronan Jho Low dan dua eksekutif di perusahaan minyak Arab Saudi Petrosaudi berkolusi untuk menggelapkan dana SRC pada tahun 2009 dan 2010, tanpa sepengetahuan mantan perdana menteri.
Low menghadapi tuntutan di Amerika Serikat dan Malaysia atas dugaan peran utamanya dalam skandal 1MDB, sementara dua eksekutif Petrosaudi dihukum oleh pengadilan Swiss pada bulan Agustus lalu karena menggelapkan dana negara.
"Dianggap bertanggung jawab secara hukum atas hal-hal yang tidak saya mulai atau sadari tidak adil bagi saya dan saya berharap dan berdoa agar proses peradilan, pada akhirnya, membuktikan ketidakbersalahan saya," kata Najib.
Dia menegaskan kembali keyakinannya bahwa dana yang diterimanya saat itu adalah sumbangan politik dari Arab Saudi. Dia tidak menanggapi tuduhan selanjutnya tentang transfer uang dari 1MDB. Pihak berwenang mengatakan Najib menerima lebih dari USD 1 miliar yang dapat dilacak ke 1MDB, termasuk transfer USD 681 juta pada tahun 2013. Hal ini dibantah oleh Najib.
Dia juga menghadapi beberapa persidangan korupsi lain. Pengadilan Malaysia akan memutuskan nasibnya pada tanggal 30 Oktober dalam kasus dugaan pencucian uang dan korupsi terkait dana 1MDB.
rzn/hp (rtr,ap)
(nvc/nvc)