Stockholm -
Perdana Menteri (PM) Swedia Ulf Kristersson menyebut penembakan yang menewaskan seorang pria yang berulang kali membakar Al-Qur'an mungkin terkait dengan kekuatan asing. Kepolisian Stockholm telah menangkap lima tersangka terkait pembunuhan tersebut.
Pria bernama Salwan Momika (38), yang seorang pengungsi Irak, tewas ditembak di sebuah rumah di kota Sodertalje, dekat Stockholm, pada Rabu (29/1) waktu setempat. Momika tewas beberapa jam sebelum sidang putusan dalam kasus kebencian etnis yang menjeratnya digelar.
Sosok Momika diketahui telah membakar dan menodai Al-Qur'an baik di depan umum maupun dalam siaran media sosial pada tahun 2023 lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya dapat meyakinkan Anda bahwa dinas keamanan sangat terlibat (dalam penyelidikan) karena jelas ada risiko soal adanya keterkaitan dengan kekuatan asing," sebut Kristersson saat berbicara dalam konferensi pers, seperti dilansir Reuters, Jumat (31/1/2025).
Kristersson tidak menjelaskan lebih lanjut soal "kekuatan asing" yang dimaksudnya.
Jaksa Swedia telah memerintahkan agar kelima tersangka terkait penembakan maut itu ditahan. Namun tidak diketahui secara jelas apakah pelaku penembakan ada di antara kelima orang yang ditahan itu.
Wakil PM Swedia, Ebba Busch, dalam pernyataan terpisah mengutuk pembunuhan Momika.
"Ini adalah ancaman terhadap demokrasi kita yang bebas. Hal ini harus dihadapi dengan kekuatan penuh dari masyarakat kita," tulisnya dalam pernyataan via media sosial X.
Lihat juga video: Riwayat Rasmus Paludan, Si Pembakar Al-Qur'an Asal Denmark-Swedia
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
Pengadilan Stochkolm menggugurkan kasus Momika setelah kematiannya. Disebutkan bahwa hukuman bagi satu terdakwa lainnya dalam sidang pidana yang sama atas "pelanggaran agitasi (hasutan) terhadap kelompok etnis atau nasional", terkait pembakaran Al-Qur'an, akan ditunda hingga Senin (3/2) mendatang.
Tahun 2023 lalu, otoritas Swedia meningkatkan kewaspadaan terorisme ke tingkat tertinggi kedua dan memperingatkan adanya ancaman terhadap warga Swedia di dalam negeri dan di luar negeri setelah aksi pembakaran Al-Qur'an, yang sebagian besar dilakukan Momika.
Aksi Momika itu memicu kemarahan umat Muslim sedunia, dan memicu ancaman dari kelompok-kelompok jihad. Meskipun pemerintah Swedia mengecam gelombang aksi pembakaran Al-Qur'an yang terjadi tahun 2023 lalu, aksi tersebut dianggap secara luas sebagai bentuk kebebasan berpendapat yang dilindungi.
Usai penembakan Momika, Dinas Keamanan Swedia mengatakan kepada Reuters bahwa pihaknya sedang menaksir potensi dampak penembakan itu "terhadap keamanan Swedia".
Lihat juga video: Riwayat Rasmus Paludan, Si Pembakar Al-Qur'an Asal Denmark-Swedia
Hoegeng Awards 2025
Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu