Hari Kedua Pemilihan Paus, Semua Mata Tertuju ke Cerobong Asap Kapel Sistina

18 hours ago 2

Jakarta -

Dunia Katolik dilanda harap-harap cemas pada hari Kamis (8/5), saat para kardinal yang bertugas memilih paus baru bersiap di Kapel Sistina, Vatikan untuk memulai hari kedua pemungutan suara mereka. Semua mata tertuju ke cerobong asap Kapel Sistina.

Dilansir kantor berita AFP, Kamis (8/5/2025), sebelumnya, gumpalan asap hitam mengepul di atas kerumunan yang memadati Lapangan Santo Petrus pada Rabu (7/5) malam waktu setempat. Hal ini mengonfirmasi bahwa pemungutan suara hari pertama konklaf belum memperoleh mayoritas dua pertiga suara untuk menunjuk pengganti mendiang Paus Fransiskus.

Ke-133 kardinal menghabiskan malam di wisma tamu Santa Marta, dan akan melakukan misa private pada Kamis pagi waktu setempat, sebelum memulai hari kedua pemungutan suara.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jika pemungutan suara rahasia pertama pagi hari gagal lagi untuk mengidentifikasi pemenang yang jelas, maka pemungutan suara kedua akan diadakan. Jika tidak ada konsensus lagi, dua pemungutan suara lagi akan diadakan di sore hari.

Para kardinal akan tetap berada di balik pintu tertutup sampai paus ke-267 yang baru terpilih mendapat berkat yang jelas untuk memimpin 1,4 miliar umat Katolik di dunia. Mereka disumpah untuk merahasiakan proses yang telah berlangsung berabad-abad itu.

- 'Asap hitam' -
Ruangan dikunci untuk menghindari gangguan dan kebocoran, satu-satunya cara para kardinal mengomunikasikan hasil suara mereka adalah dengan membakar surat suara mereka dengan bahan kimia untuk menghasilkan asap. Surat suara berwarna hitam jika tidak ada keputusan, atau putih jika mereka telah memilih paus baru.

Dua pemilihan paus sebelumnya pada tahun 2005 dan 2013 berlangsung selama dua hari, tetapi beberapa pemilihan pada abad sebelumnya berlangsung selama lima hari. Yang terlama berlangsung hampir tiga tahun, antara November 1268 dan September 1271.

Simak juga Video: Konklaf Pemilihan Paus Terlama dan Tercepat dalam Sejarah

Sebelum asap muncul, puluhan ribu orang -- peziarah, turis, dan warga Roma yang penasaran -- telah berkumpul di Lapangan Santo Petrus.

"Saya tidak keberatan dengan asap hitam, itu menunjukkan Roh Kudus sedang bekerja. Akan ada pemungutan suara lainnya segera, kita akan mendapatkan paus kita," kata James Kleineck, 37 tahun, dari Texas, Amerika Serikat saat melihat asap hitam dari Kapel Sistina pada Rabu (7/5).

Barbara Mason, 50 tahun, melakukan perjalanan dari Kanada untuk konklaf tersebut, berharap untuk melihat seorang paus yang akan melanjutkan jejak progresif Paus Fransiskus.

"Saya senang mereka meluangkan banyak waktu karena itu berarti mereka berpikir dengan saksama tentang siapa yang akan menjadi Paus," katanya.

Konklaf 2025 adalah yang terbesar dan paling internasional yang pernah ada, yang mempertemukan para kardinal dari sekitar 70 negara -- banyak di antaranya sebelumnya tidak saling mengenal.

Simak juga Video: Konklaf Pemilihan Paus Terlama dan Tercepat dalam Sejarah

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial