Jakarta -
Hari Noken Sedunia dirayakan setiap 4 Desember, untuk memperingati ditetapkannya Noken sebagai Warisan Budaya Takbenda UNESCO pada 2012. Hari ini menandai pentingnya upaya pelestarian warisan budaya khas Papua di tengah tantangan modernitas.
Menurut Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya Kemdikbud RI, Noken adalah kerajinan tangan tradisional masyarakat Papua yang telah diwariskan secara turun-temurun. Fungsi utamanya meliputi menyimpan, membawa, dan mengangkut berbagai barang, seperti hasil pertanian, kayu bakar, bahkan bayi.
Noken Termasuk Warisan Budaya Takbenda UNESCO
UNESCO menetapkan Noken masuk dalam "Daftar Warisan Budaya Takbenda yang Membutuhkan Perlindungan Mendesak" (List of Intangible Cultural Heritage in Need of Urgent Safeguarding). Penetapan ini berdasarkan Keputusan Komite (7.COM 8.3) pada 2012, yang menyoroti nilai budaya serta ancaman terhadap kelangsungan tradisi Noken.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Noken dibuat secara manual menggunakan serat kayu atau dedaunan yang diproses menjadi benang kuat melalui teknik tradisional. Prosesnya mencakup pemotongan, pemanasan, perendaman, hingga pemintalan serat. Keterampilan ini membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk dikuasai, dan setiap komunitas memiliki keunikan dalam pola maupun teknik pembuatan Noken.
Selain digunakan secara praktis, Noken juga memiliki nilai simbolis, sering digunakan dalam upacara tradisional atau sebagai simbol perdamaian. Ragam fungsinya menunjukkan peran penting Noken dalam kehidupan sosial dan budaya masyarakat Papua.
Warga menganyam akar kayu untuk dijadikan Noken (Foto: ANTARA FOTO/MUHAMMAD ADIMAJA)
Ancaman dan Upaya Pelestarian Warisan Noken Papua
Meski bernilai tinggi, keberadaan Noken kini menghadapi berbagai tantangan. UNESCO dan Kemdikbud RI mencatat sejumlah faktor yang mengancam kelangsungan warisan budaya masyarakat Papua ini, yaitu seperti:
- Melemahnya transmisi budaya di kalangan generasi muda.
- Persaingan dengan produk pabrik, seperti tas modern.
- Sulitnya bahan baku tradisional.
- Perubahan nilai budaya yang mengurangi minat terhadap Noken.
Untuk melindungi Noken, berbagai langkah strategis telah dirumuskan, antara lain:
- Pendidikan dan pelatihan pembuatan Noken sebagai bagian dari kurikulum muatan lokal.
- Revitalisasi fungsi Noken di masyarakat melalui promosi dan penguatan identitas budaya.
- Keterlibatan komunitas lokal untuk mendokumentasikan serta mengedukasi masyarakat tentang pentingnya pelestarian Noken.
Meningkatkan Kesadaran melalui Hari Noken Sedunia
Peringatan Hari Noken Sedunia bukan sekadar merayakan pengakuan internasional, tetapi juga menjadi momen untuk meningkatkan kesadaran global akan pentingnya melestarikan warisan budaya. Noken adalah simbol kekayaan budaya Papua yang tak hanya berfungsi praktis, tetapi juga mencerminkan nilai artistik dan identitas masyarakatnya.
Melalui upaya pelestarian yang melibatkan berbagai pihak, termasuk pemerintah, masyarakat adat, dan lembaga internasional, diharapkan Noken tetap hidup dan terus menjadi kebanggaan bangsa Indonesia.
(wia/imk)