4 Konglomerat yang Kaya Raya Berkat Jualan Es Teh

1 month ago 27

Jakarta -

Bisnis berjualan es teh kian menjamur di masyarakat baik yang berjualan secara mandiri maupun bergabung dengan waralaba. Saking 'manisnya' peluang usaha berjualan es teh ini, bahkan pengusaha berhasil menjadi konglomerat.

Namun tidak semua konglomerat ini mulai berjualan es teh sebagai produk unggulan mereka sedari awal. Sebab ada beberapa pengusaha yang kemudian ikut merambah pasar es teh Indonesia setelah sukses membangun bisnisnya terlebih dahulu. Namun tetap saja produk es teh mereka terbukti menjadi salah satu lini penjualan perusahaan yang membuatnya semakin sukses dan tajir.

Dirangkum detikcom, berikut daftar konglomerat yang kaya raya berkat jualan es teh.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. keluarga Sosrodjojo - Sinar Sosro

Melansir dari situs resmi Sinar Sosro, Kamis (5/12/2024), keluarga Sosrodjojo memulai usahanya di kota Slawi, Jawa Tengah dengan memproduksi dan memasarkan teh seduh dengan merek Teh Cap Botol sekitar tahun 1950an. Namun pada tahun 1960, Soegiharto Sosrodjojo dan saudara-saudaranya hijrah ke Jakarta untuk mengembangkan usaha tersebut dan membuat teh seduh itu dikenal di Jakarta.

Untuk menjadi sukses, Keluarga Sosrodjojo saat itu bahkan tak segan mendatangi pusat-pusat keramaian termasuk pasar-pasar tradisional untuk menjajakan teh seduhnya. Mereka memasak dan menyeduh teh langsung di tempat, meskipun saat itu strategi yang dipakai kurang berhasil.

Keluarga Sosrodjojo lalu mengubah strategi pemasaran mereka sampai beberapa kali hingga pada 1969, muncul gagasan untuk menjual teh siap minum atau ready to drink tea dalam kemasan botol dengan nama Tehbotol Sosro. Nama tersebut diambil dari nama teh seduh mereka yang pertama yakni Teh Cap Botol dan nama keluarga pendiri yakni Sosrodjojo.

Tak hanya nama yang berubah, desain dari merek teh seduh mereka pun berkali-kali mengalami perubahan. Desain versi pertama muncul tahun 1969, lalu di tahun 1972 berubah lagi, dan di tahun 1974 menjadi versi ketiga yang bertahan sampai sekarang.

Di luar itu, saat ini keluarga konglomerat itu juga sudah merambah ke bisnis waralaba alias franchise bisnis es teh manis sejak 2007 lalu. Usaha waralaba ini dilakukan melalui merek Es Teh Poci, dengan jumlah mitra sudah mencapai lebih dari 8.000 dan menjual lebih dari 30.000.000 cup per bulan.

Dalam situs resmi Es Teh Poci, waralaba ini menawarkan berbagai paket jualan mulai dari modal Rp 7 juta sampai Rp 19,98 juta. Dengan modal sebesar itu masyarakat bisa membuka gerai es teh-nya sendiri dengan peralatan lengkap hingga bahan bakunya.

2. Jogi Hendra Atmadja - Mayora

Jogi Hendra Atmadja merupakan pengusaha di balik suksesnya Mayora, perusahaan yang banyak bergerak di bidang produk makanan dan minuman. Usahanya ini memiliki produk minuman serupa es teh dengan merek Teh Pucuk Harum.

Merek es teh Mayora ini tercatat sudah meluncur dan dikenal publik sejak 2011 lalu. Dalam situs resmi perusahaan tertulis Teh Pucuk Harum ini dibuat dengan daun teh yang berada di pucuk dan diolah menggunakan teknologi AST (Advanced Sterilizing Technology).

Namun sebelum sukses dengan produk es teh tersebut, Mayora sudah lebih dulu dikenal sebagai produsen biskuit ternama RI. Selain itu perusahaan ini juga memiliki produk ternama lainnya seperti kopiko hingga Le Minerale.

dalam catatan detikcom, kesuksesan konglomerat ini bermula dari saat Jogi bersama Darmawan Kurnia dan Raden Soedigdo, Jogi mendirikan PT Mayora Indonesia pada 17 Februari 1977 di Jakarta dengan mengoperasikan pabrik pertama di Tangerang, Banten.

Awalnya, biskuit kelapa Roma menjadi jagoan perusahaan. Rasanya yang gurih dan manis menjadi pilihan untuk menjadi teman minum teh. Kemudian, pada era 1980-an, perusahaan meluncurkan permen kopi pertama di Indonesia, Kopiko, yang langsung mencuri hati konsumen.

Setelah itu, perusahaan melahirkan merek-merek populer, seperti Beng-beng, Astor, Choki-choki, hingga Torabika. Produk Mayora tak hanya dijual di Indonesia tetapi juga merambah 90 negara. Tiap kali meluncurkan produk baru, perusahaan selalu menyematkan slogan 'Satu Lagi dari Mayora'.

Saat ini, Jogi masih menjabat sebagai Komisaris Utama Mayora. Bisnis tersebut ia wariskan kepada ketiga anaknya yang duduk di kursi direksi Andra Sukrendra Atmadja, Hendarta Atmadja, dan Wardhana Atmadja.

3. Chandra Djojonegoro - Orang Tua Group

Chandra Djojonegoro merupakan salah satu pendiri Orang Tua Group, perusahaan yang juga banyak bergerak di bidang produk makanan dan minuman. Usahanya ini memiliki produk minuman serupa es teh dengan merek Teh Gelas.

Dalam catatan detikcom, Orang Tua Group merupakan salah satu perusahaan konglomerasi ternama di Indonesia yang berada di bawah kepemilikan Keluarga Djojonegoro. Sebelum sebesar sekarang, Orang Tua pada awalnya dirintis oleh dua bersaudara yakni Chandra Djojonegoro dan Chu Sok Sam pada 1948 lalu.

OT memulai perjalanannya di Indonesia melalui produk minuman kesehatan tradisional, anggur kolesom. Saat itu, penerimaan masyarakat terhadap produk ini sangat baik dan semakin meluas. Oleh karena itu, setelah memiliki pabrik pertama di Semarang, OT membangun pabrik keduanya di Jakarta.

Barulah pada 1984, seiring perkembangan kebutuhan konsumen akan produk sehari-hari, OT memutuskan untuk masuk ke bisnis consumer goods dengan berinvestasi pada pembangunan berbagai fasilitas produksi serta unit usaha baru. Pasta dan sikat gigi dengan merek FORMULA menjadi produk pertama yang diproduksi.

Singkat cerita, bisnis Orang Tua Group terus berkembang dengan pesat. Untuk itu, di tahun ini pula ORANG TUA memutuskan untuk melakukan perubahan logo. Adapun hingga kini perusahaan terus mengalami perkembangan dan perluasan bisnis.

Termasuk kemudian bagaimana perusahaan konglomerat itu mulai memproduksi minuman es teh dalam kemasan dengan merek Teh Gelas pada 2007 lalu. Kala itu perusahaan hanya memproduksi produk es teh dalam kemasan cup.

Kemudian pada 2013 Teh Gelas meluncurkan produk dalam kemasan karton, dan pada 2014 perusahaan kembali meluncurkan produk es teh mereka dalam kemasan botol dan terus mengembangkan merek Teh Gelas hingga saat ini.

4. Darmo Putro - GarudaFood

GarudaFood merupakan salah satu grup konglomerat yang memproduksi minuman es teh dalam kemasan dengan merek dagang Mountea. Namun sedikit berbeda dengan produk es teh milik konglomerat lainnya, produk Mountea yang dipasarkannya hanya memiliki kemasan gelas.

Selain itu Mountea dari GarudaFood ini juga hanya mengeluarkan lini produk es teh dengan campuran rasa buah. Semisal jambu, apel merah, apel hijau, maupun blackcurrant.

Sementara itu dalam situs resmi perusahaan, disampaikan bahwa perusahaan konglomerat ini bermula dari 1958 lalu saat Darmo Putro mendirikan PT Tudung di Pati, Jawa Tengah. Kala itu perusahaan hanya berfokus pada produk tepung tapioka.

Baru setelahnya pada 1990 PT Tudung Putra Jaya menjajaki bisnis konsumen dengan menggunakan merek Garuda untuk produk kacang kulitnya. Hingga akhirnya pada 2004 perseroan meluncurkan produk es teh Mountea.

(fdl/fdl)

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial