Jakarta -
Pemerintah Prancis mengutuk keras rencana kampanye militer baru Israel di Jalur Gaza. Hal ini disampaikan Menteri Luar Negeri (Menlu) Prancis Jean-Noel Barrot pada Selasa (6/5), sehari setelah militer Israel mengatakan operasi yang diperluas di Gaza akan mencakup pemindahan "sebagian besar" penduduknya.
Sebelumnya pada Senin (5/5), kabinet keamanan Israel menyetujui rencana, yang menurut seorang pejabat Israel akan mencakup "penaklukan Jalur Gaza dan penguasaan wilayah tersebut".
"Itu tidak dapat diterima," kata Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Noel Barrot dalam sebuah wawancara radio, dilansir kantor berita AFP, Selasa (6/5/2025). Dia menambahkan bahwa pemerintah Israel "melanggar hukum humaniter."
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Keputusan Israel tersebut muncul ketika Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan organisasi-organisasi bantuan telah berulang kali memperingatkan tentang bencana kemanusiaan di Gaza, dengan kelaparan kembali mengancam setelah lebih dari dua bulan blokade total Israel.
Hampir seluruh dari 2,4 juta penduduk Jalur Gaza telah mengungsi setidaknya satu kali selama perang, yang dipicu oleh serangan kelompok Hamas pada Oktober 2023 terhadap Israel.
Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu telah mengatakan bahwa serangan baru di Gaza akan menjadi operasi militer intensif yang bertujuan untuk mengalahkan Hamas. Namun, dia tidak menghemat banyak wilayah kantong yang akan direbut.
"Penduduk akan dipindahkan, untuk melindungi mereka sendiri," kata Netanyahu dalam sebuah video yang diunggah di media sosial X, dilansir Al Arabiya, Selasa (6/5/2025). Ia mengatakan tentara Israel tidak akan masuk ke Gaza, melancarkan serangan, lalu mundur. "Tujuannya justru sebaliknya," katanya.
Simak Video 'Trump Salahkan Hamas soal Kelaparan di Gaza, Janji Kirim Bantuan':
Hal ini disampaikan Netanyahu setelah kabinet keamanan Israel pada Senin (5/5) menyetujui perluasan operasi militer di Gaza termasuk "penaklukan" wilayah Palestina itu. Militer Israel telah memanggil puluhan ribu tentara cadangan untuk serangan itu.
Seorang pejabat Israel mengatakan operasi itu "akan mencakup, antara lain, penaklukan Jalur Gaza dan penguasaan wilayah itu, serta pemindahan penduduk Gaza ke selatan demi perlindungan mereka."
Pejabat keamanan senior Israel lainnya mengatakan "komponen utama dari rencana itu adalah evakuasi besar-besaran seluruh penduduk Gaza dari zona pertempuran... ke wilayah-wilayah di Gaza selatan."
Rencana itu muncul di tengah desakan Israel agar warga Palestina meninggalkan wilayah itu.
"Program pemindahan sukarela bagi penduduk Gaza... akan menjadi bagian dari tujuan operasi itu," ujar pejabat senior keamanan Israel itu menambahkan.
Uni Eropa telah menyuarakan keprihatinan dan mendesaknya Israel untuk menahan diri, dengan mengatakan bahwa rencana itu "akan mengakibatkan lebih banyak korban dan penderitaan bagi rakyat Palestina."
Simak Video 'Trump Salahkan Hamas soal Kelaparan di Gaza, Janji Kirim Bantuan':
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini