Penjual Es Teh Asal Slawi Ini Sukses Jadi Konglomerat dengan Belasan Pabrik

1 month ago 34

Jakarta -

Es teh merupakan salah satu minuman yang paling populer dan paling disukai masyarakat Indonesia. Akibatnya tidak sedikit warga RI yang memilih untuk berjualan es teh untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, baik itu berjualan es teh dengan menggunakan bakul atau gerobak hingga membuka kios minuman sendiri.

Meski terkesan remeh karena hanya berjualan minuman, namun ternyata ada sosok pengusaha sukses yang berhasil menjadi konglomerat dengan berjualan es teh, yakni adalah keluarga Sosrodjojo. Keluarga konglomerat ini terbukti berhasil mengembangkan bisnis es teh sederhana di pasar hingga kini memiliki belasan pabrik di RI.

Melansir dari situs resmi Sinar Sosro, Kamis (5/12/2024), keluarga Sosrodjojo memulai usahanya di kota Slawi, Jawa Tengah dengan memproduksi dan memasarkan teh seduh dengan merek Teh Cap Botol. Tentu bisnis berjualan es teh ini tidak mudah untuk dilakukan hingga kini keluarga itu berhasil menjadi konglomerat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Keluarga Sosrodjojo mengalami jatuh bangun dalam menjalankan usaha, dimulai dari tahun 1960. Saat itu, Soegiharto Sosrodjojo dan saudara-saudaranya hijrah ke Jakarta untuk mengembangkan usaha tersebut dan membuat teh seduh itu dikenal di Jakarta. Berbagai upaya pun ditempuh agar membuat teh itu dikenal masyarakat.

Keluarga Sosrodjojo saat itu bahkan tak segan mendatangi pusat-pusat keramaian termasuk pasar-pasar tradisional untuk menjajakan teh seduhnya. Mereka memasak dan menyeduh teh langsung di tempat, meskipun saat itu strategi yang dipakai kurang berhasil.

Keluarga Sosrodjojo lalu mengubah strategi pemasaran mereka. Teh itu tak lagi dimasak dan diseduh di depan umum, melainkan dimasukkan ke dalam panci-panci besar, untuk selanjutnya dibawa ke pasar dengan menggunakan mobil bak terbuka. Lagi-lagi cara itu tidak efektif, malah bikin rugi karena sebagian besar teh yang dibawa tumpah dalam perjalanan.

Namun secara tidak disengaja, ditemukan ide untuk membawa teh yang telah diseduh di kantor dan dikemas ke dalam botol bekas kecap atau limun yang sudah dibersihkan. Ide ini terbukti berhasil membantu penjualan es teh keluarga Sosrodjojo.

Hingga pada 1969, muncul gagasan untuk menjual teh siap minum atau ready to drink tea dalam kemasan botol dengan nama Tehbotol Sosro. Nama tersebut diambil dari nama teh seduh mereka yang pertama yakni Teh Cap Botol dan nama keluarga pendiri yakni Sosrodjojo.

Tak hanya nama yang berubah, desain dari merek teh seduh mereka pun berkali-kali mengalami perubahan. Desain versi pertama muncul tahun 1969, lalu di tahun 1972 berubah lagi, dan di tahun 1974 menjadi versi ketiga yang bertahan sampai sekarang.

Perjuangan itu tidak sia-sia, sampai saat ini PT Sinar Sosro sudah mempunyai 12 pabrik yang tersebar di seluruh Indonesia yakni, di Medan, Palembang, Jakarta, Tambun, Cibitung, Ungaran, Gresik, Mojokerto, dan Gianyar. Serta pabrik yang khusus memproduksi air mineral Prim-A yaitu di Sentul, Purbalingga, dan Pandaan.

Dalam pengembangan bisnisnya, PT Sinar Sosro telah mendistribusikan produknya ke seluruh Nusantara, melalui kantor cabang penjualan yang tersebar di seluruh Nusantara.

Selain di dalam negeri, PT Sinar Sosro juga merambah pasar Internasional dengan mengekspor produk-produk one way packaging/non botol beling ke beberapa negara di Asia, Amerika, Eropa, Afrika, Australia, dan Kepulauan Pasifik.

Saat ini, produk-produk yang diproduksi oleh PT Sinar Sosro bukan Tehbotol Sosro saja, ada juga Fruit Tea Sosro, S-Tee, Tebs, Country Choice dan Air Mineral Prim-A.

Seiring dengan perkembangan bisnis perusahaan, maka sejak tanggal 27 November 2004, PT Sinar Sosro bernaung di bawah perusahaan induk atau disebut dengan holding company yaitu PT Anggada Putra Rekso Mulia atau Grup Rekso.

Di luar itu, saat ini keluarga konglomerat itu juga sudah merambah ke bisnis waralaba alias franchise bisnis es teh manis sejak 2007 lalu. Usaha waralaba ini dilakukan melalui merek Es Teh Poci, dengan jumlah mitra sudah mencapai lebih dari 8.000 dan menjual lebih dari 30.000.000 cup per bulan.

Dalam situs resmi Es Teh Poci, waralaba ini menawarkan berbagai paket jualan mulai dari modal Rp 7 juta sampai Rp 19,98 juta. Dengan modal sebesar itu masyarakat bisa membuka gerai es teh-nya sendiri dengan peralatan lengkap hingga bahan bakunya.

Keberhasilan Sinar Sosro tentu membawa keuntungan bagi keluarga pendirinya. Soegiharto Sosrodjojo yang merupakan pewaris generasi kedua dari perusahaan tersebut masuk dalam jajaran orang terkaya ke-10 di Indonesia pada tahun 2009 menurut Forbes. Saat itu dia tercatat memiliki kekayaan bersih US$ 1,2 miliar atau setara Rp 17,13 triliun (kurs Rp 14.275).

Selain keluarga Sosrodjojo, ada juga sejumlah konglomerat lain yang menjual produk es teh di Indonesia. Misalkan saja pendiri Mayora Jogi Hendra Atmadja, pendiri GarudaFood Darmo Putro, hingga pendiri Chandra Djojonegoro pendiri Orang Tua Group.

Dalam hal ini Mayora menjual produk es teh dengan merek Teh Pucuk Harum, GarudaFood dengan produk Mountea, dan Orang Tua Group dengan produk Teh Gelas. Namun berbeda dengan Sosro yang sedari lahir menjual es teh, ketiga grup konglomerasi ini memulai usahanya dengan berjualan produk makanan dan minuman lain baru kemudian merambat ke bisnis minuman teh dalam kemasan.

(fdl/fdl)

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial