Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung berencana membuka museum dan perpustakaan di Jakarta hingga malam. Kebijakan itu pun disambut positif oleh warga Jakarta.
Dirangkum detikcom, Sabtu (3/5/2025), Pramono mengatakan kebijakan itu untuk meningkatkan akses pendidikan bagi pelajar yang menjadi bagian dari program 100 hari kerja. Pramono mengatakan rencananya museum dan perpustakaan itu dibuka hingga pukul 23.00 WIB.
Pramono mengatakan kebijakan itu akan segera dilakukannya. Namun, Pramono belum membeberkan lebih jauh terkait kapan tepatnya kebijakan itu terealisasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Perpustakaan akan kami buka sampai malam, mungkin jam 10 atau jam 11. Kita akan segera lakukan karena ini merupakan bagian untuk memberikan pendidikan dan juga kesempatan kepada anak-anak yang membutuhkan," kata Pramono di Balai Kota Jakarta, Jumat (2/5).
Ia mengatakan peningkatan akses ke fasilitas pendidikan seperti perpustakaan, taman, dan museum merupakan bagian dari komitmennya untuk menghadirkan keadilan sosial di bidang pendidikan.
"Yang kami akan segera selesaikan adalah hal menyangkut taman, museum juga akan kami buka tidak hanya sampai dengan jam 5 sore, termasuk perpustakaan. Ini salah satu bagian dari keadilan di bidang pendidikan," ucap Pramono.
Warga Sambut Rencana Museum Buka hingga Malam
Warga sambut rencana museum buka hingga malam (Belia/detikcom)
"Setuju banget (buka sampai malam) karena anak-anak saya senang sekali ke museum. Pernah tuh kami keasyikan sampai gak sadar udah mau jam 3, dan langsung disuruh keluar karena udah mau tutup. Kalau museum buka sampai malam, kita bisa lebih leluasa," katanya Daniarti saat ditemui di Kawasan Kota Tua Jakarta, Sabtu (3/5).
Menurutnya, museum dapat menjadi salah satu tempat liburan yang edukatif. Sehingga, kata dia, anak-anak tak selalu mencari hiburan di pusat perbelanjaan, seperti mal.
"Jadi gak cuma ke mal. Anak-anak suka belajar, kami sebagai orang tua juga senang. Wisata edukasi kayak gini justru lebih bermanfaat," ujarnya.
Senada, warga lainnya, Angel (32), mengaku kerap berkunjung ke kawasan Kota Tua. Menurutnya, dengan rencana tersebut, tak membatasi warga yang ingin datang ke museum pada malam hari.
"Setuju banget. Seperti di Museum Nasional, di sana sudah buka sampai malam. Orang-orang yang kerja dari pagi sampai sore tetap bisa datang," kata Angel.
Menurutnya, museum di Jakarta akan ramai jika dibuka sampai malam hari. Terlebih, kata dia, museum saat ini sudah berteknologi canggih, sehingga akan banyak dijadikan tempat untuk berkonten.
"Dulu saya pernah ke museum malam di Bandung, dan itu ramai banget. Di Jakarta pasti juga ramai, apalagi sekarang museum sudah canggih dan jadi tempat konten juga di sosmed," jelasnya.
Warga lainnya, Ninok (56), juga mengaku setuju dengan rencana tersebut. Dia berharap rencana museum dibuka hingga malam dapat segera direalisasikan.
"Boleh saja buka sampai malam, tapi mungkin cukup di akhir pekan dulu. Weekend itu waktunya orang keluar rumah, museum bisa jadi pilihan hiburan yang positif," katanya.
"Kita sebagai warga cuma bisa berharap Pak Pram beneran jalankan ini. Museum malam itu ide bagus buat kota kita," imbuh dia.
Warga Usul Pengawasan-SDM Perpustakaan Diperhatikan
Perpustakaan Taman Ismail Marzuki (TIM) Cikini. (Rumondang/detikcom)
"Sangat setuju kalau rencananya gitu, apalagi kalau setiap hari sampai malam, tidak hanya weekend," kata Resya saat ditemui di Perpustakaan Jakarta di Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, Sabtu (3/5).
Dia mengatakan, setelah lelah bekerja, sering kali ingin menepi ke perpustakaan. Namun tak bisa karena terbatas jam operasional, yang hanya buka hingga sore hari.
"Kadang kalau pulang kerja butuh healing, tapi di tempat yang tenang, perpustakaan gini jadi opsi. Selain weekend, kan cuma sampai sore saja (bukanya)," ungkap Resya.
Meski begitu, menurut Resya, banyak hal yang perlu diperhatikan jika hendak mengubah jam buka perpustakaan. Di antaranya perihal pengawasan dan sumber daya manusianya.
"Pengawasannya tentu, keamanan. Kalau malam kan agak rentan karena gelap, mungkin pencahayaannya diperhatikan, petugas yang patroli juga harus ada," saran Resya.
"Soal petugas juga penting diperhatikan karena operasionalnya ditambah, jangan sampai petugas yang jadi korban, pengaturan SDM-nya," tambahnya.
Dukungan senada disampaikan oleh Leta (22). Dia memuji wacana itu, karena banyak orang yang butuh ruang belajar maupun kerja hingga malam hari.
"Menurut aku, nggak apa kalau sampai jam 11 malam. Kadang kalau misalnya orang kuliah sambil kerja gitu sampai sore, terus dia masih mau belajar lagi, perlu banget," ucap Leta.
Namun, menurutnya, penataan layanan hingga pengawasan pun harus diperketat. Suasana yang kondusif, kata dia, tak kalah penting dibanding perpanjangan jam operasional.
"Kalau malam harus lebih diawasi lagi. Soalnya, takutnya lebih ramai malam hari," tutur Leta.
"Kalau ramai, kurang kondusif sih menurut aku. Kalau dikondisiin lagi kayaknya biar orangnya nggak seramai ini," imbuhnya.
(amw/amw)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini