Jakarta -
AQUA, pelopor perusahaan Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) di Indonesia, kembali menegaskan komitmennya dalam menjaga kelestarian lingkungan melalui aksi bersih-bersih di Danau Toba. Dalam kegiatan ini, AQUA bekerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Samosir, Pandawara Group, dan masyarakat setempat.
Kegiatan yang bertajuk 'Clean-Up Action!' ini berlangsung di Desa Lumban Suhi Suhi, Kabupaten Samosir, pada tanggal 24 Oktober 2024.
Salah satu alasan utama diadakannya aksi bersih-bersih ini adalah untuk mengatasi masalah pertumbuhan eceng gondok yang mengganggu ekosistem danau. Tanaman ini dikenal cepat berkembang biak, sehingga keberadaannya berpotensi merusak aliran air, menurunkan kadar oksigen dalam air, dan mengancam habitat ikan serta flora air lainnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menyadari risiko ini, AQUA menginisiasi aksi pembersihan sebagai bentuk dukungan nyata untuk kelestarian lingkungan di kawasan Danau Toba. Dalam waktu kurang dari tiga jam, AQUA berhasil mengumpulkan sekitar 12 ton eceng gondok dari kawasan Danau Toba.
Dalam aksi bersih-bersih tersebut, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Samosir, Edison Pasaribu menegaskan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta dalam menjaga kelestarian lingkungan.
"Kegiatan seperti ini sangat dibutuhkan untuk mengatasi tantangan lingkungan di Danau Toba, khususnya masalah eceng gondok yang harus segera ditanggulangi. Karena eceng gondok sangat cepat pertumbuhannya, kami harapkan semua kabupaten di kawasan Danau Toba ikut berperan. Kami berharap inisiatif ini bisa menginspirasi banyak pihak," ujar Edison dalam keterangan tertulis, Rabu (30/10/2024).
Foto: AQUA
Sebanyak 90% eceng gondok yang berhasil dikumpulkan akan dimanfaatkan menjadi pupuk. Sementara sisanya diserahkan ke fasilitas pengolahan untuk dijadikan bahan kerajinan tangan seperti tas dan sandal yang kini telah dipasarkan di berbagai toko oleh-oleh dan hotel di sekitar Danau Toba.
Pendekatan ini tidak hanya membantu membersihkan danau, tetapi juga berkontribusi pada peningkatan ekonomi masyarakat sekitar melalui pemanfaatan limbah yang dihasilkan.
Aksi bersih-bersih ini merupakan bagian dari kampanye '100% Murni, 100% Petualangan Indonesia' yang digagas oleh AQUA bekerja sama dengan Wonderful Indonesia, untuk mempromosikan destinasi wisata prioritas di Indonesia, termasuk Danau Toba.
Kampanye ini tidak hanya bertujuan menarik wisatawan, tetapi juga meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan selama berwisata. Menurut AQUA, menjaga kebersihan dan kelestarian alam di destinasi wisata adalah kunci bagi pariwisata berkelanjutan.
Sementara itu, Kabupaten Toba, sebagai salah satu wilayah penyangga kawasan wisata Danau Toba, menghadapi tantangan besar dalam pengelolaan sampah. Data Pusat Riset Lingkungan dan Teknologi Bersih, Badan Riset dan Inovasi Nasional, menunjukkan sejak 2022, Kabupaten Toba menghasilkan sekitar 31.794 ton sampah per tahun, namun hanya 0,94% yang berhasil dikurangi, 37% ditimbun di tempat pemrosesan akhir (TPA), dan 62% lainnya belum terkelola dengan baik.
Inisiatif Keberlanjutan AQUA untuk Masa Depan Danau Toba
AQUA telah aktif berperan dalam mendukung pengelolaan sampah di Danau Toba sejak tahun 2020. Salah satu upaya yang dilakukan adalah pendirian Rumah Daur Ulang (RDU) di Kecamatan Balige, Kabupaten Toba, yaitu Bank Sampah Tarhilala.
Setiap bulannya, bank sampah ini mampu mengumpulkan hingga 20 ton sampah, termasuk plastik, karton, kaleng, dan botol kaca, yang kemudian diolah agar tidak mencemari lingkungan.
Senior Sustainable Packaging Circularity Manager AQUA, Jeffri Ricardo mengungkapkan bahwa AQUA berkomitmen untuk mengelola lebih banyak sampah plastik dari yang dihasilkan.
"Kami berkomitmen untuk mengambil kembali lebih banyak sampah kemasan plastik dari yang kami gunakan. Melalui kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan, kami terus memperkuat infrastruktur dan kapasitas pengelolaan sampah melalui unit bisnis daur ulang, Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST), Tempat Pengelolaan Sampah Reuse, Reduce dan Recycle (TPS3R), dan bank sampah," jelasnya.
Danau Toba menghadapi masalah lingkungan serius dengan 381,8 hektare permukaannya tertutup eceng gondok, yang mencakup 23 kecamatan di tiga kabupaten. AQUA melakukan inisiatif pengumpulan sampah plastik dan eceng gondok. Limbah eceng gondok diolah di Bank Eceng Gondok menjadi kerajinan tangan, pupuk organik, pakan ternak, dan bahan baku biogas.
AQUA juga aktif mengedukasi masyarakat melalui gerakan #BijakBerplastik sejak 2018, yang fokus pada pengumpulan sampah, edukasi, dan inovasi kemasan. Dampak dari gerakan #BijakBerplastik juga dirasakan oleh para perempuan dan kelompok difabel di sekitar Danau Toba. Di Bank Sampah Tarhilala, misalnya, sebagian besar pekerjanya adalah ibu rumah tangga yang kini mendapatkan penghasilan tambahan dari kegiatan pengelolaan sampah. Dalam beberapa tahun terakhir, lebih dari 1.000 warga, termasuk pelajar, telah terlibat dalam program edukasi lingkungan ini.
Dengan berbagai inisiatif seperti unit bisnis daur ulang, bank sampah, serta fasilitas pengolahan sampah terpadu, AQUA terus berupaya mengurangi dampak lingkungan yang dihasilkan dari konsumsi produk air minum kemasan di seluruh destinasi wisata prioritas Indonesia.
Kampanye '100% Murni, 100% Petualangan Indonesia' bertujuan untuk mempromosikan destinasi wisata lokal dan mengajak wisatawan menjaga kebersihan di tempat-tempat wisata prioritas seperti Labuan Bajo, Mandalika, Wakatobi, dan Danau Toba.
Dua belas pemenang beruntung, bersama tiga teman masing-masing, mendapat kesempatan bepergian gratis ke salah satu destinasi wisata dan berpartisipasi dalam kegiatan beach clean-up dengan komunitas lokal, termasuk Pandawara Group. Inisiatif ini diharapkan menginspirasi wisatawan dan masyarakat untuk berkontribusi dalam memulihkan alam.
Sebagai informasi, AQUA telah beroperasi selama lebih dari lima dekade dengan komitmen untuk memberikan kontribusi positif bagi masyarakat dan lingkungan. Hingga tahun 2024, AQUA telah memperkerjakan lebih dari 12.000 pekerja di Indonesia dan mengelola 20 pabrik yang tersebar di seluruh Indonesia.
(anl/ega)