8 Fakta Tragis Mahasiswa UKI Tewas Dikeroyok di Kampus

1 week ago 7
Jakarta -

Kabar duka kembali hadir di dunia pendidikan Indonesia. Seorang mahasiswa Universitas Kristen Indonesia (UKI) bernama Kenzha Walewangko (22) tewas dikeroyok di lingkungan kampus.

Korban disebut tewas di parkiran motor kampus pada Selasa (4/3) sekitar pukul 20.00 WIB. Polisi turun tangan melakukan penyelidikan.

"Sedang dalam penyelidikan dan pendalaman alat bukti," kata Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Nicolas Ary Lilipaly saat dihubungi, Kamis (6/3/2025).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

detikcom merangkum fakta-fakta yang telah terungkap dalam tewasnya Kenzha. Simak berikut ini:

1. UKI Serahkan ke Polisi

Pihak kampus UKI buka suara terkait kejadian yang menewaskan mahasiswanya itu. UKI menyampaikan kasus tersebut dalam penyelidikan pihak berwajib.

"Saat ini, peristiwa ini tengah dalam proses investigasi oleh pihak berwenang," tulis pernyataan resmi UKI melalui IG Story @uki_1953, dilihat detikcom, Kamis (6/3).

Pihak UKI pun meminta agar seluruh pihak dapat menghormati proses investigasi yang sedang dilakukan pihak kepolisian. Mereka juga meminta agar tidak ada informasi yang disebarkan tanpa adanya konfirmasi dari pihak kampus.

"UKI berkomitmen untuk bekerja sama dengan pihak berwenang dalam mencari kejelasan atas peristiwa ini. Segala informasi resmi akan kami sampaikan melalui kanal komunikasi UKI," tulisnya.

UKI juga menyampaikan belasungkawa atas meninggalnya mahasiswanya tersebut. UKI menyatakan kehilangan atas meninggalnya korban.

"Kami menyampaikan belasungkawa yang mendalam kepada keluarga, teman, dan seluruh civitas akademika UKI. Kami turut berduka atas kehilangan ini," tutupnya.

2. Pesta Miras Sebelum Korban Dikeroyok

The back of the graduates are walking to attend the graduation ceremony at the university,Concept of Successful Education in Hight School,Congratulated Degree Foto: Ilustrasi (Getty Images/iStockphoto/nirat)

Polisi menyelidiki kematian Kenzha Walewangko yang diduga tewas usai dikeroyok di lingkungan kampus UKI, Cawang, Jakarta Timur. Polisi mengungkap ada momen pesta minuman keras (miras) sebelum korban tewas dikeroyok.

"Menurut keterangan saksi 4 atas nama EFW bahwa pada hari Selasa, 4 Maret 2025, awalnya sekitar pukul 16.30 WIB meminum minuman beralkohol jenis arak Bali bersama dengan ketiga-temannya yaitu A dan H," jelas Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi dalam keterangannya kepada wartawan, Kamis (6/2/2025).

Sekitar pukul 17.00 WIB, saksi inisial EFW kemudian pergi hendak membeli miras. Di jalan menuju keluar kampus, saksi EFW bertemu dengan korban.

"Kemudian (saksi) bertemu dengan korban di pintu keluar kampus UKI dan korban bertanya kepada saksi EFW 'mau ke mana?' Kemudian saksi menjawab 'mau beli arak Bali'," paparnya.

Korban dan EFW kemudian pergi membeli minuman ke sebuah toko di Sutoyo, Cawang. Setelah itu, mereka kembali ke dalam kampus.

"Setelah membeli minuman tersebut, antara saksi dan korban minum bersama dengan A, H, K, J, S dan R di taman perpustakaan kampus UKI," urainya.

3. Momen Cekcok Mulut

Sekitar pukul 18.00 WIB, korban terlibat cekcok mulut. Tidak diketahui apa penyebab percekcokan tersebut.

"Setelah itu suasana kembali mereda, saksi, korban beserta temannya kembali minum bersama," ujarnya.

Berselang 1,5 jam kemudian korban kembali terlibat percekcokan. Pihak sekuriti kampus saat itu sempat melerai.

"Kemudian saksi 4 (EFW) memapah korban ke arah pintu keluar dan pada saat di pintu keluar saksi EFW tinggal, karena mengira korban akan mengambil sepeda motornya untuk pulang," katanya.

Saat EFW kembali ke arah saung, ternyata korban tidak mengarah ke sepeda motor miliknya. Melainkan mengarah ke pagar sambil berteriak dan mengoyak-oyak pagar sampai akhirnya korban terjatuh bersama dengan pagar ke arah depan.

"Kemudian korban diangkat oleh seseorang yang tidak dikenal oleh saksi EFS, dengan kondisi muka dan hidung yang mengeluarkan darah yang kemudian dibawa ke IGD RS UKI Cawang Jakarta Timur," tuturnya.

Korban sempat dirawat di rumah sakit. Namun, nyawanya tidak tertolong. Polres Metro Jakarta Timur telah mendatangi dan melakukan pengecekan TKP. Saat ini kasus tersebut masih diselidiki polisi.

4. 18 Saksi Diperiksa

Kapolres Metro Polres Jaktim Kombes Nicolas Ary Lilipaly (Fawdi/detikcom). Foto: Kapolres Metro Polres Jaktim Kombes Nicolas Ary Lilipaly (Fawdi/detikcom).

Polisi kini telah memeriksa 18 saksi terkait kasus tersebut. Para saksi terdiri dari mahasiswa dan perwakilan kampus.

"Pasti saksi-saksi yang terkait anak-anak mahasiswa yang diperiksa sebanyak 13 mahasiswa dan 5 orang dari pihak UKI, 1 orang sebagai pelapor itu dari otoritas kampus, dan 4 orang selaku sekuriti yang bertugas pada saat itu," ujar Kapolres Jakarta Timur Kombes Nicolas Ary Lilipaly dalam jumpa pers UKI, Jakarta Timur, Jumat (7/3/2025).

Polisi juga telah mengamankan sejumlah barang bukti dari lokasi. Beberapa barang bukti misalnya rekaman CCTV hingga botol minuman.

"Kami juga sudah mengumpulkan barang bukti berupa bekas botol minuman, patahan pagar, juga batu," jelas dia.

Selain itu, polisi telah melakukan olah TKP. Kini mereka sedang bekerja sama dengan laboratorium forensik melakukan proses autopsi korban.

"Kita juga sudah melakukan autopsi, verifikasi luka luar juga sudah, dan yang terakhir kita sedang melakukan pemeriksaan organ dalam terkait di laboratorium forensik," ungkapnya.

5. Isi CCTV di Lokasi

Nicolas kemudian menjelaskan rekaman CCTV menunjukkan korban sempat cekcok dengan seseorang. Ada juga rekaman yang memperlihatkan tempat mereka melakukan pesta miras.

"Jadi CCTV di sekitar area TKP pertama. bukan TKP yang tempat jatuhnya yang diduga korban jatuh yang di dekat got dan pagar itu, itu yang tidak terpantau. CCTV yang TKP yang mereka minum-minum ada, sedikit cekcok mulut sedikit keributan sampai satpam datang itu terlihat," jelasnya.

"Juga terlihat bahwa yang bersangkutan diantar keluar pagar itu juga terlihat, berapa orang yang mengantar korban keluar pagar untuk menyuruh korban pulang juga terlihat, dan untuk saat kejadian itu yang kita masih analisis," sambung dia.

Sayangnya tidak ada rekaman CCTV pada momen pengeroyokan hingga korban masuk ke saluran air dekat gerbang. Di sekitar gerbang itu tidak ada CCTV yang terpasang.

6. Luka di Kepala Korban

Rektor Universitas Kristen Indonesia (UKI) Dhaniswara K. Harjono Foto: Rektor Universitas Kristen Indonesia (UKI) Dhaniswara K Harjono (Taufiq Syarifudin/detikcom)

Polisi masih menyelidiki penyebab kematian Kenzha Walewangko yang diduga dikeroyok di lingkungan kampus di Cawang, Jakarta Timur. Polisi menyebut terdapat luka terbuka di kepala korban.

"Kan sudah beredar itu, kan di bagian kepala ada (luka)," ujar Kapolres Jakarta Timur Kombes Ary Lilipaly.

Meski begitu, Nicolas belum dapat menerangkan hasil penyelidikan secara utuh saat ini. Namun dia membenarkan ada beberapa foto beredar yang memperlihatkan luka korban.

"Untuk hasil akhirnya, itu kan nanti ahli yang menjelaskan sebenarnya, bukan penyidik, Harusnya ahli yang menjelaskan. Tapi dari foto-foto yang beredar itu kan kita bisa melihat ya, ada organ salah satu organnya yang terluka. Nah, itu yang kita harus analisis, terlukanya itu karena apa," jelasnya.

7. Rektor UKI Buka Suara

Rektor Universitas Kristen Indonesia (UKI) Dhaniswara K Harjono buka suara terkait insiden pengeroyokan maut mahasiswa pada malam hari di kampusnya. Dia menyebutkan korban meninggal pada waktu yang masih diperbolehkan beraktivitas di kampus.

"Di kami UKI itu dinyatakan tertutup, mahasiswa harus keluar semua termasuk dosen juga pada pukul 21.00 WIB, dan pada waktu itu sekitar baru jam 20.00 WIB, karena saya aja ditelepon 20.58 WIB. Jadi memang masih dalam waktu yang masih diperbolehkan ada mahasiswa di dalam," kata Dhaniswara dalam jumpa pers di Kampus UKI, Jakarta Timur, Jumat (7/3/2024).

Dhaniswara mengatakan, saat menerima kabar buruk itu, dia langsung melaporkan ke pihak polisi. Sebab, insiden tersebut sudah masuk ke ranah pidana.

"Jadi tidak kita menunda lagi karena memang ada satu kejadian yang mengakibatkan hilangnya nyawa orang lain, dalam hal ini mahasiswa kita sendiri," ucapnya.

Dhaniswara juga merespons kabar ada pesta miras di UK. Dia menyebutkan pesta miras di kampusnya dilarang, tapi saat itu tidak terpantau.

"Terbukti memang Pak Kapolres tadi bilang ada botol (miras) ya. Tapi pada saat itu memang tidak terpantau sebelumnya, kalau terpantau pasti disuruh keluar, disuruh pulang, dan karena itu memang area yang bebas daripada (miras), tidak diperbolehkan," kata Dhaniswara.

8. Rektor UKI Evaluasi Sekuriti Kampus

Dhaniswara K Harjono mengaku akan mengevaluasi petugas keamanan atau sekuriti kampus buntut insiden pengeroyokan maut mahasiswa dan pesta miras di kampus. Pengeroyokan di kampus UKI membuat mahasiswa bernama Kenzha Walewangko (22) tewas.

"Kemungkinan sekuritinya juga akan kita evaluasi, kita lihat. Tapi kita tidak mau lompat dulu kan hasil evaluasinya kita belum tahu," kata Dhaniswara.

Dhaniswara menegaskan siapa pun yang terlibat dalam kasus tersebut akan mendapat sanksi. Terlebih, menurut dia, kasus pengeroyokan maut ini sedang ditangani polisi.

"Kita lagi mengevaluasi. Siapa-siapa saja pihak yang terlibat tentunya ada sanksi. Sanksi yang harus kita berikan, baik kepada mahasiswanya itu sendiri maupun juga mungkin dari sekuritinya kita juga akan evaluasi. Kita akan lihat," ucapnya.

(ygs/fas)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu


Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial