Peran Penting Pemimpin dalam Jaga Demokrasi Indonesia

2 weeks ago 17

Jakarta -

Menjawab pertanyaan kawan-kawan wartawan tentang Pidato Mas AHY (Agus Harimurti Yudhoyono), Ketum Demokrat tentang pernyataan beliau mengenai sikap Pak Prabowo dan Ibu Mega yang menilai kedua tokoh pasti tidak menyetujui jika ada tindakan melawan demokrasi dengan mengambil alih partai yang sah dan legitimate.

Saya berpandangan Pak Prabowo, Pak SBY (Susilo Bambang Yudhoyono), dan Ibu Mega adalah tokoh-tokoh yang menjunjung tinggi demokrasi. Pak SBY adalah salah satu perwira tinggi TNI yang pada eranya menjadi tokoh Reformasi TNI, yang menarik TNI dari kegiatan politik, dan menjadi TNI yang profesional. Sejarah mencatat perjuangan Pak SBY dan Pak Agus Widjojo dan perwira tinggi TNI lainnya sebagai peletak dasar Reformasi TNI.

Pada masa pemerintahan Pak SBY, kita kenang beliau sebagai presiden sangat menjaga demokrasi. Beliau menginisiasi Bali Democracy Forum yang kemudian mendunia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selama Pak SBY menjadi Presiden, beliau menghargai otonomi PDI Perjuangan, meskipun PDI Perjuangan berada di luar pemerintahan. Tidak ada gangguan politik apapun dari pemerintah ketika PDI Perjuangan menjalankan kontrol di luar pemerintahan.

Pak Prabowo juga kita tempatkan sebagai perwira tinggi TNI yang tunduk pada cita-cita demokrasi. Meskipun beliau tentara dan menantu Presiden Soeharto, beliau tidak menggunakan posisinya untuk mengambil alih kekuasaan ketika kita menjalani transisi demokrasi dari Presiden Soeharto ke Presiden Habibie hingga ke Presiden Gus Dur.

Bahkan, ketika Ibu Mega menjadi presiden, Pak Prabowo diminta untuk pulang ke Indonesia. Dan beliau mendirikan Partai Gerindra, sebagai jalan sah dan demokratis meraih kekuasaan.

Beliau merasakan bagaimana perjalanan berjuang dalam demokrasi yang tidak mudah. Pernah menjadi Cawapres, hingga Capres dua periode. Jalan terjal meraikan kekuasaan dalam demokrasi lebih beliau pilih. Itu artinya beliau merasakan betul makna demokrasi yang saya kira hal ini membentuk jalan hidup beliau.

Demikian halnya dengan Ibu Mega. Demokrasi juga telah menjadi DNA politik beliau. Ibu Mega adalah hasil didikan ideologis tokoh tokoh pergerakan bangsa. Beliau menyerap langsung pikiran pikiran dari Bung Karno, Bung Hatta, Haji Agus Salim, Sjahrir, dan tokoh tokoh bangsa lainnya pada eranya. Pikiran pikiran tokoh tokoh tersebut menghidupi jalan politik Ibu Mega.

Dari pikiran-pikiran itulah membentuknya sebagai jalan teguh dalam berpolitik berdemokrasi dan menjaga konstitusi. Sudah banyak ujian sejarah yang membuktikan keteguhan Ibu Mega dalam menjunjung tinggi demokrasi, hukum dan konstitusi sejak orde baru hingga kini. Terbaru beliau tidak tergoda tawaran untuk perpanjangan kekuasaan tiga periode, padahal hal itu menguntungkan PDI Perjuangan secara politik. namun beliau menolaknya.

Apa yang menimpa PDI hingga menjadi PDI Perjuangan juga dialami oleh Partai Demokrat. Wajar sejarah kelam ini menjadi pelajaran penting bagi kedua partai. Dan saya kira itu menjadi semangat bersama, kelak kedepan agar cara cara pembegalan partai tidak dilakukan.

Saya setuju dengan Pidato Mas AHY bahwa partai cermin kedaulatan rakyat, pilar demokrasi. Oleh sebab itu, tumbuh kembangnya harus diletakkan dalam iklim dan budaya demokrasi.

Kita pernah punya pelajaran, keberadaan demokrasi yang tidak tumbuh, karena peran Partai yang di bonsai pada masa orde baru justru menempatkan kekuasaan tidak terkontrol. Akibatnya, korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan terjadi, dan membuat peradaban bangsa menjadi mundur ke belakang.

Said Abdullah, Ketua DPP PDIP Bidang Sumber Daya, Ketua Banggar DPR

(anl/ega)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial