AS Tutup Skandal Wartawan Masuk Group Chat Rencana Serang Houthi

1 day ago 12

Washington DC -

Kantor Presiden Amerika Serikat (AS) atau Gedung Putih menyatakan tak akan mengusut kontroversi kesalahan berbagi rencana perang pada aplikasi pesan komersial Signal atau dijuluki 'Signalgate'. Gedung putih menyatakan kasus itu telah ditutup.

Dilansir Al-Jazeera, Selasa (1/4/2025), Juru bicara Gedung Putih Karoline Leavitt mengatakan langkah-langkah telah diambil untuk memastikan peristiwa yang sama, di mana wartawan The Atlantic bernama Jeffrey Goldberg mengetahui obrolan grup tentang rencana serangan AS terhadap Houthi Yaman, tidak terulang lagi di masa mendatang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, dia tidak menjelaskan lebih lanjut tentang langkah-langkah tersebut. Leavitt mengatakan AS bergerak maju yang menunjukkan keinginan Trump mengakhiri spekulasi Penasihat Keamanan Nasional Mike Waltz yang mengundang jurnalis tersebut ke grup obrolan dan Menteri Pertahanan Pete Hegseth yang berbagi informasi sensitif akan dihukum.

Anggota parlemen dari Partai Demokrat, Madeleine Dean, telah menuduh Partai Republik menunjukkan kelemahan pemikiran dengan mengalihkan perhatian dari kesalahan 'Signalgate'.

"Kesalahan penanganan rencana militer sensitif oleh Pemerintahan Trump merupakan kegagalan yang mengejutkan. Partai Republik telah berubah menjadi apa-tentang-isme. Sudah waktunya untuk akuntabilitas. Sudah waktunya untuk jawaban," tulisnya dalam sebuah unggahan media sosial.

Ketika Gedung Putih berusaha menutup babak yang memalukan itu, Presiden AS Donald Trump memperbarui ancamannya kepada Houthi. Trump berjanji untuk semakin keras memukul Houthi.

Para pemimpin Houthi telah membantah klaim AS bahwa kemampuan mereka telah menurun akibat serangan. Houthi mengatakan serangan itu hanya berhasil membunuh warga sipil dan pejabat administratif.

"Pilihan bagi Houthi jelas: Berhenti menembaki kapal-kapal AS dan kami akan berhenti menembaki Anda. Jika tidak, kita baru saja memulai, dan penderitaan yang sesungguhnya belum datang, baik bagi Houthi maupun sponsor mereka di Iran," kata Trump dalam sebuah unggahan media sosial.

Sebelumnya, seorang wartawan mengetahui rencana serangan AS terhadap Houthi di Yaman usai tak sengaja dimasukkan ke dalam grup chat. Dilansir Al Arabiya, kejadian itu bermula ketika wartawan bernama Goldberg tak sengaja dimasukkan ke dalam grup chat berisikan pejabat tinggi dan paling senior AS yang tergabung dalam tim keamanan nasional Presiden Donald Trump.

Goldberg kemudian mempublikasikan artikel yang menampilkan tangkapan layar percakapan para pejabat AS dalam grup chat tersebut. Percakapan itu telah berlangsung selama beberapa minggu.

Goldberg menyebut dirinya dimasukkan ke dalam grup chat Signal pada 13 Maret oleh Penasihat Keamanan Nasional AS Mike Waltz. Grup chat, yang disebut Goldberg diberi nama 'Houthi PC small group' itu fokus membahas koordinasi tindakan terkait Houthi.

Pesan pertama dari Waltz dalam grup chat itu, menurut Goldberg, berbunyi: "Tim -- membentuk kelompok prinsip untuk koordinasi soal Houthi, khususnya selama 72 jam ke depan. Wakil saya, Alex Wong, sedang menyusun tim harimau di tingkat deputi/kepala staf lembaga setelah pertemuan di Sit Room pagi ini untuk item tindakan dan akan mengirimkannya nanti malam."

Secara keseluruhan, menurut Goldberg, ada 18 pejabat senior AS dalam grup chat tersebut, termasuk Wakil Presiden JD Vance, Menteri Luar Negeri Marco Rubio, Menteri Pertahanan Pete Hegseth, Utusan Khusus Trump untuk Timur Tengah Steve Witkoff, dan Direktur Badan Intelijen Pusat AS (CIA) John Ratcliffe.

Salah satu topik utama yang dibahas dalam grup chat itu, berdasarkan artikel Goldberg, adalah operasi militer yang akan dilakukan, dengan Hegseth mendesak para pejabat AS dalam grup chat itu untuk bergerak maju tanpa penundaan.

Pada 15 Maret, hari dimulainya serangan udara AS terhadap Houthi, Goldberg menyebut Hegseth membagikan rincian operasional serangan itu. Informasi itu termasuk tentang target, senjata, dan urutan serangan yang dilancarkan.

Simak juga Video: Trump Teken Perintah yang Lemahkan Media VOA

(haf/imk)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial