Jakarta -
Permainan mobil mini 4WD ternyata masih cukup digemari masyarakat Indonesia. Hal ini membuat bisnis mainan tersebut tidak ada matinya, khususnya untuk penjualan brand Tamiya.
Hal ini seperti yang dirasakan salah seorang penjual Tamiya di kawasan Blok M Square, Adit. Ia mengatakan sehari-hari toko yang dijaganya masih kedatangan cukup banyak pelanggan, baik anak-anak hingga orang dewasa.
Walaupun menurutnya untuk hari kerja (Senin-Jumat) sebagian besar pelanggan yang datang merupakan orang dewasa. Mereka biasanya datang di sela-sela jam makan siang hanya untuk sekadar bermain hingga sedikit berbelanja sparepart Tamiya yang dibutuhkan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sehari-hari ada juga (pelanggan) kayak (pegawai) kantor-kantor gitu. Mereka jam makan siang terus pada main gitu. Kebetulan posisinya di tengah-tengah (dekat kawasan perkantoran) ya, yang tracknya (memiliki lintasan Tamiya) Jakarta Selatan," kata Adit saat ditemui detikcom di Blok M Square, Rabu (12/11/2024).
Selain itu, Adit mengatakan sekarang ini para pecinta Tamiya juga sudah sangat besar dan memiliki komunitasnya sendiri-sendiri di seluruh Indonesia. Bahkan saking besarnya komunitas pecinta 'mobil-mobilan' bertenaga baterai dan dinamo itu sudah didukung oleh Ikatan Motor Indonesia (IMI).
Sehingga pangsa pasar mainan yang satu ini bisa dikatakan sangat stabil dan terjamin dibandingkan usaha berjualan mainan lainnya. Sebab keberadaan komunitas tadi dapat menjadi sumber pemasukan utama toko untuk jangka panjang.
"Sekarang mungkin dah se-Indonesia sudah mulai main (Tamiya) dan rata ya. Jadi ini ya besar (komunitas pecinta). Memang sudah merata, karena kan sudah dinaungi IMI ya," jelasnya.
Cuan Melimpah dari Jualan Tamiya
Adit mengatakan sekarang ini model Tamiya yang paling banyak diminati atau laku di pasar adalah model rakit sendiri atau yang sudah dimodifikasi. Bukan mobil mini 4WD 'setelan pabrik' atau standar box.
Sebab model mobil 4WD yang sudah dimodifikasi atau dirakit dari nol inilah yang sering digunakan untuk perlombaan atau turnamen balap Tamiya, yang mana di RI sendiri terdapat dua kelas balap Tamiya modifikasi yakni (IDC) Indonesia Damper Class dan STO (Standard Tamiya Original).
"Kalau sekarang yang lebih laku itu yang IDC, kalau nggak yang STO. Kalau orang beli standar box sudah jarang sih, paling sesekali saja," terangnya.
Adit menjelaskan, pada dasarnya setiap bagian atau sparepart dari mobil mini 4WD ini masih cukup terjangkau, yang umumnya berkisar di puluhan hingga ratusan ribu. Jadi keuntungan dari penjualan masing-masing sparepart memang tidak begitu besar.
Misalkan saja untuk dinamo 4WD rata-rata dibanderol di kisaran Rp 65 ribu. Kemudian satu set gear penggerak berada di kisaran Rp 130 ribu, dan bumper di kisaran puluhan hingga ratusan ribu rupiah bergantung pada bahan.
"Sebenarnya part-partnya nggak mahal, makanya anak SMA yang masih pakai uang jajan juga bisa main. (Rakit Tamiya) dicicil bagian mana dulu, satu-satu dipasang," ungkap Adit.
Namun ia tidak memungkiri ada juga bagian atau sparepart Tamiya yang bisa dibanderol dengan harga cukup mahal. Terlebih jika sparepart itu memiliki kualitas yang baik dan cukup langka ditemukan di pasaran.
"Part paling mahal untuk part STO sih biasanya. Ada part ini yang dibilang nostell (salah satu bagian dari rangka Tamiya), ini (berbahan) karbon. Nostell-nya itu sudah di satu koma sekian (di atas Rp 1 juta) untuk nostell ini saja," ungkapnya.
Adit menyebut dari sekian banyak sparepart Tamiya, gear penggerak mobil mini 4WD ini merupakan yang paling laku. Hal ini dikarenakan komponen tersebut harus rutin atau sering diganti dibandingkan sparepart lainnya.
"Ada beberapa part yang rutin terbeli sih. Misalkan yang sudah pasti terbeli gear, soalnya ini gear kan kegesek terus tuh jadi bisa haus. Kalau yang rutin beli kalau sudah jadi satu mobil sih paling per-gear-gear-an atau paling dinamo," paparnya.
Di luar itu Adit mengatakan toko yang dijaganya juga memiliki layanan service, setting, modifikasi, hingga rakit Tamiya. Sehingga mereka bisa mendapatkan keuntungan lebih dari biaya layanan itu.
Secara umum biaya layanan service hingga rakit Tamiya ini cukup beragam. Semisal untuk biaya perakitan Tamiya dari nol hingga jadi mobil mini 4WD utuh dibanderol mulai dari Rp 350 ribu untuk kelas IDO, dan Rp 1 juta untuk kelas STO.
"Terganggu spesifikasi mobil, range itu sekitar Rp 350 ribu untuk yang IDC. Kalau STO itu bisa Rp 1 jutaan lah, start harganya ya. Itu sudah full jadi (Tamiya rakitan)," terangnya.
Kemudian misalkan juga untuk layanan setting atau service ban Tamiya agar sesuai dengan mobil mini 4WD yang dimiliki mulai dari Rp 100 ribuan. Begitu juga dengan biaya pemasangan atau service sparepart lainnya.
"Ngebubut (setting) ban terus di-balancing juga itu sekitar Rp 100 ribuan. Jadi mereka biasanya para racer (pecinta Tamiya yang kerap ikut lomba) sudah punya ban masing-masing dan ukurannya. Ukuran (ban Tamiya) berapa-berapa, ini mobil enaknya pakai ban apa, jadi nggak bisa ban berantakan gitu," ucap Adit.
Dari penjualan sparepart dan layanan service-rakit itulah menurut Adit toko masih bisa menyentuh jutaan rupiah per hari untuk kondisi ramai. Walaupun ia enggan untuk menyebut angka pasti dari omzet usaha Tamiya.
"(Jualan Tamiya) menguntungkan sih, masih ada profitnya walaupun harga part-nya murah. (Sampai Rp 1 juta sehari?) bisa, tapi tergantung hari. Kalau jualan kan kita nggak bisa mematok sehari dapat sekian-sekian," ungkapnya.
"Biasanya kalau dekat-dekat kejurnas (kejuaraan nasional) itu banyak yang datang setting, atau beli part apa," tambah Adit.
(fdl/fdl)