Perang India Vs Pakistan menimbulkan puluhan korban jiwa. Masjid di Paskitan jadi sasaran hingga porak-poranda.
Ketegangan antara kedua negara yang memiliki nuklir ini meningkat tajam setelah serangan mematikan terhadap wisatawan India oleh kelompok milisi di Pahalgam bulan lalu. India berkukuh memiliki "bukti yang mengarah pada keterlibatan teroris yang berbasis di Pakistan " dalam serangan tersebut. Namun Pakistan membantah keterkaitan apa pun.
Militer India menargetkan enam lokasi terpisah di wilayah Pakistan dengan rentetan rudal. Kota-kota yang menjadi target serangan rudal India itu, sebut Chaudhry, termasuk Bahawalpur, Muridke, Bagh, Muzaffarabad, dan Kotli.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Beberapa saksi mata memberikan kesaksian mengenai serangan India terhadap sasaran-sasaran di wilayah Pakistan. Muhammad Waheed, yang tinggal dekat Masjid Bilal di Muzaffarabad, ibu kota Kashmir yang dikelola Pakistan, menceritakan kepada BBC, kalau ledakan mengguncang saat dia tidur.
"Saya langsung lari ke jalan, orang-orang sudah berkumpul. Belum sempat kami menyadari apa yang terjadi, tiga rudal lagi ditembakkan, menyebabkan kepanikan dan kekacauan yang meluas."
Waheed mengatakan puluhan orang, termasuk perempuan, terluka dan telah dibawa ke rumah sakit terdekat. Dia tak menyangka masjid turut jadi sasaran.
"Saya tidak mengerti mengapa masjid kami menjadi sasaran. Ini adalah masjid lingkungan biasa tempat kami beribadah lima kali sehari. Kami tidak pernah melihat aktivitas mencurigakan di sekitarnya. Orang-orang sekarang mengungsi dari rumah mereka dan rasa ketidakpastian sangat tinggi," ujarnya.
Adapun, seorang warga distrik Poonch, Buava Singh menceritakan sebuah peluru mortir menghantam rumah keponakannya, Ruby Kaur, larut malam. Dia mengatakan pecahan peluru mengenai kepalanya, menyebabkan pendarahan hebat.
"Kami segera membawanya ke rumah sakit terdekat, tetapi dia dinyatakan meninggal dunia," kata Singh. Putri Ruby Kaur juga mengalami luka parah.
Singh mengatakan bahwa tidak ada bunker komunal di daerah tersebut, memaksa warga untuk berlindung di rumah mereka.
"Sejauh ini, kami belum pernah melihat penembakan sehebat ini," tambahnya.
Seorang warga Muridke di Provinsi Punjab, Pakistan, bernama Muhammad Younis Shah menceritakan kepada BBC bahwa empat rudal yang ditembakkan India jatuh di sebuah kompleks pendidikan di sana. Dia menyebut tiga rudal pertama mendarat berurutan dengan cepat, sementara rudal keempat datang selang lima hingga tujuh menit kemudian.
Kompleks tersebut, yang terdiri dari sekolah dan perguruan tinggi, asrama, kompleks medis, serta masjid, mengalami kerusakan sebagian. Shah mengatakan kompleks itu juga memiliki area perumahan yang ditempati sejumlah keluarga.
"Semua orang sudah pindah dari sini ke tempat yang lebih aman," ujarnya.
Pakistan Mengecam Serangan India
Kerusakan di wilayah Muridke, Pakistan. (Foto: REUTERS/Akhtar Soomro)
Kementerian Luar Negeri Pakistan menyatakan Islamabad telah memberitahu Dewan Keamanan PBB (DK PBB) mengenai "agresi terang-terangan oleh India dan ancaman yang ditimbulkannya terhadap perdamaian dan keamanan internasional".
Dalam pernyataannya, kementerian tersebut menambahkan bahwa "DK PBB telah diberitahu bahwa Pakistan memiliki hak untuk merespons agresi ini secara tepat pada waktu dan tempat yang dipilihnya, sesuai dengan hak membela diri yang diabadikan dalam Pasal 51 Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa."
Partai Rakyat Pakistan (PPP) mengecam "agresi India terhadap Pakistan dengan menargetkan penduduk sipil di seberang perbatasan". PPP, salah satu dari tiga partai politik utama di Pakistan, yang dipimpin oleh Bilawal Bhutto Zardari, putra presiden negara itu, Asif Ali Zardari, menyatakan melalui unggahan di X bahwa serangan "tanpa provokasi" India melanggar "hukum internasional, Piagam PBB, dan kedaulatan Pakistan."
"Provokasi India akan dilawan dengan kekuatan penuh dan tekad yang tak tergoyahkan untuk melindungi kedaulatan dan integritas wilayah Pakistan," tambahnya.
31 Orang Tewas di Pakistan dan Kashmir
Korban serangan India. (Foto: REUTERS/Stringer)
Hal itu dikatakan Juru Bicara Militer Pakistan Ahmed Sharif Chaudry sebagaimana dilansir CNN, Kamis (7/5/2025). Ahmed mengatakan korban tewas meningkat karena India menyerang di garis kontrol perbatasan de facto di wilayah Kashmir yang disengketakan.
Perdana Menteri (PM) Pakistan Shehbaz Sharif mengatakan pihaknya menghancurkan jet-jet tempur India. Sharif mengklaim jet tempur India hancur hingga berkeping-keping.
"Dalam pertempuran udara selama satu jam, pilot-pilot kami meledakkan jet-jet tempur musuh hingga berkeping-keping," katanya dalam pidato kepada rakyat di televisi pemerintah Rabu malam waktu setempat.
"Hanya butuh beberapa jam bagi musuh untuk bertekuk lutut," tambahnya.
Pakistan sebelumnya mengklaim telah menembak jatuh lima jet tempur Angkatan Udara India sebagai balasan atas serangan-serangan India, termasuk tiga Rafale buatan Prancis. Pejabat-pejabat India belum menanggapi klaim tersebut.
Merujuk pada 31 orang yang menurut Pakistan tewas dalam serangan India, ia menambahkan, "Darah para martir ini akan dibalaskan."
Sharif mengatakan Pakistan telah menjadi salah satu negara yang paling terdampak oleh terorisme di kawasan itu, telah kehilangan puluhan ribu nyawa dan menderita kerugian finansial dalam perang melawannya selama bertahun-tahun.
(idn/idn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini