Jakarta -
Bripka Annas berjuang menyalakan semangat literasi di wilayah binaannya di Banawa Selatan, Donggala, Sulawesi Tengah. Peran Bripka Annas sangat penting dalam membantu anak-anak Suku Da'a di pedalaman Donggala untuk belajar membaca dan menulis.
Atas dedikasinya itu, Bripka Annas diusulkan oleh Polda Sulawesi Tengah dalam program Hoegeng Corner 2024. Bripka Annas saat ini membina dua desa binaan di Banawa Selatan, yaitu Desa Ongulara dan Desa Malino.
"Saya ditugaskan dari tahun 2016 Januari sebagai Bhabinkamtibmas di pelosok. Itu pun desanya desa terpencil dari Kecamatan Banawa Selatan dan suku tersebut adalah suku pedalaman, suku Da'a," kata Bripka Annas saat dihubungi beberapa waktu lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengabdian Bripka Annas dalam meningkatkan literasi masyarakat itu dilatarbelakangi oleh masih banyaknya anak-anak yang belum bisa membaca. Dia pun mengajar di tingkat SD maupun SMP.
Bripka Annas Hoegeng Corner Foto: Dok Ist
Khusus untuk siswa SMP, Bripka Annas mengajarkan tentang pentingnya adab dan etika. Bripka Annas ingin anak-anak mempunyai sopan santun saat berkomunikasi dengan yang lain.
"Kalau SMP, saya (mengajar) tentang masih dasar di situ, mengembangkan mata pelajaran pemahaman tentang etika, etika bagaimana anak-anak itu supaya cara didikannya itu supaya mengenal sopan santun, cara menghargai orang di atas umur mereka," kata Bripka Annas.
"Saya terapkan adab dan etika, saya terangkan kepada mereka, supaya mereka ke depannya lebih baik lagi untuk menjalani kehidupan mereka sehari-hari," sambung dia.
Untuk anak-anak SD, Bripka Annas mengajarkan hal-hal dasar seperti pengenalan huruf dan angka. Selain itu, Bripka Annas juga membuat pondok belajar untuk mengajarkan anak-anak membaca di luar jam sekolah.
"Saya sebagai Bhabinkamtibmas membuat suatu pondok belajar di situ, saya mengumpulkan anak-anak di situ, itu anak-anak sekitar 20 orang," ujar Bripka Annas.
Bripka Annas Hoegeng Corner Foto: Dok Ist
Selain itu, Bripka Annas juga berbicara mengenai kondisi akses di wilayah binaannya yang masih belum baik. Jalan antar dusun pun masih ada yang bebatuan.
"Kendalanya kalau sudah hujan deras nggak bisa dilewati karena posisi air menguap, terjadi banjir biasa," ujar Bripka Annas.
Dia menceritakan pada awalnya jaringan listrik belum sampai ke desa binaannya. Namun akhirnya pada 2022, wilayah tersebut sudah bisa mendapatkan akses listrik.
"Kalau dari tahun 2016, kita sementara di sana listrik maupun jaringan belum ada. Nanti sekitar tahun 2021, sekitar 2022, kami dengan pemerintah desa berkoordinasi di sana bagaimana kita mengusulkan supaya masyarakat ini bisa mendapatkan penerangan di desa ini dan mendapatkan jaringan. Alhamdulillah tahun 2021, tahun 2022, alhamdulillah di sana sudah ada jaringan , dan juga sudah ada listrik di desa tersebut," imbuh Bripka Annas.
Atas kondisi tersebut, Bripka Annas menyampaikan harapannya agar pendidikan di pelosok menjadi atensi utama.
"Kalau harapan saya, cuman satu mungkin bisa dibantu pendidikan untuk mereka di sini," ujar Annas.
(knv/aud)