Jakarta -
Pada hari Kamis (01/04), CEO Apple, Tim Cook mengatakan bahwa India akan memainkan peran utama dalam pembuatan iPhone untuk pasar AS.
"Mayoritas iPhone yang dijual di AS akan berasal dari India," kata Cook saat mengumumkan hasil kuartalan terbaru perusahaan berlogo buah apel tersebut.
Sementara itu, Cook menambahkan bahwa Vietnam akan menjadi negara asal untuk hampir semua produk Apple lainnya yang dijual di Amerika Serikat, seperti iPad, Mac, Apple Watch, dan AirPods.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pernyataan tersebut muncul setelah raksasa teknologi tersebut mengkaji cara untuk mengurangi dampak serangan tarif Presiden AS, Donald Trump, terhadap rantai pasokan produk Apple serta penjualan dan margin laba.
Tarif Trump menyulitkan situasi Apple
Selama bertahun-tahun, Apple mengandalkan pabrik-pabrik di Cina untuk produksi iPhone-nya.
Namun, bea masuk fantastis yang diberlakukan Trump atas impor ke AS, terutama pertukaran tarif dengan Cina, menempatkan perusahaan itu dalam posisi sulit.
Trump sejak saat itu telah memberikan penangguhan sementara untuk produk-produk teknologi, termasuk smartphone dan bahan semikonduktor, tetapi Washington telah mengisyaratkan bahwa beberapa pungutan atas tarif tersebut dapat diberlakukan segera dalam beberapa minggu mendatang.
Cook mengatakan tarif Trump tidak terlalu berdampak pada operasional Apple pada kuartal sebelumnya, tetapi ia memperingatkan bahwa jika bea masuk tersebut tetap berlaku, akan menambah biaya ratusan juta dolar pada pembiayaan operasional perusahaan pada kuartal April hingga Juni tahun ini.
"Kami tidak dapat memperkirakan dampak tarif ini secara tepat, karena kami tidak yakin dengan tindakan potensial di masa mendatang sebelum akhir kuartal," kata Cook. "Dengan asumsi tarif global saat ini, bila kebijakan dan penerapannya tidak berubah selama sisa kuartal ini dan tidak ada tarif baru yang ditambahkan, kami memperkirakan dampaknya akan menambah biaya kami sebesar $900 juta (Rp14,58 triliun)."
Meskipun beralih ke India, Cina tetap menjadi 'kunci' Apple
Ancaman tarif tersebut telah memaksa Apple untuk memikirkan kembali strategi perusahaannya.
Sebelumnya, Apple telah meningkatkan produksi iPhone di India dalam beberapa bulan terakhir, dengan perkiraan 20% produksi iPhone saat ini dibuat di negara Asia Selatan tersebut.
Meskipun strategi perusahaan yang terbaru akan mengalihkan sebagian produksi iPhone ke India, sebagian besar iPhone akan masih terus diproduksi di Cina. Cook menegaskan pada hari Kamis (01/04) bahwa Cina akan terus menjadi tempat sebagian besar produk Apple dibuat untuk dijual di luar Amerika Serikat.
Namun, penjualan Apple di Cina turun 2,3% menjadi $16 miliar, atau Rp265,94 triliun, pada kuartal Maret.
Perusahaan tersebut menghadapi persaingan ketat di pasar Cina, di mana produsen dalam negeri, seperti Huawei, Xiaomi, dan Oppo telah mendapatkan pangsa pasar lokal.
Apple juga disebut terlambat dalam meluncurkan fitur kecerdasan buatan.
Laba dan pendapatan keseluruhan tetap naik
Meskipun demikian, kawasan lain, termasuk Amerika, Eropa, dan negara Asia lainnya mengalami peningkatan penjualan.
Secara keseluruhan, laba Apple untuk periode Januari hingga Maret 2025 mencapai $24,78 miliar, naik 4,8% dari $23,64 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. Pendapatan perusahaan naik 5,1% menjadi $95,36 miliar di tengah permintaan iPhone yang terus tinggi.
Artikel ini terbit pertama kali dalam bahasa Inggris
Diadaptasi oleh Pratama Indra
Editor: Yuniman Farid
(ita/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini