Tim RIDO Protes Partisipasi Pemilih Rendah, Tim Pramono: Tak Cuma di Jakarta

1 month ago 22

Jakarta -

Tim Sukses (Timses) Ridwan Kamil-Suswono (RIDO) mempersoalkan partisipasi pemilih Pilgub Jakarta yang rendah dan hanya mendapat dukungan dari seperempat pemilih terdaftar sehingga dapat melemahkan legitimasi Cagub-Cawagub terpilih. Ketua Tim pemenangan Pramono-Rano menilai pernyataan Timses RIDO tak tepat.

"Pertama, kalau dikatakan seperempat itu nggak tepat, karena dari jumlah itu dari sekitar 8 juta sekian itu ada 4 juta tiga ratus suara sah yang ikut dalam pemilihan. Dari kalau perkiraan itu 50 persen ya, bisa lebih. Jadi kalau seperempat itu kurang tepat," kata Ketua Timses Pramono-Rano, Lies Hartono atau Cak Lontong saat jumpa pers di Cemara, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (3/12/2024).

Cak Lontong menuturkan penyelenggara pemilu telah melaksanakan tugas sesuai aturan yang berlaku. Menurutnya, legitimasi tak perlu lagi dipertanyakan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tetapi apapun itu, penyelenggara pemilu sudah melaksanakan tugasnya sesuai dengan undang-undang dan aturan dan itu berjalan baik. Artinya kalau semua berjalan sesuai aturan, sesuai UU, tidak perlu lagi yang dipertanyakan legitimasinya. Karena semua proses berjalan sesuai apa yang memang seharusnya dan itu transparan, terbuka," ujarnya.

"Teman-teman media juga bisa mengikuti, jadi kalau ada penilaian bahwa legitimasi dipertanyakan, saya kira silakan mempertanyakan dulu ketika pada diri sendiri dasarnya apa untuk menyatakan legitimasinya perlu dipertanyakan. Jadi sebelum bertanya, tanyakan pada diri sendiri jadi banyak pertanyaan jadinya," lanjutnya.

Sementara, Bendahara Timses Pramono-Rano, Charles Honoris menyampaikan angka partisipasi pemilih Pilkada 2024 tergolong rendah. Dia mengatakan tidak hanya spesifik di Jakarta, tetapi di Kota/Kabupaten lainnya.

"Jadi terkait dengan partisipasi pemilih kalau kita lihat, mungkin datanya secara nasional, bukan saja di Jakarta, mungkin teman-teman bisa cek sendiri di berbagai provinsi termasuk berbagai Kabupaten/Kota angka partisipasi pemilih khusus di tahun 2024 ini memang tergolong cukup rendah. Artinya ini tidak spesifik terjadi di Jakarta," kata Charles.

Sebelumnya, Sekretaris Timses RIDO, Basri Baco, mengatakan partisipasi pemilih di Pilgub Jakarta 2024 merupakan yang terendah dalam sejarah. Hal itu disampaikan saat jumpa pers di Kantor DPD Golkar Jakarta, Cikini, Jakarta Pusat, Senin (2/12).

"Kita ketahui bersama, partisipasinya begitu rendah, bahkan hanya sekitar 50 persen lebih sedikit, dan ini tercatat sebagai partisipasi terendah sepanjang sejarah Pilkada di DKI Jakarta," kata Basri Baco.

"Jika partisipasi masyarakat sangat rendah, bisa dikatakan siapapun pemenang Pilkada ini legitimasinya kurang atau tidak kuat legitimasinya, karena hanya mungkin dipilih oleh seperempat warga Jakarta," katanya.

Basri Baco mengatakan, pasangan Cagub Cawagub Jakarta yang terpilih di Pilkada 2024 ini hanya mendapatkan dukungan dari seperempat pemilih yang terdaftar di dalam daftar pemilih tetap (DPT). Dia mengatakan Cagub Cawagub yang mendapat dukungan hanya dari seperempat DPT di Jakarta berdampak pada legitimasi Gubernur dan Wagub terpilih nanti.

"Berdasarkan data sementara, terdapat DPT dari Jakarta itu kurang lebih sekitar 8 juta, yang milih hanya setengahnya, yang milih hanya setengahnya. Dan pemenangnya kalau harus 50 persen plus 1 berarti seperempatnya," ucapnya.

"Jadi legitimasi calon gubernur atau gubernur terpilih hanya kurang lebih seperempat dari DPT yang memilih, sehingga menurut kami, kalau ini terjadi maka legitimasinya sangat lemah," katanya.

(dek/maa)

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial