Apa itu Hujan Es? Kenali Penyebab, Proses hingga Ciri-cirinya

1 week ago 7

Jakarta -

Hujan es pernah terjadi di beberapa wilayah Indonesia. Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), fenomena hujan es di suatu daerah terjadi saat peralihan musim.

Fenomena ini ditandai dengan turunnya butiran es yang disertai hujan deras, petir, dan angin kencang dalam waktu singkat. Lalu, apa penyebab terjadinya hujan es? Simak penjelasan di bawah ini.

Apa itu Hujan Es?

Dilansir situs BMKG, hujan es adalah salah satu fenomena cuaca ekstrem yang terjadi dalam skala lokal dan ditandai dengan adanya jatuhan butiran es dari awan. Hujan es dapat terjadi dalam periode beberapa menit.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Fenomena hujan es juga dapat disertai dengan hujan intensitas lebat dalam durasi singkat yang disertai kilat/petir dan angin kencang.

Penyebab Hujan Es

Hujan es terjadi ketika kondisi atmosfer tidak stabil sehingga memicu pertumbuhan awan konvektif, seperti awan jenis Cumulonimbus (Cb).

Sistem awan konvektif jenis Cumulonimbus (Cb) yang umumnya memiliki dimensi menjulang tinggi dapat menandakan bahwa adanya kondisi labilitas udara signifikan dalam sistem awan tersebut sehingga dapat membentuk butiran es di awan dengan ukuran yang cukup besar. Hal ini yang menjadi penyebab terjadinya hujan es.

Selain itu, besarnya dimensi butiran es dan kuatnya aliran udara turun dalam sistem awan Cb atau yang dikenal dengan istilah downdraft, dapat menyebabkan butiran es dengan ukuran cukup besar yang terbentuk di puncak awan Cb tersebut turun ke dasar awan hingga keluar dari awan dan menjadi fenomena hujan es.

Kecepatan downdraft dari awan Cb yang signifikan dapat mengakibatkan butiran es yang keluar dari awan tidak mencair secara cepat di udara. Bahkan, ketika sampai jatuh ke permukaan bumi pun masih dalam berbentuk butiran es yang dikenal dengan fenomena hujan es.

Hujan es turun di Margoagung, Seyegan, Sleman, (29/1/2019)Ilustrasi hujan es (Foto: Istimewa/detikcom)

Proses Terjadinya Hujan Es

Kondisi atmosfer yang tidak stabil dapat memicu pertumbuhan awan konvektif jenis Cumulonimbus sehingga menyebabkan hujan es.

Di dalam awan ini, butiran air membeku karena suhu puncak awan yang sangat dingin, bahkan bisa mencapai di bawah -60°C.

Ketika proses konveksi semakin kuat, butiran es yang terbentuk menjadi semakin besar. Saat udara tak lagi mampu menahan berat butiran es tersebut, es mulai turun ke permukaan.

Jika suhu permukaan cukup dingin, butiran es ini tidak mencair. Butiran es tersebut akan jatuh sebagai hujan es.

Ciri-ciri Hujan Es

Berikut beberapa ciri-ciri terjadinya hujan es.

  • Satu hari sebelumnya, udara pada malam hingga pagi hari terasa panas dan gerah karena radiasi matahari cukup kuat
  • Mulai pukul 10.00 pagi, terlihat tumbuh awan Cumulus (awan putih bertumpuk-tumpuk)
  • Tahap berikutnya awan tersebut akan cepat berubah warna menjadi abu-abu atau hitam yang dikenal dengan awan Cumulonimbus (Cb)
  • Terasa ada sentuhan udara dingin di sekitar kita
  • Dahan atau ranting pohon bergoyang cepat
  • Hujan deras datang secara tiba-tiba dapat disertai angin kencang.

Hal-hal yang Dilakukan saat Terjadi Hujan Es

Apabila terjadi hujan es di wilayah Anda, silakan lakukan hal-hal berikut ini.

  • Segera berlindung di dalam bangunan yang kokoh
  • Hindari aktivitas di luar ruangan
  • Jauhkan kendaraan dari tempat terbuka, seperti di bawah pohon atau area tanpa atap
  • Jika sedang berkendara, segera menepi dan mencari tempat yang aman untuk berlindung
  • Jangan gunakan es sebagai minuman.

(kny/imk)

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial