Wapres AS Tuduh Denmark Tak Jaga Greenland dari Rusia-China

3 days ago 18

Pituffik -

Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) JD Vance menuduh Denmark tidak melakukan pekerjaan yang baik dalam menjaga Greenland tetap aman. Dia mengatakan AS akan lebih melindungi Greenland, wilayah semi-otonom Denmark, yang ingin diambil alih oleh Presiden AS Donald Trump.

Dilansir Reuters, Sabtu (29/3/2025), selama kunjungan ke pangkalan militer AS di Pituffik di utara pulau Arktik, Vance mengatakan AS tidak memiliki rencana segera untuk memperluas kehadiran militernya di darat. Dia mengatakan AS akan berinvestasi dalam sumber daya termasuk kapal angkatan laut tambahan.

Dia juga berjanji untuk menghormati kedaulatan Greenland tetapi juga menyarankan wilayah itu melihat manfaat bermitra dengan AS. Dia mengatakan Denmark belum mencurahkan sumber daya yang diperlukan untuk menjaga Greenland.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Denmark belum mengimbangi dan mencurahkan sumber daya yang diperlukan untuk menjaga pangkalan ini, untuk menjaga pasukan kita, dan menurut pandangan saya, untuk menjaga orang-orang Greenland aman dari banyak serangan yang sangat agresif dari Rusia, dari China, dan negara-negara lain," kata Vance.

Namun, dia tidak memberikan rincian tentang dugaan serangan tersebut. Trump sering mengatakan bahwa AS memiliki keharusan keamanan untuk memperoleh pulau tersebut, yang telah dikuasai oleh Denmark sejak 1721.

Serangan tajam Vance terhadap Denmark, sekutu lama AS dan anggota NATO, memberikan contoh lain tentang rendahnya perhatian yang diberikan pemerintahan Trump terhadap aliansi tradisional AS. Vance juga tidak menahan diri dalam menyampaikan pesannya.

Dia memberi kuliah kepada pejabat Eropa tentang kebebasan berbicara dan migrasi ilegal di benua tersebut selama perjalanan ke luar negeri bulan lalu dan kemudian menuduh Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy tidak menunjukkan rasa terima kasih yang cukup kepada Trump selama pertemuan yang kontroversial di Gedung Putih. Di Greenland, Vance mengatakan Rusia, China, dan negara-negara lain memiliki 'minat yang luar biasa' pada jalur Arktik, rute angkatan laut, dan mineral di wilayah tersebut.

Dia mengatakan AS akan menginvestasikan lebih banyak sumber daya, termasuk kapal angkatan laut dan kapal pemecah es militer yang akan memiliki kehadiran yang lebih besar di negara tersebut. Ketika penduduk Greenland menyatakan kekhawatiran yang mendalam tentang kunjungan tersebut, Vance berjanji bahwa penduduk Greenland akan memiliki 'penentuan nasib sendiri' dan AS akan menghormati kedaulatannya.

"Saya pikir mereka pada akhirnya akan bermitra dengan Amerika Serikat. Kita dapat membuat mereka jauh lebih aman. Kita dapat melakukan lebih banyak perlindungan. Dan saya pikir mereka juga akan jauh lebih baik secara ekonomi," ujarnya.

Dalam kunjungannya, Vance juga menyapa anggota angkatan bersenjata AS dan berterima kasih atas pengabdian mereka di pangkalan terpencil yang terletak 1.200 Km di utara Lingkaran Arktik. Suhu luar ruangan di Pituffik minus 19 C.

Istri Vance, Usha, penasihat keamanan nasional Mike Waltz, dan Menteri Energi Chris Wright menemaninya dalam perjalanan tersebut. Berdasarkan ketentuan perjanjian tahun 1951, AS berhak mengunjungi pangkalannya kapan pun diinginkan asalkan memberi tahu Greenland dan Kopenhagen.

Pituffik terletak di sepanjang rute terpendek dari Eropa ke Amerika Utara dan sangat penting bagi sistem peringatan rudal balistik AS. Pulau tersebut, yang ibu kotanya lebih dekat ke New York daripada ke ibu kota Denmark, Kopenhagen, memiliki kekayaan mineral, minyak, dan gas alam, tetapi pembangunannya lambat dan sektor pertambangan hanya menerima investasi AS yang sangat terbatas.

Perusahaan pertambangan yang beroperasi di Greenland sebagian besar adalah Australia, Kanada, atau Inggris. Seorang pejabat Gedung Putih mengatakan Greenland memiliki persediaan mineral tanah jarang yang cukup yang akan menjadi sumber daya bagi perekonomian AS generasi mendatang.

Pernyataannya disampaikan hanya beberapa jam setelah koalisi pemerintah baru yang bertujuan untuk menjaga hubungan dengan Denmark untuk saat ini dipresentasikan di ibu kota Greenland, Nuuk. Perdana menteri baru Greenland, Jens-Frederik Nielsen, mengatakan kunjungan AS menandakan 'kurangnya rasa hormat' sementara para pemimpin Denmark menyatakan komitmen mereka terhadap Greenland.

"Selama bertahun-tahun kami telah berdiri berdampingan dengan Amerika dalam situasi yang sangat sulit. Oleh karena itu, deskripsi Wakil Presiden tentang Denmark tidak adil," kata Perdana Menteri Denmark, Mette Frederiksen, dalam sebuah pernyataan kepada kantor berita Denmark Ritzau.

Menteri Luar Negeri Denmark Lars Lokke Rasmussen juga mengkritik Vance. Rasmussen mengatakan bahwa AS saat ini memiliki pangkalan dengan 200 tentara, sementara selama Perang Dingin Amerika memiliki 17 instalasi militer di Greenland dengan 10.000 tentara.

Saat kunjungan Vance sedang berlangsung, Trump mengatakan kepada wartawan di Gedung Putih bahwa AS membutuhkan Greenland untuk memastikan 'perdamaian seluruh dunia'.

"Kita membutuhkan Greenland, yang terpenting, untuk keamanan internasional. Kita harus memiliki Greenland. Ini bukan pertanyaan, apakah menurut Anda kita bisa hidup tanpanya? Kita tidak bisa," kata Trump.

Trump mengatakan bahwa jalur perairan Greenland memiliki 'kapal-kapal China dan Rusia di mana-mana'. Dia mengatakan AS tidak akan bergantung pada Denmark atau siapa pun untuk menangani situasi tersebut.

(haf/imk)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial