Siapa Robert Prevost, Paus Leo XIV yang Baru Terpilih?

9 hours ago 4

Jakarta -

Bahkan sebelum namanya diumumkan dari balkon Basilika Santo Petrus, kerumunan orang di bawahnya meneriakkan "Viva il Papa!" yang berarti "Hidup Paus!".

Robert Prevost, 69 tahun, akan menjadi penerus Santo Petrus yang ke-267 dan ia akan dikenal sebagai Leo XIV.

Dia akan menjadi orang Amerika Serikat pertama yang menduduki peran Paus, meskipun ia dianggap sebagai kardinal dari Amerika Latin karena bertahun-tahun ia habiskan sebagai misionaris di Peru, sebelum menjadi uskup agung di sana.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejumlah orang terlihat mengibarkan bendera AS di Alun-alun Santo Petrus saat Robert Prevost menyapa khalayak. AFP Robert Prevost, yang akan dikenal dengan nama Paus Leo XIV, akan menjadi orang Amerika pertama yang menjabat sebagai Paus. Sejumlah orang terlihat mengibarkan bendera AS di Alun-alun Santo Petrus saat Robert Prevost menyapa khalayak. Orang-orang yang berkumpul di Alun-alun Santro Petrus gegap gempita menyambut Paus yang baru.ReutersOrang-orang yang berkumpul di Alun-alun Santro Petrus gegap gempita menyambut Paus yang baru.

Anak imigran di Chicago

"Saya lahir di Amerika Serikat, tetapi kakek-nenek saya semuanya imigran, Prancis, Spanyol (...) Saya tumbuh dalam keluarga yang sangat Katolik, kedua orang tua saya sangat berkomitmen pada paroki," kata Prevost dalam sebuah wawancara dengan radio dan televisi Italia.

Lahir di Chicago pada 1955 dari seorang ibu Spanyol dan ayah Amerika, Prevost tumbuh di kota itu bersama kedua saudaranya, Louis Martn dan John Joseph.

Ia menghabiskan masa kecil dan remajanya sebagai mahasiswa di Seminari Menengah Agustinus di kota kelahirannya. Kemudian dia melanjutkan pendidikan di Universitas Villanova di Pennsylvania, tempat ia mengenyam pendidikan dan meraih gelar di bidang Matematika.

Pada usia 22 tahun, ia menjalani masa persiapan bagi calon anggota Ordo Santo Agustinus di Kota Saint Louis dan lulus dalam bidang Teologi.

Ia kemudian dikirim ke Roma, tempat ia belajar Hukum Kanon.

Dia ditahbiskan sebagai pastor pada 1982.

Pada tahun 1987, ia memperoleh gelar S3 dan pada tahun yang sama terpilih sebagai direktur direktur misi untuk Ordo Agustinus di Illinois, Amerika Serikat.

Pastor Mark Francis, seorang teman Prevost sejak tahun 1970-an, mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa Prevost memiliki komitmen khusus terhadap keadilan sosial.

"Ia selalu baik dan hangat, dan ia tetap menyuarakan akal sehat dan kepedulian praktis terhadap pekerjaan Gereja untuk kaum miskin," kata Francis, yang menghadiri seminari bersama Prevost dan kemudian bertemu dengannya saat mereka tinggal di Roma pada 2000-an.

"Ia memiliki selera humor yang sarkastis, tetapi ia tidak mencari perhatian," imbuh Francis.

Masa-masa di Peru

Hanya satu tahun setelah pengangkatannya di Illinois, Prevost dikirim ke misi Trujillo di Peru sebagai direktur proyek pembinaan bagi para calon anggota Ordo Agustinus di Vikariat Chulucanas, Iquitos, dan Apurmac.

Dia berusia 33 tahun saat pindah ke Peru. Bertahun-tahun kemudian, ia mendapat kewarganegaraan Peru dan kini dikenang sebagai tokoh yang bekerja dengan komunitas terpinggirkan untuk membantu membangun jembatan di gereja setempat.

Jess Len ngeles, koordinator kelompok Katolik di Chiclayo yang telah mengenal Prevost sejak 2018, mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa Prevost adalah orang yang "sangat sederhana" yang berusaha keras untuk membantu orang lain.

Len ngeles menekankan bahwa Prevost menunjukkan perhatian khusus terhadap para migran Venezuela di Peru.

Robert PrevostEPAPada Januari 2023, Paus Fransiskus mengangkat Robert Prevost sebagai uskup agung dan dalam beberapa bulan Fransiskus mengangkatnya menjadi kardinal.

Selama bertahun-tahun di Peru, ia menjabat sebagai pastor paroki, guru seminari, prefek studi, hakim gerejawi, dan anggota dewan penasihat Keuskupan Trujillo, selain memimpin seminari Ordo Agustinus di kota itu selama satu dekade.

Namun ia kembali secara berkala ke AS untuk bertugas sebagai pastor dan prior di kota asalnya.

Relasi dengan Paus Fransiskus

Dalam kata-kata pertamanya sebagai Paus, Leo XIV memuji pendahulunya, Fransiskus.

"Kita masih mendengar di telinga kita suara Paus Fransiskus yang lemah tetapi selalu berani, yang memberkati kita," katanya.

"Bersatu dan bergandengan tangan dengan Tuhan, mari kita maju bersama," katanya kepada khalayak yang berkumpul di Alun-alun Santro Petrus.

Kardinal Prevost berbicara dengan Paus Fransiskus (kanan) pada Februari 2025.Getty ImagesKardinal Prevost berbicara dengan Paus Fransiskus (kanan) pada Februari 2025.

Dia berkata kepada khalayak bahwa dia adalah anggota Ordo Santo Agustinus. Dia berusia 30 tahun ketika pindah ke Peru sebagai bagian dari misi Santo Agustinus atau yang juga dikenal dengan Ordo Agustinian.

Mendiang Fransiskus mengangkat Prevost sebagai Uskup Chiclayo di Peru setahun setelah menjadi Paus.

Paus Leo XIV yang baru terpilih muncul di balkon untuk pertama kalinya. Para biarawati di kerumunan terlihat tersenyum dengan air mata mengalir di pipi mereka.ReutersSeorang kardinal muncul di balkon Basilika Santro Petrus untuk mengumumkan bahwa Robert Prevost telah terpilih. Tak lama kemudian, Paus Leo XIV yang baru terpilih muncul di balkon untuk pertama kalinya. Para biarawati di kerumunan terlihat tersenyum dengan air mata mengalir di pipi mereka.

Prevost dikenal baik oleh para kardinal karena perannya sebagai prefek Dikasteri untuk Uskup di Amerika Latin yang memiliki tugas penting untuk memilih dan mengawasi para uskup.

Pada Januari 2023, Fransiskus mengangkatnya sebagai uskup agung dan dalam beberapa bulan Fransiskus mengangkatnya menjadi kardinal.

Karena 80% kardinal yang ambil bagian dalam konklaf ditunjuk oleh Fransiskus, tidaklah mengherankan bahwa seseorang seperti Prevost terpilih, meskipun ia baru ditunjuk sebagai kardinal dua tahun lalu.

Bagaimana pandangan Paus Leo?

Ia akan dipandang sebagai tokoh yang mendukung keberlanjutan reformasi Fransiskus di Gereja Katolik.

Prevost diyakini memiliki pandangan yang sama dengan Fransiskus tentang migran, kaum miskin, dan lingkungan.

Sebagai kardinal, ia tidak segan-segan menantang pandangan Wakil Presiden AS, JD Vance.

Ia mengunggah ulang unggahan di platform media sosial X yang mengkritik deportasi seorang warga AS ke El Salvador oleh pemerintahan Trump, dan membagikan komentar kritis secara tertulis tentang wawancara TV Fox News dengan JD Vance.

"JD Vance salah: Yesus tidak meminta kita untuk memberikan peringkat terhadap kasih kita kepada orang lain," tulis unggahan tersebut, mengulang judul dari komentar di situs web National Catholic Reporter.

Meskipun ia orang Amerika, dan akan sepenuhnya menyadari perpecahan dalam Gereja Katolik, latar belakang Amerika Latinnya juga menunjukkan keberlanjutan mengingat Paus sebelumnya berasal dari Argentina.

Vatikan menggambarkannya sebagai paus kedua dari Amerikasetelah Paus Fransiskusserta paus dari Ordo Agustinian pertama.

Selama berada di Peru, ia tidak luput dari bayang-bayang skandal pelecehan seksual yang telah mencoreng nama Gereja. Namun keuskupannya dengan tegas membantah bahwa ia terlibat dalam upaya menutup-nutupi skandal apapun.

Sebelum konklaf, juru bicara Vatikan Matteo Bruni mengatakan bahwa selama pertemuan Dewan Kardinal beberapa hari sebelum konklaf, mereka menekankan perlunya seorang paus dengan "semangat kenabian yang mampu memimpin Gereja yang tidak menutup diri tetapi tahu bagaimana membawa terang bagi dunia yang dirundung keputusasaan".

Suasana di Alun-alun Santro Petrus saat Paus Leo XIV menyapa khalayak.AFPSuasana di Alun-alun Santro Petrus saat Paus Leo XIV menyapa khalayak.

Pandangan Paus Leo XIV mengenai LGBT belum jelas. Namun, beberapa kelompok, termasuk Dewan Kardinal yang konservatif, meyakini bahwa Paus yang baru mungkin kurang mendukung LGBT.

Prevost telah menunjukkan dukungannya kepada Fransiskus saat mendiang merilis deklarasi kepausan yang mengizinkan pemberkatan bagi pasangan sesama jenis dalam "situasi yang tidak biasa". Prevost menambahkan bahwa para uskup harus menafsirkan arahan tersebut sesuai dengan konteks dan budaya setempat.

Soal perubahan iklim, Prevost tahun lalu mengatakan bahwa sudah waktunya untuk beralih "dari kata-kata ke tindakan". "Penguasaan atas alam" tidak boleh menjadi "tirani," katanya. Dia menyerukan umat manusia untuk membangun "hubungan timbal balik" dengan lingkungan.

Dia juga berbicara tentang komitmen Vatikan terhadap lingkungan, dengan merujuk pada pemasangan panel surya di Roma dan adopsi kendaraan listrik. Dia telah mendukung keputusan Paus Fransiskus untuk mengizinkan perempuan bergabung dengan Dikasteri untuk Uskup untuk pertama kalinya.

"Dalam beberapa kesempatan kami telah melihat bahwa sudut pandang mereka merupakan suatu pengayaan," katanya kepada Vatican News pada tahun 2023.

Pada tahun 2024, ia mengatakan kepada Catholic News Service bahwa kehadiran perempuan "memberikan kontribusi yang signifikan terhadap proses pertimbangan dalam mencari siapa yang kami harap menjadi kandidat terbaik untuk melayani Gereja dalam pelayanan episkopal".

(ita/ita)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial