Kepulauan Anambas -
Awalnya ingin memberikan camilan untuk anaknya, Sulastry, warga Desa Genting Pulur, Kecamatan Jemaja Timur, Kabupaten Kepulauan Anambas, 'tercebur' ke dalam bisnis kue rumahan.
Meski tak punya skill membuat kue sebelumnya, keuletan Sulastry dalam belajar memasak patut diacungi jempol. Bermodal menonton tutorial di YouTube, kue yang ia buat kini menjadi incaran para warga di Jemaja.
Sulastry Foto: KhanajCake
"Jadi, awalnya kemarin-kemarin anak-anak suka jajan, suka beli-beli. Jadi, coba-cobalah, tengok YouTube kan, bikin donat, pakai resep ini, resep ini. Dicobalah mana yang enak, terus yang bisa bertahan tiga harian, itu kan tanpa pengawet," ungkap Sulastry kepada detikcom beberapa waktu lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pas pertama kali gagal, biasalah kan, karena kan nggak pakai ini kan (kursus), (saya) otodidak kan. Jadi, setelah ada resep yang dipakai terus enak, cocok, cobalah kami tawarkan, ini kawan kantor terutama," imbuhnya.
Ibu dua anak yang juga menjabat sebagai Kaur Tata Usaha dan Umum Desa Genting Pulur itu kemudian berinisiatif memposting kue bikinannya ke stories WhatsApp. Tak disangka, dari situlah usahanya berkembang.
Sulastry mampu membuat segala macam kue mulai dari roti isi coklat, roti abon, roti srikaya, pizza, burger, cake pandan, cake tape, hingga kue ulang tahun. Harganya bervariasi mulai dari Rp 15 ribu hingga Rp 350 ribu.
Foto: KhanajCake
Meski tak setiap hari menjual kue, dalam sebulan ia bisa mengantongi omzet sekitar Rp 7 hingga 8 jutaan.
Hingga kini ia memiliki sekitar 280 pelanggan yang tak hanya berasal dari desanya tinggal, tetapi desa-desa lainnya. Ia mengakui promosi secara online melalui WhatsApp dapat memperluas jangkauan pemasaran kue dengan jenama KhanajCake miliknya.
"Untuk saya pribadi ya, internet itu sangat bermanfaat sekali. Karena, usaha saya ini tidak bisa berjalan tanpa internet," kata Sulastry.
Sekadar diketahui, Genting Pulur merupakan salah satu desa yang menerima manfaat program akses internet USO (Universal Service Obligation) dari BAKTI Komdigi berupa pembangunan tower BTS. Tower BTS 4G tersebut dihuni oleh operator selular XL Axiata.
Berbincang secara terpisah, Staf Hubungan Masyarakat BAKTI komdigi, Erdita Sianipar mengatakan pihaknya hadir di daerah terdepan, terluar, dan tertinggal untuk memeratakan akses telekomunikasi dan informasi dengan tujuan mempercepat pertumbuhan perekonomian masyarakat khususnya di daerah 3T (tertinggal, terluar, terdepan).
"Indonesia memiliki tantangan geografis sendiri jadi banyak daerah-daerah khususnya di daerah terdepan, terluar, dan tertinggal mempunyai kesulitan untuk akses digital sehingga kami hadir dengan harapan menjembatani kesenjangan ini sehingga ke depannya masyarakat bisa mendapatkan lebih cepat informasi, lalu mereka juga dapat meningkatkan perekonomian mereka dengan cara digitalisasi, bisa jadi dengan e-commerce lalu kemudian untuk mendapatkan informasi dalam berbagai bidang," pungkasnya.
detikcom bersama BAKTI Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) mengadakan program Tapal Batas untuk mengulas perkembangan ekonomi, wisata, infrastruktur, dan pemerataan akses internet di wilayah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar). Ikuti terus berita informatif, inspiratif, unik dan menarik dari program Tapal Batas di tapalbatas.detik.com!
(prf/ega)