Santri Penunggang Kuda dari Kanzul Ulum Padang

1 day ago 12

Santri melatih kudanya membawa bendi untuk persiapan menyambut lebaran di kandang kuda Pondok Pesantren Kanzul Ulum, Pasie Nan Tigo, Padang, Sumatera Barat

Usai waktu subuh, para santri tadarusan di masjid. Ketika matahari mulai terlihat, sebagian santri berada di kandang. Dari sana ringkik kuda terdengar samar, satu per satu santri mengeluarkan kuda ke gelanggang. Mereka membawa kuda-kuda tersebut berlari, ada pula yang ditunggangi. Kemudian diberi makan dan dimandikan selayaknya apa yang dilakukan di peternakan kuda.

Santri melatih kudanya membawa bendi untuk persiapan menyambut lebaran di kandang kuda Pondok Pesantren Kanzul Ulum, Pasie Nan Tigo, Padang, Sumatera Barat

Kegiatan tersebut menjadi rutinitas para santri pengurus kuda setiap pagi di Pondok Pesantren Kanzul Ulum, Pasie Nan Tigo Padang, Sumatera Barat. Di pesantren itu, para santri tidak hanya belajar Al Quran dan hadis, tetapi juga berkuda. Mereka juga dilibatkan dalam kegiatan berbasis agro dan enterpreneur.

Santri melatih kudanya membawa bendi untuk persiapan menyambut lebaran di kandang kuda Pondok Pesantren Kanzul Ulum, Pasie Nan Tigo, Padang, Sumatera Barat

Pimpinan Pondok Pesantren Kanzul Ulum Padang, Buya Muhammad Subhan mengatakan, Unit Usaha berkuda itu awalnya dibuka hanya untuk melatih santri dalam berkuda, dengan memulai memelihara sepasang kuda. Dengan berkuda dapat melatih mental santri supaya mereka tangguh, tidak cengeng, menjadi patriot, dan siap dalam keadaan apapun dan di mana pun berada serta siap untuk berkorban.

Santri melatih kudanya membawa bendi untuk persiapan menyambut lebaran di kandang kuda Pondok Pesantren Kanzul Ulum, Pasie Nan Tigo, Padang, Sumatera Barat

Pengembangan unit usaha berkuda itu meliputi jasa wisata berkuda yang dibuka setiap akhir pekan di Pantai Pasia Jambak Padang. Para santri membawa satu hingga dua ekor kuda ke pantai wisata yang terdekat dengan pondok pesantren.

Santri melatih kudanya membawa bendi untuk persiapan menyambut lebaran di kandang kuda Pondok Pesantren Kanzul Ulum, Pasie Nan Tigo, Padang, Sumatera Barat

Bagi wisatawan yang ingin menunggangi kuda dikenai tarif Rp 40 ribu per orang, sedangkan yang ingin berfoto dengan kuda membayar Rp 10 ribu per orang. Jika ramai, dalam sehari santri dapat mengumpulkan hingga Rp 500 ribu.

Santri melatih kudanya membawa bendi untuk persiapan menyambut lebaran di kandang kuda Pondok Pesantren Kanzul Ulum, Pasie Nan Tigo, Padang, Sumatera Barat

Selain itu, pengurus pondok melakukan pengembangan usaha dengan membuka pelatihan privat berkuda bagi umum. Tarif yang diberlakukan Rp 2 juta untuk 10 kali pertemuan dan kini sudah memiliki 4 anggota yang sudah lulus.

Santri melatih kudanya membawa bendi untuk persiapan menyambut lebaran di kandang kuda Pondok Pesantren Kanzul Ulum, Pasie Nan Tigo, Padang, Sumatera Barat

Pengembangan usaha selanjutnya yakni beternak kuda dengan dimulai dari sepasang kuda, kini pesantren itu sudah memiliki 9 ekor kuda. Anak-anak kuda yang sudah lepas susu sudah bisa dijual. Namun pesantren belum bisa membiarkan induk-induk kuda melahirkan banyak anak karena sarana dan lahan masih terbatas.

Santri melatih kudanya membawa bendi untuk persiapan menyambut lebaran di kandang kuda Pondok Pesantren Kanzul Ulum, Pasie Nan Tigo, Padang, Sumatera Barat

Selain kuda lokal, di pesantren ini juga terdapat anak hasil kawin silang kuda lokal dan kuda eropa dengan jenis crossbreed. Satu ekor anak kuda berusia 6 bulan dapat dijual Rp 35 juta, sementara yang sudah dewasa dapat mencapai Rp 65 juta.

Santri melatih kudanya membawa bendi untuk persiapan menyambut lebaran di kandang kuda Pondok Pesantren Kanzul Ulum, Pasie Nan Tigo, Padang, Sumatera Barat

Dari unit usaha itu, membuat para santri tidak asing dengan kuda. Mereka terbiasa merawat dan mengendarai kuda. Menurut Buya Muhammad Subhan, biasanya ada anak nakal, jika kita kenalkan dengan berkuda, nanti sifatnya akan kembali ke fitrahnya. Santri lulusan Kanzul Ulum untuk kelas tahfiz ditargetkan dapat menjadi hafal Al Quran, sedangkan kelas alim menjadi ulama yang siap berdakwah di tengah masyarakat.

Santri melatih kudanya membawa bendi untuk persiapan menyambut lebaran di kandang kuda Pondok Pesantren Kanzul Ulum, Pasie Nan Tigo, Padang, Sumatera Barat

Hasil dari unit usaha tersebut dimanfaatkan untuk pembangunan pondok pesantren yang awalnya sangat sederhana dan dimulai dari nol. Bangunan pondok awal mulanya adalah bekas kandang kambing yang kemudian direhabilitasi menjadi kamar bagi santri pada 2014 dan kini bangunan berdiri di atas lahan 1.800 meter untuk putra dan 1.000 meter untuk pondok putri.

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial