Jakarta -
Paus baru Vatikan, Robert Francis Prevost, memilih nama "Leo" sebagai nama kepausannya. Ia kini menjabat sebagai Paus ke-267 yang memimpin Gereja Katolik sekaligus Kepala Negara Vatikan, dengan nama resmi Paus Leo XIV.
Nama "Leo" bukan hal baru dalam sejarah kepausan. Sebelumnya, sudah ada 13 paus yang menggunakan nama ini. Pilihan tersebut menarik perhatian publik, mengingat lebih dari satu abad telah berlalu sejak nama "Leo" terakhir kali dipakai, yakni oleh Paus Leo XIII yang menjabat pada 1878-1903.
Dalam tradisi Katolik, nama paus bukan sekadar identitas. Nama tersebut mencerminkan arah kepemimpinan, inspirasi spiritual, sekaligus pesan simbolik yang ingin disampaikan kepada umat. Karena itu, pemilihan nama paus selalu mengandung nilai historis dan makna mendalam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lantas, apa makna di balik nama "Leo", dan bagaimana sejarah penamaan paus berkembang dari masa ke masa?
Makna Nama Leo yang Dipilih Paus
Dilansir AP News, Jumat (9/5/2025), pilihan nama "Leo" oleh Paus Robert Francis Prevost merujuk pada Paus Leo XIII, pemimpin Gereja Katolik di akhir abad ke-19 yang dikenal lewat ensiklik Rerum Novarum. Dokumen ini menandai awal ajaran sosial Gereja, membela hak-hak buruh, dan mengkritik sistem ekonomi ekstrem, baik kapitalisme bebas maupun sosialisme negara.
Natalia Imperatori-Lee, Ketua Studi Agama di Universitas Manhattan, menilai pemilihan nama ini mencerminkan komitmen kuat terhadap isu keadilan sosial. "Saya pikir paus ini menyampaikan pesan bahwa keadilan sosial akan menjadi prioritas. Ia melanjutkan semangat pelayanan Paus Fransiskus," ujarnya.
Hal tersebut juga dipertegas oleh Juru Bicara Vatikan, Matteo Bruni, yang menyebut nama Leo secara langsung merujuk pada warisan sosial Gereja sejak Rerum Novarum. Dengan demikian, Paus baru dipandang hendak melanjutkan fokus pelayanan Paus Fransiskus dalam bidang keadilan sosial.
Nama Leo juga bisa merujuk pada tokoh lain, seperti Paus Leo I yang dikenal berhasil menghentikan invasi Attila the Hun melalui diplomasi, serta Bruder Leo, sahabat dekat Santo Fransiskus dari Assisi. Ini memperkuat kesan bahwa Paus Leo XIV ingin merangkul nilai keberanian, spiritualitas, dan perhatian terhadap kaum tertindas dalam kepemimpinannya.
Sejarah Nama-Nama Paus Vatikan
Sejak abad ke-6, paus yang terpilih memiliki kebebasan memilih nama baru sebagai simbol misi spiritual yang hendak diemban. Nama tersebut biasanya diambil dari nama santo, tokoh inspiratif, atau paus terdahulu yang dihormati.
Menurut Vatican News, pilihan nama juga mencerminkan visi kepausan. Paus Fransiskus, misalnya, memilih nama tersebut untuk menghormati Santo Fransiskus dari Assisi dan semangat kepedulian terhadap kaum miskin dan lingkungan.
Menariknya, tak ada paus setelah Paus Petrus (Peter) yang memilih nama "Petrus II". Ini diyakini sebagai bentuk penghormatan terhadap Petrus sebagai paus pertama dan fondasi Gereja Katolik. Para paus menghindari kesan seolah menyaingi peran Rasul Petrus.
Selama dua milenium lebih, pola penamaan paus mencerminkan situasi zaman. Dalam era modern, nama-nama seperti Yohanes Paulus dan Benediktus mencerminkan niat meneruskan warisan kepemimpinan atau menekankan nilai intelektual dan spiritual Gereja.
Untuk diketahui, nama Leo termasuk dalam empat besar nama kepausan yang paling sering dipilih. Tercatat, menurut situs resmi Takhta Suci Vatikan (The Holy See), nama Yohanes (John) telah digunakan sebanyak 23 kali, disusul Gregorius (Gregory) 16 kali, Benediktus (Benedict) 16 kali, dan Leo sebanyak 14 kali, termasuk Paus Leo XIV.
(wia/jbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini